Tidak terasa tahun 2024 telah memasuki bulan kesembilan Masehi, yakni September. Ada tanggal merah bulan September yang ditetapkan sebagai hari libur nasional yakni peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Merujuk SKB 3 Menteri No 236/2024,1/2024, dan 2/2024 mengatur perubahan SKB Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, sepanjang 2024 pemerintah telah menetapkan 27 hari libur nasional serta cuti bersama. Hari libur tersebut terdiri dari 17 hari libur nasional dan 10 hari cuti bersama.
Tanggal Merah Bulan September 2024
Berdasarkan SKB yang disepakati Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tersebut, hari libur nasional atau tanggal merah bulan September 2024 hanya jatuh pada satu hari. Tepatnya pada Senin, 16 September.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 16 September ini bertepatan dengan perayaan besar dalam agama Islam, yaitu peringatan maulid Nabi Muhammad SAW atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Meski ditetapkan sebagai hari libur nasional, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tidak disertai dengan cuti bersama. Berikut jadwal hari libur nasional selengkapnya.
Daftar Hari Libur Nasional Sepanjang 2024
Berikut hari libur menurut SKB Cuti Bersama dan Libur Nasional 2024 mulai awal hingga akhir tahun:
- Senin, 1 Januari 2024: Tahun Baru 2024 Masehi
- Kamis, 8 Februari 2024: Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah
- Sabtu, 10 Februari 2024: Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili
- Senin, 11 Maret 2024: Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946
- Jum'at, 29 Maret 2024: Wafatnya Yesus Kristus
- Minggu, 31 Maret 2024: Hari Paskah
- Rabu-Kamis, 10-11 April 2024: Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah
- Rabu, 1 Mei 2024: Hari Buruh Internasional
- Kamis, 9 Mei 2024: Kenaikan Yesus Kristus
- Kamis, 23 Mei 2024: Hari Raya Waisak 2568 BE
- Sabtu, 1 Juni 2024: Hari Lahir Pancasila
- Senin, 17 Juni 2024: Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah
- Minggu, 7 Juli 2024: Tahun Baru Islam 1446 Hijriah
- Sabtu, 17 Agustus 2024: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
- Senin, 16 September 2024: Maulid Nabi Muhammad SAW
- Rabu, 25 Desember 2024: Hari Raya Natal
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Merangkum buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM. Waskito, perayaan maulid Nabi dalam sejarah Islam sudah berlangsung lama sejak ribuan tahun lalu. Setidaknya ada tiga teori tentang asal muasal perayaan maulid Nabi.
Pertama, perayaan maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Dinasti Ubaid (Fatimiyah) di Mesir yang berhaluan Syiah Islamiyyah (Rafidhah). Dinasti ini berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 Hijriah.
Mula-mula dirayakan diera kepemimpinan Abu Tamim yang bergelar Al-Mu'iz li Dinillah. Perayaan Maulid Nabi oleh Dinasti Ubaid hanya salah satu bentuk perayaan saja, selain itu mereka juga merayakan perayaan hari Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, Maulid Fathimah, dan lainnya.
Kedua, perayaan Maulid Nabi di kalangan ahlussunnah pertama kali diadakan oleh Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri, gubernur Irbil di wilayah Irak pada tahun 549-630 Hijriah. Dikisahkan, saat perayaan maulid Nabi diadakan, Muzhaffar Kukabri mengundang para ulama, ahli tasawuf, cendekiawan, dan seluruh rakyatnya. Beliau menjamu mereka semua dengan makanan, memberikan hadiah, bersedekah kepada fakir-miskin, dan lainnya.
Ketiga, perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada 567-622 Hijriah, penguasa Dinasti Ayyub. Tujuan beliau untuk meningkatkan semangat jihad kaum muslimin dalam rangka menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yerusalem dari tangan Kerajaan Salibis.
Bagaimana Awal Mula Maulid Nabi di Indonesia?
Merangkum buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya'ban oleh Dra. Udji Aisyah, M.Si., dalam sejarah penyebaran agama Islam di nusantara, peringatan maulid Nabi atau Mauludan dilakukan wali songo pada 1404 Masehi/808 Hijriah. Tujuannya sebagai sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucap syahadat sebagai pertanda memeluk Islam.
Itulah sebabnya perayaan maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, atau menurut lidah orang Jawa disebut Sekaten.
Pada masa Kesultanan Mataram pada 1582 Masehi, perayaan maulid Nabi dikenal dengan sebutan Grebeg Maulud. Para pembesar kerajaan bersama sultan keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan maulid Nabi, dilengkapi dengan berbagai sarana upacara seperti nasi gunungan dan lain-lain.
Hingga sekarang, peringatan maulid Nabi dijadikan sebagai sarana dakwah kepada masyarakat agar mencintai Rasulullah SAW serta meneladani perilakunya. Orang yang mencintai beliau, niscaya akan berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti sunnahnya.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi