Masjid Bir Ali adalah tempat miqot atau memulai ihram bagi jemaah haji atau umroh dari Madinah atau yang melalui Madinah. Jarak tempuh untuk sampai ke Masjid Bir Ali dari kota Madinah sekitar 11 km.
Masjid Bir Ali merupakan lokasi miqot terbesar kedua setelah Masjid Miqat Qarnul Manazil di As Saylul Al Kabir. Luas Masjid Bir Ali mencapai 6.000 meter persegi.
Sejarah Masjid Bir Ali
Secara harfiah, Bir Ali artinya sumur-sumur Ali. Menurut buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul oleh Ahmad Hawassy, nama ini diberikan sebab berkaitan dengan peristiwa saat Ali bin Abi Thalib menggali begitu banyak sumur di masjid ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa Rasulullah, di lokasi ini terdapat sebuah pohon jenis akasia tempat Rasulullah berteduh ketika miqot. Barulah pada masa Umar bin Abdul Aziz (87-93) masjid bir ali dibangun.
Masjid ini kemudian direnovasi pada masa dinasti Abbasiah, kemudian direnovasi lagi pada dinasti Utsmaniyah pada masa pemerintahan Sultan Mehmed IV (1058-1099H). Saat itu, masjid masih sangat kecil dan terbuat dari batu. Belum ada jemaah haji atau umrah yang singgah ke masjid ini.
Kemudian, perluasan dan peningkatan fasilitas masjid dilakukan pada masa kekuasaan Raja Fahd bin Abdul Aziz. Beliau memerintahkan renovasi dan perluasan masjid.
Selanjutnya, sebab banyaknya jumlah jemaah haji dan umroh, masjid yang disebut juga sebagai Masjid Miqot Dhul Hulaifah ini diperluas beberapa kali lipat dan diberikan fasilitas yang diperlukan. Menurut laman Kemenag, luas masjid kini mencapai 6.000 meter persegi dalam selungkup berbentuk persegi seluas 36.000 meter persegi yang bisa menampung hingga 5.000 jemaah.
Arsitektur Masjid Bir Ali
Masjid Bir Ali dibangun dengan denah segi empat yang menyerupai sebuah benteng pertahanan. Bangunan utamanya ada di tengah dan dikelilingi koridor-koridor panjang dengan hiasan arcade kemerahan di sisi dalamnya.
Sementara, tembok luar bangnannya mayoritas berwarna krem. Dari area parkir, jemaah akan melalui gerbang tinggi besar yang memiliki dua menara di atasnya.
Bangunan utama masjid juga dilengkapi dengan area terbuka dan taman-taman hijau yang begitu teduh, Pada bagian tengah masjid terdapat inner courtyard atau pelataran tengah.
Uniknya, pelataran tengah ini dilengkapi dengan satu pancuran air di bawah bangunan kecil berkubah dan dikelilingi taman hijau. Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur Islam dengan pengaruh Mamluk dan Bizantium.
Bangunan seperti benteng yang mengelilingi masjid sebenarnya merupakan fasilitas pendukung masjid. Mulai dari ratusan unit toilet, kamar mandi, tempat wudhu, kios-kios pedagang, klinik kesehatan, loker penitipan barang, kantor petugas keamanan, kantor pengelola, dan fasilitas lainnya.
Itulah informasi mengenai sejarah bir ali beserta arsitekturnya yang unik. Semoga artikel ini dapat memperluas pengetahuanmu ya.
(row/row)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026