Sosok Imam Nawawi: Mutiara Ilmu dan Teladan Umat dalam Kezuhudan

Sosok Imam Nawawi: Mutiara Ilmu dan Teladan Umat dalam Kezuhudan

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 18 Mei 2024 08:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Imam Nawawi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Di antara samudra ilmuwan Islam yang menerangi peradaban, nama Imam Nawawi senantiasa berkilau bagaikan permata. Beliau seorang ulama besar mazhab Syafi'i yang telah meninggalkan warisan ilmu yang tak ternilai yang terus dikaji dan diamalkan hingga hari ini.

Lahir di Nawa, dekat Damaskus, pada tahun 631 H, Imam Nawawi mendedikasikan hidupnya untuk menimba dan menyebarkan ilmu. Karya-karyanya mengenai agama Islam menjadi rujukan utama bagi umat Islam di seluruh dunia, bahkan hingga saat ini.

Beliau juga senantiasa menekankan pentingnya akhlak mulia dan kezuhudan dalam menjalani kehidupan. Keteladanannya dalam mengamalkan ilmu menjadikannya panutan bagi para pengikutnya dan umat Islam secara umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biografi Singkat Imam Nawawi

Dikutip dari buku Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4 oleh Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali, nama lengkap Imam Nawawi adalah Yahya bin Syaraf bin Murry bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum'ah bin Hizam.

Imam an-Nawawi dilahirkan pada pertengahan bulan Muharram. Ada juga yang menyatakan di sepuluh pertama bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah daerah di bumi Hauran, bagian dari wilayah Damaskus.

ADVERTISEMENT

Para ulama yang menulis tentang biografinya telah bersepakat bahwa Imam Nawawi sebagai Imam dalam kezuhudan, teladan dalam hal ketaatan, dan panutan yang menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar, serta dalam memberikan nasihat kepada para penguasa.

Imam An-Nawawi juga dipanggil Abu Zakariya, padahal ia tidak punya anak yang bernama Zakariya. Sebab, beliau belum sempat menikah. Ia termasuk ke dalam salah satu ulama yang membujang hingga akhir hayatnya. Imam Nawawi wafat pada 24 Rajab 676 H.

Pertumbuhan dan Proses Belajarnya

Kembali mengutip buku Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4 oleh Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali, beliau diasuh dan didik oleh ayahnya dengan gigih. Sang ayah menyuruhnya untuk menuntut ilmu sejak dini hingga Imam Nawawi berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an ketika mendekati usia baligh.

Setelah melihat lingkungan di Nawa yang kurang kondusif untuk belajar, ayahnya membawa Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada 649 H. Pada saat itu, usianya telah menginjak 19 tahun dan akhirnya tinggal di sebuah lembaga pendidikan Rawahiyah.

Di sana, ia memulai perjalanan menuntut ilmu. Beliau tidak pernah berhenti menuntut ilmu dan memberikan hampir seluruh waktunya untuk menuntut ilmu.

Akhirnya Imam an-Nawawi berhasil menghafal kitab at-Tanbiih dii Furuu 'isy-Syafi'iyah, karya Abu Ishaq asy-Syairazi dalam waktu kurang lebih empat bulan setengah. Ia juga berhasil menghafal seperempat kitab al-Muhadzdzab fil Furuu' pada tahun yang sama.

Setiap hari, Imam an-Nawawi membaca 12 pelajaran dalam bentuk syarah dan komentar. Ia selalu memberikan komentar tentang segala hal yang berkaitan dengannya, baik itu menjelaskan bahasa yang sulit dimengerti, mengurai ungkapan yang tidak jelas, maupun memberikan penjelasan dan harakat kata-kata yang asing.

Satu yang tak kalah penting, Allah SWT telah memberi berkah kepadanya dalam pemanfaatan waktu. Sehingga ia berhasil menjadikan apa yang telah disimpulkannya sebagai suatu karya dan menjadikan karyanya sebagai hasil maksimal dari apa yang telah disimpulkannya.

Karya Imam Nawawi

Dilansir dari buku Biografi Imam Nawawi & Terjemah Muqaddimah Mahalli oleh Abi Fakhrur Razi, Imam Nawawi menyusun sekitar 50 kitab dalam usianya yang singkat dan waktunya yang sedikit. Demikianlah Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada beliau. Di antara kitab-kitabnya yang berpengaruh adalah:

  1. Syarah Muslim
  2. Riyadhus Shalihin
  3. Al-Adzkar
  4. Arbain
  5. Tibyan
  6. Tarkihs fil Ikram wal Qiyam
  7. Al-Irsyad fi ulumul hadits
  8. Tahzib Al-asma wa lughat
  9. Raudtut Thalibin
  10. Minhaj
  11. Majmu'
  12. Al-Fatwa
  13. Alldhah di manasik Hajj
  14. Bustanul 'Arifin
  15. Manaqib As-syafi'i



(hnh/kri)

Hide Ads