Muharram yang merupakan bulan pertama dalam penanggalan Islam, menjadi momen istimewa bagi kaum muslim. Tak hanya menandakan pergantian tahun, Muharram juga diwarnai dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan di bulan ini adalah puasa Muharram. Mengutip buku Fiqih Kontroversi Jilid 2 karya H.M Anshary, puasa yang dianjurkan itu adalah puasa Tasua dan Asyura.
Puasa Tasua dikerjakan pada 9 Muharram sedangkan puasa Asyura dikerjakan pada 10 Muharram. Salah satu keutamaannya adalah dapat menghapus dosa masalalu selama setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalil Puasa Muharram
Dijelaskan dalam Majalah Aula Edisi Juli 2024: Istiqamahkan Ngaji oleh KH Nurul Huda Djazuli, dalil puasa Muharram dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
أَفْضَلُ الصَّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَريضَةِ صَلَاةُ اللَّيْل
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim dalam Shahih-nya bab Fadhlu Shaum Al-Muharram).
Dalil Puasa Asyura 1
Puasa pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram, memiliki keutamaan khusus. Dirangkum dari arsip detikcom dan buku Panduan Lengkap Puasa Wajib dan Sunnah karya Muhammad Ghazali, berikut ini adalah beberapa dalil puasa Asyura:
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura'. Lalu Rasul bertanya 'Ada kegiatan apa ini?' Para sahabat menjawab 'Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.' Rasul lalu mengatakan 'Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian'. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya." (HR Bukhari)
Dalil Puasa Asyura 2
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ
Artinya: Dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharam ('Asyura') sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka'bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata'ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang mau shaum hari 'Asyura' laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah!" (HR Bukhari)
Dalil Puasa Asyura 3
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيَامٍ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةً. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA: Sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim)
Dalil Puasa Tasua
Dijelaskan dalam buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar, untuk menyelisihi kaum Yahudi yang juga berpuasa pada hari Asyura, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk juga berpuasa pada hari Tasua tanggal 9 Muharram.
Berikut ini adalah dasar pengambilan hukum kesunahan yang diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas RA:
ولَئِن بَقيتُ إِلَى قَابِل لَأَصُومَنُ التَّاسِعَ
Artinya: "Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram." (HR Muslim)
Dalil Puasa Tasua 2
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا : حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Abdullah bin Abbas radliallahu 'anhuma berkata saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari 'Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada tahun depan insyaallah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat (HR Muslim)
Dalil Puasa Tasua 3
خَالِفُوا الْيَهُودَ وَصُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ وَ يَوْمًا بَعْدَهُ
Artinya: "Selisihilah orang-orang Yahudi, puasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharam." (Riwayat ini terdapat dalam kitab Zaadul Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. Statusnya sahih, tetapi diriwayatkan secara mauquf).
Jadwal Puasa Muharram
Mengacu pada kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 M / 1446 H yang dikeluarkan Kemenag, 1 Muharram jatuh pada 7 Juli 2024. Berikut rincian jadwal puasa di bulan Muharram yang dapat dilaksanakan oleh umat Islam:
- Puasa 1-8 Muharram: 7-14 Juli 2024
- Puasa Tasua (9 Muharram): 15 Juli 2024
- Puasa Asyura (10 Muharram): 16 Juli 2024
- Puasa 11 Muharram: 17 Juli 2024
- Puasa Ayyamul Bidh: 19-21 Juli 2024
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026