Ada satu tradisi yang sangat melekat pada masyarakat Indonesia ketika merayakan hari raya Idul Fitri. Tradisi ini disebut salam tempel, ada juga menyebut duit raya atau istilah kekinian uang THR Lebaran. Biasanya salam tempel ini suka diberikan untuk anak-anak.
Menurut KBBI Kemdikbud arti salam tempel adalah salam yang disertai uang (Amplop berisi uang), diberikan kepada orang dewasa sudah bekerja untuk anak-anak yang datang memberi selamat hari raya.
Beberapa keluarga memiliki anak-anak yang masih kecil sehingga belum mengerti soal uang. Sehingga banyak orang tua yang harus menyimpan uang THR anaknya. Tapi apakah uang THR anak yang dititipkan ke oarang tua boleh dipakai?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Memakai Uang THR Anak
Hukum orang tua menggunakan uang THR anak pemberian dari orang lain saat Lebaran dijelaskan dalam NU Online, berikut penjelasannya:
Saat seorang anak mendapatkan duit hari raya berupa amplop berisi uang pada saat Idul Fitri, maka menjadi tanggung jawab orang tuanya untuk menjaga dan melindungi harta tersebut.
إذا ÙØ§Ù ÙÙÙØ§ØµØ± Ù Ø§ÙØ ÙØ§Ù ÙÙØ£Øš اÙÙÙØ§ÙØ© عÙ٠٠اÙÙ ØÙØžØ§Ù ÙØ§Ø³ØªØ«Ù Ø§Ø±Ø§Ù ØšØ§ØªÙØ§Ù اÙÙ Ø°Ø§ÙØš Ø§ÙØ£Ø±ØšØ¹Ø©
Artinya, "Jika orang dengan 'keterbatasan' memiliki harta, maka seorang bapak memiliki hak perwalian atas harta anaknya berupa pemeliharaan dan pengembangan berdasarkan kesepakatan ulama empat mazhab," (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr: 1985 M/1405 H], cetakan kedua, juz VII, halaman 749).
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan uang anak mereka secara bijaksana agar dapat berkembang. Namun, minimalnya, orang tua harus memastikan bahwa uang tersebut tidak habis begitu saja.
Maka uang tersebut hanya boleh digunakan oleh orang tua untuk kepentingan yang bermanfaat bagi anak mereka.
Orang tua tidak diperbolehkan menggunakan uang tersebut untuk keperluan pribadi mereka sendiri, atau memakai uang tersebut dalam transaksi, perjanjian yang secara langsung merugikan anak mereka.
Dari arsip detikcom Ustaz Nur Maulana juga menyampaikan hal sebagai berikut:
"Kepada orang tua, jadikanlah ini sebagai amanah dan tanggung jawab dari orang tua ke anak. Kalau ditanya, itu (uang) milik siapa? Tetap miliknya anak. Tapi, kalau bicara titip ke orang tua dengan tujuan apa, kadang kala anak itu berkata, 'Buat Mama saja deh,' berarti aman. Kalau orang tua mau ambil sebenarnya boleh-boleh saja. 'Dirimu dan hartamu milik orang tuamu'," kata Ustaz Maulana.
Tradisi Duit Raya di Negara Lain
Dari buku Jejak Ramadhan di Berbagai Negara karya Nurul Asmayani, dkk tradisi serupa duit raya juga terdapat di negara lain seperti di negara Irak.
Ketika hari raya Idul Fitri tiba masyarakat Muslim Irak umumnya akan membeli pakaian dan sepatu baru dalam rangka menyambut hari Lebaran.
Sesudah menunaikan salat Idul Fitri, mereka akan berkumpul dengan keluarga, sambil menyantap hidangan bernama Kulaija terbuat dari tepung yang diisi kurma dan kacang-kacangan, sebagai makanan khas yang disantap pada hari raya.
Lalu terdapat tradisi bernama Eidiya ketika para kerabat akan memberikan sejumlah uang kepada anak-anak keluarga mereka.
Begitu juga di Albania, perayaan Idul Fitri disini disebut Byram dengan mengucapkan kalimat, "Byram Mubarak" artinya "Lebaran penuh berkah".
Nantinya para kerabat akan saling mengunjungi, anak-anak akan berkeliling ke rumah-rumah sambil mengucapkan "Byram Mubarak", lalu pemilik rumah akan memberikan kantong kecil kepada anak-anak, berisi kue petulla, atau hadiah lainnya.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi