Pengertian Takdir Mubram dan 4 Hal yang Ditetapkan Allah SWT

Pengertian Takdir Mubram dan 4 Hal yang Ditetapkan Allah SWT

Diky Darmanto - detikHikmah
Senin, 29 Apr 2024 14:45 WIB
Ilustrasi jenazah
Ajal, salah satu contoh takdir mubram yang tidak bisa diubah. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Islam mengenal namanya takdir yang umumnya terbagi menjadi dua, dapat diubah dan tidak dapat diubah. Takdir yang tidak bisa diubah sering disebut takdir mubram.

Takdir mubram sudah ada jauh sebelum manusia lahir di bumi. Takdir mubram dijelaskan dalam Al-Qur'an surah An-Nisa' ayat 78. Allah SWT berfirman,

اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا ٧٨

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Di mana pun kamu berada, kematian akan mendatangimu, meskipun kamu berada dalam benteng yang kukuh. Jika mereka (orang-orang munafik) memperoleh suatu kebaikan, mereka berkata, "Ini dari sisi Allah" dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka berkata, "Ini dari engkau (Nabi Muhammad)." Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Mengapa orang-orang itu hampir tidak memahami pembicaraan?"

Allah SWT juga berfirman dalam surah Ar-Rum ayat 30,

ADVERTISEMENT

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ ٣٠

Artinya: "Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Pengertian Takdir Mubram

Menurut penjelasan dalam buku Konsep Mayoritas Ahlussunnah wal Jamaah (Edisi 2023) karya Idik Saeful Bahri, takdir mubram adalah takdir yang pasti terjadi, dan tidak dapat disangkal kejadiannya. Takdir ini murni dari ketentuan dan kehendak Allah SWT.

Datangnya takdir mubram dari Allah SWT membuat tidak ada satu pun makhluk yang dapat merubah ketetapan ini. Bahkan bila seluruh makhluk ciptaan-Nya bersatu padu untuk merubah satu dari takdir mubram, takdir tersebut tidak akan dapat berubah kecuali atas izin Allah SWT.

Manfaat beriman kepada takdir mubram adalah bisa memberikan kekuatan bagi diri saat menghadapi ujian-Nya. Misal seseorang mendapatkan ujian tertimpa musibah atau bencana alam, bila dirinya beriman kepada Allah SWT, akan membuatnya tidak mudah menyalahkan keadaan.

Contoh Takdir Mubram

Disebutkan dalam buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR. KH. M. Hamdan Rasyid, berikut contoh takdir mubram.

  • Kelahiran
  • Ajal atau kematian
  • Jenis kelamin
  • Musibah dan bencana alam

Hal-hal yang Telah Ditetapkan Allah SWT

Mengacu sumber yang sama, ada beberapa hal yang telah ditakdirkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Berikut empat di antaranya.

1. Ajal Manusia

Setiap muslim harus meyakini bahwa ajal setiap manusia telah ditentukan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-A'raf ayat 34. Allah SWT berfirman,

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٣٤

Artinya: "Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan."

2. Rezeki

Setiap muslim mesti meyakini bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Sebagai manusia tugasnya hanyalah berusaha, dan hasilnya semua serahkan kepada Allah SWT.

Rezeki datangnya dari Allah SWT. Dalil mengenai hal ini dijelaskan dalam surah Asy-Syura ayat 12.

لَهٗ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۚاِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ١٢

Artinya: "Milik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki dan menyempitkan(nya) bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."

3. Jabatan dan Kekuasaan

Seseorang juga harus meyakini bahwa jabatan yang didapat atas kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, jika memangku jabatan tertentu tidak perlu berlaku sombong.

Allah SWT memberikan kekuasaan pada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Sebagaiman firman-Nya dalam surah Ali-'Imran ayat 26,

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٢٦

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan sesiapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan sesiapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

4. Keimanan dan Kekufuran

Hakikatnya iman dan kufur seseorang telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Maka tidak ada seorang pun yang mampu memberikan hidayah kepada yang lainnya.

Allah SWT mengatur keimanan dan kekufuran hamba-Nya sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-'Ankabut ayat 69,

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ ٦٩

Artinya: "Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (Mencari keridhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan."

Wallahu a'lam.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads