Surah An Nisa Ayat 59 Arab, Latin dan Artinya

Surah An Nisa Ayat 59 Arab, Latin dan Artinya

Diky Darmanto - detikHikmah
Kamis, 22 Agu 2024 15:32 WIB
Ilustrasi baca al-quran
Ilustrasi Al-Qur'an surah An Nisa ayat 59. Foto: Getty Images/Alihan Usullu
Jakarta -

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an untuk menaati-Nya, Nabi Muhammad SAW, dan para pemegang kekuasaan. Hal ini tertuang dalam surah An Nisa ayat 59.

Surah An Nisa adalah surah ke-4 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surah ini terdiri berjumlah 176 ayat.

Surah An Nisa Ayat 59 Arab, Latin dan Terjemahannya

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ ٥٩

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab-latin: Ya ayyuhalladzîna âmanû athî'ullâha wa athî'ur-rasûla wa ulil-amri mingkum, fa in tanâza'tum fî syai'in fa ruddûhu ilallâhi war-rasûli ing kuntum tu'minûna billâhi wal-yaumil-âkhir, dzâlika khairuw wa aḫsanu ta'wîlâ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat)."

ADVERTISEMENT

Tafsir Surah An Nisa Ayat 59

Menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, surah An Nisa merupakan perintah Allah SWT kepada hambanya agar senantiasa taat kepada-Nya, Rasul, dan ulil amri.

Ayat ini secara umum meminta umat Islam untuk taat dan tunduk terhadap peraturan. Peraturan yang dimaksud adalah peraturan tertinggi dari Allah SWT yang diturunkan-Nya kepada manusia melalui kitab suci.

Kedua, ayat ini memerintahkan umat Islam untuk mentaati para rasul masing-masing, karena rasul merupakan perwakilan Allah SWT di bumi. Taat kepada mereka sama saja dengan mentaati aturan Allah SWT.

Selanjutnya, diperintahkan utnuk taat kepada ulil amri-minkum, misalnya atasan di tempat kerja, para pemimpin dan pejabat yang tegas.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir yang ditahqiq Dr. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh dan diterjemahkan M. Abdul Ghoffar EM dkk. Taat kepada Ulil Amri mesti dilakukan selama mereka tidak memerintahkan keburukan-keburukan pada diri sendiri atau orang lain.

Sebagaimana hadits dari Abu Dawud meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيْمَا أَحَبَّ وَ كَرِهَ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِذَا أُمِرَبمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ

Artinya: "Dengar dan taat adalah kewajiban seorang muslim, suka atau tidak suka, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintahkan berbuat maksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat." (HR Abu Dawud, al-Bukhari dan Muslim dari hadits Yahya al-Qaththan)




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads