3 Asas dalam Hukum Islam, Apa Saja?

3 Asas dalam Hukum Islam, Apa Saja?

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 16 Agu 2024 12:30 WIB
Islamic decoration background with mosque cartoon style, copy space text, ramadan kareem, mawlid, iftar, isra miraj, eid al fitr adha, muharram, 3D illustration.
Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja
Jakarta -

Hukum Islam merupakan perintah dari Allah SWT yang harus ditaati dan dijalankan oleh seluruh umat Islam. Agar kehidupan manusia lebih aman, tertib dan selamat dunia akhirat.

Dalam Islam, setiap aktivitas manusia diatur berdasarkan syari'at Allah SWT yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Salah satu yang harus diketahui dan dipahami dari hukum Islam adalah asas-asasnya. Dengan mengetahui asas-asasnya, akan dipahami tujuan dan maksud syari'at dari sebuah perintah ataupun larangan dalam hukum Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menukil buku Hukum Islam dalam Sistem Hukum di Indonesia karya Achamd Irwan Hamzani, kata asas berasal dari bahasa Arab asasun yang artinya dasar, basis, fondasi. Pengertian asas dalam bahasa Indonesia adalah dasar, alas, atau pondamen, kebenaran yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat.

Apabila asas dihubungkan dengan hukum berarti kebenaran yang digunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan berpendapat dalam pelaksanaan dan penegakan hukum. Asas dalam sebuah hukum umumnya berfungsi sebagai rujukan untuk mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum.

ADVERTISEMENT

Asas-Asas Hukum Islam

Asas hukum Islam digali dari sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur'an, hadis/sunnah, dan hasil ijtihad orang yang memenuhi syarat. Menukil dari Buku Ajar Pengantar Hukum Islam oleh Dr. Rohidin, S.H., M.Ag., secara umum asas hukum Islam ada tiga yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan, berikut penjelasan lengkapnya:

1. Asas Keadilan

Tuntutan agar seorang Muslim harus berlaku adil sangat banyak dijumpai dalam Al-Qur'an. Berlaku adil adalah upaya seseorang dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Hukum Islam menjadikan asas keadilan sebagai prinsip umum yang harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan beragama. Demikian pentingnya, asas keadil disebutkan sebanyak lebih dari seribu kali di dalam Al-Qur'an.

Berlaku adil salah satunya dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 135:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْاۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadilah penegak keadilan dan saksi karena Allah, meskipun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu untuk menyimpang dari kebenaran. Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat di atas, bahwa hendaknya selalu berlaku adil dalam menegakkan hukum tanpa harus memihak kepada siapapun kecuali kebenaran. Karena asas keadilan menjadi titik tolak dalam penegakan aturan hukum Islam.

2. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum adalah asas yang sama pentingnya dengan asas keadilan. Mengingat bahwa dengan adanya jaminan kepastian hukum, hak-hak manusia menjadi terlindungi dan tidak terlanggar.

Sebagaimana secara gamblang dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 15:

مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا

Artinya: Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk keselamatan dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat, maka sesungguhnya kerugian itu bagi dirinya sendiri. Seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul.

Asas kepastian hukum memastikan bahwa hukum tidak boleh berlaku surut. Sehingga Allah dalam hal ini menegaskan memaafkan apapun yang terjadi di masa lampau, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Maidah ayat 95:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh hewan buruan ketika kamu sedang dalam keadaan ihram (haji atau umrah). Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka wajib baginya menggantinya dengan hewan ternak yang setara nilai dan ukurannya menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu, sebagai hadyu yang harus dibawa sampai ke Ka'bah, atau memberi kafarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang diberikan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah mengampuni perbuatan yang telah lewat. Barangsiapa kembali melakukan perbuatan tersebut, maka pasti Allah akan menyiksanya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Memiliki kekuasaan untuk membalas.

3. Asas Kemanfaatan

Asas Kemanfaatan menggiring asas keadilan dan asas kepastian. Asas kemanfaatan mensyaratkan dalam pelaksanaan hukuman, harus dipertimbangkan kemanfaatan bagi individu dan masyarakat.

Misalnya disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 14:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰىۗ اَلْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْاُنْثٰى بِالْاُنْثٰىۗ فَمَنْ عُفِيَ لَهٗ مِنْ اَخِيْهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ ۢ بِالْمَعْرُوْفِ وَاَدَاۤءٌ اِلَيْهِ بِاِحْسَانٍۗ ذٰلِكَ تَخْفِيْفٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى بَعْدَ ذٰلِكَ فَلَهٗ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, dan perempuan dengan perempuan. Siapa yang diberi maaf oleh saudaranya, hendaklah mengikutinya dengan cara yang patut dan menunaikan kepadanya dengan cara yang baik. Hal ini adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa yang melanggar batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads