Surah Al Kahfi ayat 1 berisi tentang pujian kepada Allah SWT. Banyak keistimewaan yang terkandung dalam surah ini.
Al Kahfi sendiri merupakan surah ke-18 dalam mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 110 ayat. Surah Al Kahfi diturunkan di Makkah sehingga tergolong sebagai surah Makkiyah.
Menukil dari buku Teka Teki Surat Al Kahfi yang disusun Fathurrahman, arti dari kata Al Kahfi adalah gua. Dalam surah Al Kahfi dikisahkan tentang Ashabul Kahfi yang merupakan penghuni gua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan Surah Al Kahfi Ayat 1
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ
Arab latin: al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya."
Tafsir Surah Al Kahfi Ayat 1
Menurut Tafsir Al-Azhar susunan Buya Hamka, dalam surah Al Kahfi ayat 1 setidaknya ada tiga hal yang dibicarakan. Pertama Allah, kedua hamba, dan ketiga Al-Qur'an.
Buya Hamka menjelaskan, manusia telah diberikan petunjuk oleh Allah SWT melalui Al-Qur'an dengan perantara Rasulullah SAW yang Dia utus. Tanpa Al-Qur'an maka hidup manusia akan sesat, begitu pula jika tidak ada Nabi Muhammad SAW yang datang dan mengajarkan kaum muslimin.
"Dan kalau tidak ada Rasul Allah yang membawanya dan mengajarkan, tidaklah berfaedah kedatangan kitab tadi," tulis Buya Hamka menafsirkan surah Al Kahfi ayat 1.
Karenanya, dalam ayat ini ditegaskan bahwa bukan kitab suci tersebut yang pantas menerima pujian melainkan Allah SWT sebagai pengirim kitab. Bukan pula rasul yang diutus karena dia hanya hamba Allah SWT.
Selayaknya seorang hamba, maka Rasulullah SAW diperintah untuk mematuhi apa yang Allah SWT perintahkan. Ia tidak melebihi dan tidak pula mengurangi dari apa yang diperintah Allah SWT.
Adapun, terkait pembukaan surah Al Kahfi ayat 1 dikatakan bahwa Allah SWT memuji diri-Nya karena memang Dia terpuji. Kedatangan Rasulullah SAW dan kitab suci Al-Qur'an adalah nikmat yang sebesar-besarnya dilimpahkan kepada makhluk Allah SWT.
"Ini pun menjadi i'tibar dan perbandingan pula bagi kita, bahwa yang patut menerima segala pujian, bagaimana pun bentuknya, hanyalah Allah," lanjut Buya Hamka.
Sementara itu, dalam Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI) dikatakan bahwa surah Al Kahfi ayat 1 menyampaikan kewajaran Allah SWT menyandang pujian dengan mengingatkan tentang keharusan memuji dan menaati perintahnya. Segala puji hanya tertuju pada Allah SWT yang menurunkan Al-Qur'an dan mengutus Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an diturunkan sebagai pembimbing yang sempurna, tidak kurang dan tidak lebih. Ini bertujuan agar manusia mengingat siksa bagi mereka yang enggan percaya dan memberi kabar gembira bagi mukmin yang imannya kokoh.
Pada penghujung surah Al Kahfi ayat 1 disebutkan bahwa isi kitab yang diturunkan kepada hamba-Nya tidak ada yang menyimpang dari jalan kebenaran. Isinya tegas dan jitu serta dapat dipertanggung jawabkan menurut pertimbangan akal yang sehat dan budi yang bersih.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana