Tanda Kiamat Munculnya Makhluk Melata, Seperti Apa Bentuknya?

Tanda Kiamat Munculnya Makhluk Melata, Seperti Apa Bentuknya?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Jumat, 10 Mei 2024 06:00 WIB
Ilustrasi kiamat
Ilustrasi hari kiamat (Foto: Getty Images/iStockphoto/mppriv)
Jakarta - Tanda-tanda kiamat tersemat dalam sejumlah hadits dan ayat Al-Qur'an. Salah satu tandanya adalah kemunculan makhluk melata dari bumi.

Dalam sebuah riwayat, hewan melata itu dikatakan muncul menemui manusia pada waktu dhuha. Abu Daud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang kiamat) adalah terbitnya matahari dari barat dan munculnya makhluk melata menemui manusia pada waktu dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak lama sesudah itu yang lainnya pun segera terjadi." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Apa Itu Makhluk Melata yang Muncul sebagai Tanda Kiamat?

Allah SWT berfirman dalam surah An Naml ayat 82,

وَإِذَا وَقَعَ ٱلْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَآبَّةً مِّنَ ٱلْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ ٱلنَّاسَ كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا لَا يُوقِنُونَ

Artinya: "Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis makhluk melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat kami."

Menukil buku Ad-Dabbah: Misteri Mutan Akhir Zaman susunan Brilly El-Rasheed, hewan melata itu disebut dabbah. Istilah dabbah berasal dari bahasa Arab yang diartikan binatang atau monster. Kata dabbah bersanding dengan kata Al-Ardh yang artinya bumi. Sebab itu, dabbah Al-Ardh artinya binatang buas atau monster yang berasal dari bumi.

Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir az Zaman (Mukhtashar Nihayah al Bidayah) terjemahan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan, menafsirkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Daud dan Ibnu Majah. Dikatakan, pertanda yang tidak lumrah berlawanan dengan kebiasaan yang dialami manusia kala ini.

Pertanda tersebut adalah makhluk melata yang dapat berbicara dengan manusia. Makhluk melata atau dabbah itu memberi tanda siapa-siapa saja yang kafir dan mukmin.

Ciri-ciri Makhluk Melata atau Dabbah

Dalam kitab Nihayatul 'Alam karya Muhammad Al-'Areifi yang diterjemahkan Zulfi Askar, ada yang menyebut makhluk melata tersebut adalah unta milik Nabi Saleh AS. Namun, ada juga yang menyebut dabbah merupakan anak dari unta Nabi Saleh AS.

Dikatakan pula makhluk melata itu merupakan binatang dan bukan manusia. Wujudnya sangat besar dan memiliki kaki yang tinggi serta keluar dari dalam tanah, seperti dikutip dari buku Edisi Indonesia: Tanda-Tanda Kiamat tulisan Mahmud Rajab Hamady terjemahan Ibnu Tirmidzi.'

Sementara itu, dalam buku Tanda-Tanda Kiamat oleh Mahir Ahmad Ash-Shufiy terjemahan Tim Love Pustaka, sifat dan karakter dabbah berbeda dengan yang biasa ditemui pada hewan lainnya. Dabbah dikatakan sebagai mukjizat Allah SWT yang besar.

Ibnu Abbas RA menguraikan bahwa ciri khas dabbah adalah rambut dan bulu yang mengandung semua warna dan memiliki empat kaki. Selain itu, dabbah juga dapat berbicara bahasa Arab dengan fasih dan mampu juga berbicara menggunakan bahasa lainnya.

Adapun, Hudzaifah bin Yaman RA menjelaskan ciri dabbah lainnya yaitu bercahaya dan memiliki bulu serta rambut yang tidak akan ditemui oleh siapapun yang mencarinya.

Tempat Kemunculan Makhluk Melata

Menukil dari kitab At-Tadzkirah susunan Imam Syamsuddin Al-Qurthubi yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal, dalam sebuah hadits dikatakan makhluk melata itu muncul di suatu tempat yang bernama Jiyad.

Nabi SAW bersabda, "Seburuk-buruk kampung adalah Jiyad."

"Kenapa, ya Rasulullah?" tanya para sahabat dan beliau menjawab, "Dabbah akan muncul dari kampung itu, lalu berteriak tiga kali, terdengar ke timur dan barat."

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Abdir Rahman Hisyam Yusuf Al-Qadhi Ash-Shan'ani, dari Rabah bin Ubaidullah bin Umar, dari Shuhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW.

Diterangkan oleh Al-Qurthubi, perawi yang bernama Rabah tidak memiliki pengikut namun hadits tersebut juga dikeluarkan oleh Abu Ahmad bin Adi Al-Jurjani rahimahullah.

Terdapat juga hadits lainnya lainnya dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Aban ibnu Saleh, dari 'Abdullah bin Amr RA yang kala itu perna ditanya tentang binatang melata.

Ketika ditanya apa yang dilakukan binatang melata itu setelah muncul, 'Abdullah bin Amr RA menjawab, "Hewan melata itu menghadap ke arah timur, lalu mengeluarkan teriakannya yang dapat menembus semua kawasan timur, dan ia menghadap ke arah Syam, lalu mengeluarkan teriakan yang terdengar sampai ke negeri Syam.

Lalu menghadap ke arah barat dan mengeluarkan suara teriakannya hingga terdengar sampai ke barat, lalu menghadap ke arah negeri Yaman dan mengeluarkan suara teriakannya sampai terdengar ke Yaman. Kemudian di petang hari ia pergi ke Makkah, dan pada keesokan harinya telah berada di Asfan."

Wallahu a'lam.


(aeb/rah)

Hide Ads