Surat Al-Mutaffifin adalah surat ke-83 yang terdiri dari 36 ayat. Surat Mutaffifin diturunkan di Mekkah, dan termasuk surah Makkiyah. Arti dari Al-Mutaffifin ialah orang-orang yang curang, terutama dalam melakukan jual beli.
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, An-Nasa-i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia menceritakan bahwa setelah Nabi SAW sampai di Madinah, mereka (penduduk di sana) adalah orang yang paling buruk dalam hal timbangan, sehingga Allah SWT menurunkan surat ini.
Setelah surat ini turun, mereka pun memperbaiki timbangannya. Kecurangan yang dimaksud di sini adalah kecurangan dalam timbangan dan takaran, baik dengan menambah jika minta timbangan dari orang lain, maupun mengurangi jika memberikan timbangan kepada mereka. Oleh karena itu, Allah SWT menafsirkan Al-Mutaffifin sebagai orang-orang yang Dia janjikan dengan kerugian dan kebinasaan, yaitu al-wail (kecelakaan besar),
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan Surat Al-Mutaffifin: Arab, Latin, dan Terjemahan
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
1. Wailul lil-muṭaffifīn
Artinya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ
2. Allażīna iżaktālụ 'alan-nāsi yastaufụn
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
3. Wa iżā kālụhum aw wazanụhum yukhsirụn
Artinya: Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
أَلَا يَظُنُّ أُو۟لَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ
4. Alā yaẓunnu ulā`ika annahum mab'ụṡụn
Artinya: Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
لِيَوْمٍ عَظِيمٍ
5. Liyaumin 'aẓīm
Artinya: Pada suatu hari yang besar,
يَوْمَ يَقُومُ ٱلنَّاسُ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
6. Yauma yaqụmun-nāsu lirabbil-'ālamīn
Artinya: (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلْفُجَّارِ لَفِى سِجِّينٍ
7. Kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn
Artinya: Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا سِجِّينٌ
8. Wa mā adrāka mā sijjīn
Artinya: Tahukah kamu apakah sijjin itu?
كِتَٰبٌ مَّرْقُومٌ
9. Kitābum marqụm
Artinya: (Ialah) kitab yang bertulis.
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
10. Wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn
Artinya: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,
ٱلَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ
11. Allażīna yukażżibụna biyaumid-dīn
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.
وَمَا يُكَذِّبُ بِهِۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
12. Wa mā yukażżibu bihī illā kullu mu'tadin aṡīm
Artinya: Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,
إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايَٰتُنَا قَالَ أَسَٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ
13. Iżā tutlā 'alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn
Artinya: Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu"
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
14. Kallā bal rāna 'alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn
Artinya: Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
كَلَّآ إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ
15. Kallā innahum 'ar rabbihim yauma`iżil lamaḥjụbụn
Artinya: Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.
ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا۟ ٱلْجَحِيمِ
16. Summa innahum laṣālul-jaḥīm
Artinya: Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.
ثُمَّ يُقَالُ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ
17. Summa yuqālu hāżallażī kuntum bihī tukażżibụn
Artinya: Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan".
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلْأَبْرَارِ لَفِى عِلِّيِّينَ
18. Kallā inna kitābal-abrāri lafī 'illiyyīn
Artinya: Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا عِلِّيُّونَ
19. Wa mā adrāka mā 'illiyyụn
Artinya: Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu?
كِتَٰبٌ مَّرْقُومٌ
20. Kitābum marqụm
Artinya: (Yaitu) kitab yang bertulis,
يَشْهَدُهُ ٱلْمُقَرَّبُونَ
21. Yasy-haduhul-muqarrabụn
Artinya: Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).
إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ
22. Innal-abrāra lafī na'īm
Artinya: Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga),
عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ
23. 'alal-arā`iki yanẓurụn
Artinya: Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
تَعْرِفُ فِى وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ ٱلنَّعِيمِ
24. Ta'rifu fī wujụhihim naḍratan na'īm
Artinya: Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.
يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ
25. Yusqauna mir raḥīqim makhtụm
Artinya: Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),
خِتَٰمُهُۥ مِسْكٌ ۚ وَفِى ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ ٱلْمُتَنَٰفِسُونَ
26. Khitāmuhụ misk, wa fī żālika falyatanāfasil-mutanāfisụn
Artinya: Laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
وَمِزَاجُهُۥ مِن تَسْنِيمٍ
27. Wa mizājuhụ min tasnīm
Artinya: Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا ٱلْمُقَرَّبُونَ
28. 'ainay yasyrabu bihal-muqarrabụn
Artinya: (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
إِنَّ ٱلَّذِينَ أَجْرَمُوا۟ كَانُوا۟ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يَضْحَكُونَ
29. Innallażīna ajramụ kānụ minallażīna āmanụ yaḍ-ḥakụn
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.
وَإِذَا مَرُّوا۟ بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ
30. Wa iżā marrụ bihim yatagāmazụn
Artinya: Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
وَإِذَا ٱنقَلَبُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمُ ٱنقَلَبُوا۟ فَكِهِينَ
31. Wa iżangqalabū ilā ahlihimungqalabụ fakihīn
Artinya: Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.
وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَضَآلُّونَ
32. Wa iżā ra`auhum qālū inna hā`ulā`i laḍāllụn
Artinya: Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat",
وَمَآ أُرْسِلُوا۟ عَلَيْهِمْ حَٰفِظِينَ
33. Wa mā ursilụ 'alaihim ḥāfiẓīn
Artinya: Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.
فَٱلْيَوْمَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنَ ٱلْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ
34. Fal-yaumallażīna āmanụ minal-kuffāri yaḍ-ḥakụn
Artinya: Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,
عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ
35. 'alal-arā`iki yanẓurụn
Artinya: Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
هَلْ ثُوِّبَ ٱلْكُفَّارُ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
36. Hal ṡuwwibal-kuffāru mā kānụ yaf'alụn
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
Kandungan surat Al-Mutaffifin
Merangkum buku Al-Qur'an dan Hadits Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 karya Abdul Wadud, dalam surat ini, Allah SWT menjelaskan salah satu jenis perbuatan melewati batas, yaitu berlaku curang dalam menakar dan menimbang. Kemudian Allah SWT menjelaskan pula j enis perbuatan dosa yang lain, yaitu ingkar kepada hari kiamat. Allah SWT akan membalas keingkaran mereka serta mencela perbuatan mereka.
Allah SWT mengkhususkan ancaman-Nya kepada mereka yang berlaku curang dalam menakar dan menimbang. Hal ini tidak terbatas hanya untuk dua jenis barang yang ditimbang atau ditakar dapat dipersamakan dengan barang-barang lain yang menggunakan ukuran, baik dalam bentuk benda padat atau cair, panjang atau pendek.
Keuntungan yang diperoleh dari hasil kecurangan akan berakibat besar bagi pelakunya, meskipun saat di dunia akibat besar itu tidak dirasakan, kecurangan itu akan dalam buku catatan khusus yang terpisah, yang memuat perbuatan-perbuatan jahat dan durhaka. Buku catatan ini disebut sijjin.
Sebagaimana kecurangan dalam hal takaran dan timbangan, hukum yang sama juga diberlakukan pada hal-hal lain.
Pada saat manusia telah dibangkitkan dan memasuki yaumul jaza (hari pembalasan), maka setiap orang jahat dan pendurhaka dapat merasakan kecelakaan. Termasuk di dalamnya adalah para pendusta agama, yang meragukan tentang adanya hari pembalasan.
Pada ayat 14 surat Al-Mutaffifin terdapat kata "raana" yang oleh Prof Dr Hamka diberi arti penutup, artinya apabila seseorang berbuat suatu dosa, mulailah ada suatu bintik hitam mengenai hatinya. Seperti dijelaskan dalam hadits Nabi SAW dari Abu Hurairah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya seorang mukmin bila berbuat dosa, terjadilah suatu titik hitam pada hatinya. Maka jika dia lambat, dan mencabut diri dari dosa itu dan segera memohon ampun kepada Allah SWT, hapuslah titik hitam itu. Tetapi jika bertambah dosanya, bertambah pula titik itu."
Tertutupnya pintu hati karena terhalang oleh bintik-bintik hitam yang telah memenuhi permukaan hati, menyebabkan tertutup pula wajah saat berhadapan dengan Allah SWT. Setelah itu disebutkan, "Sesungguhnya mereka akan bergelimang di neraka dan neraka adalah ujung atau akibat daripada jalan yang mereka gariskan sendiri".
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!