7 Adab Bertamu dalam Islam, Terapkan saat Silaturahmi Lebaran

7 Adab Bertamu dalam Islam, Terapkan saat Silaturahmi Lebaran

Devi Setya - detikHikmah
Sabtu, 13 Apr 2024 11:00 WIB
ilustrasi lebaran
Foto: Getty Images/ferlistockphoto
Jakarta -

Adab bertamu harus menjadi perhatian penting seorang muslim ketika hendak berkunjung ke rumah keluarga atau kerabat. Adab silaturahmi ini diajarkan oleh Rasulullah SAW dan bisa diterapkan ketika momen lebaran.

Silaturahmi, termasuk bertamu dan menerima tamu merupakan bagian dari sunnah. Apalagi dalam silaturahmi terdapat banyak keutamaan.

Meskipun dianjurkan dan menjadi bagian dari amalan baik, sebelum bertamu hendaknya memperhatikan adab yang diajarkan Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merangkum buku Al Wafi Syarah Hadits Arba'i An Nawawi yang diterjemahkan oleh Dr. Musthafa Dieb dan Muhyiddin Mistu dijelaskan bahwa jumhur ulama berpendapat bahwasanya bertamu itu sunah dan merupakan bagian dari akhlak mulia, namun bukan perkara wajib.

Dari Abu Suraih Al Ka'bi bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam." (HR Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah)

ADVERTISEMENT

Anjuran Rasulullah SAW dalam hadits ini, "Maka muliakanlah" dalam riwayat lain: "Maka berbuat baiklah" keduanya tidak menunjukkan pada wajib. Memuliakan dan berbuat baik itu bagian dari kebaikan serta akhlak mulia seorang muslim.

Adab Bertamu

Berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan seorang muslim ketika hendak bertamu. Mengutip buku Adab Bertamu oleh Alik al Adhim, berikut beberapa tata cara bertamu sesuai hadits Rasulullah SAW.

1. Mendahulukan Izin

Sebelum berkunjung ke rumah keluarga atau kerabat, hendaknya dahulukan dengan meminta izin. Di zaman serba canggih seperti sekarang, izin bertamu bisa disampaikan melalui sambungan telepon ataupun dengan saling berkirim pesan.

Jika keluarga atau kerabat mengizinkan maka bisa dilanjutkan dengan kunjungan, namun jika tidak diizinkan maka urungkan niat untuk berkunjung.

ุนู† ุฃุจู‰ ู…ูˆุณู‰ ุงู„ุงุดุนุฑูŠู‘ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู…ู‡ ู‚ุงู„: ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู…: ุงู„ุงุณุชุฆุฐุงู†ู ุซู„ุงุซูŒุŒ ูุงู† ุฃุฐู† ู„ูƒ ูˆ ุงู„ุงู‘ ูุงุฑุฌุน

Dari Abu Musa Al-Asy'ary RA, dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda, 'Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'" (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mengucapkan Salam

Mengucapkan salam saat bertamu merupakan bagian dari adab seorang muslim.

Dalam Al-Qur'an surat An Nuur ayat 27, Allah SWT berfirman

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ูŽุง ุชูŽุฏู’ุฎูู„ููˆุง ุจููŠููˆุชู‹ุง ุบูŽูŠู’ุฑูŽ ุจููŠููˆุชููƒูู…ู’ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุณู’ุชูŽุฃู’ู†ูุณููˆุง ูˆูŽุชูุณูŽู„ูู‘ู…ููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ูŽุง ุฐูŽู„ููƒูู…ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู„ูŽูƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽู‘ูƒูŽู‘ุฑููˆู†ูŽ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS. An-Nuur: 27)

Dalam hadits dari Kildah ibn al-Hambal RA, ia berkata,

"Aku mendatangi Rasulullah SAW lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan 'assalamu'alaikum', boleh aku masuk?'" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

3. Mengetuk Pintu

Sebelum masuk ke dalam rumah untuk bertamu, hendaknya mengetuk pintu terlebih dahulu. Hal ini menjadi bagian dari adab dan sopan santun.

Dari Anas bin Malik RA,

ุฅู† ุฃุจูˆุงุจ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูƒุงู†ุช ุชู‚ุฑุน ุจุงู„ุฃุธุงููŠุฑ

Artinya: "Kami di masa Nabi SAW mengetuk pintu dengan kuku-kuku." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu)

4. Tidak Mengintip ke Dalam Rumah

Setelah memberi salam dan mengetuk pintu, sebaiknya tunggu sampai tuan rumah membukakan pintu dan mempersilahkan masuk. Jika tuan rumah belum membuka pintu, jangan mencoba untuk mengintip ke dalam rumah.

Rasulullah SAW bersabda,

ู„ูˆ ุฃู†ู‘ ุงู…ุฑุฃ ุงุทู„ุน ุนู„ูŠูƒ ุจุบูŠุฑ ุฅุฐู† ูุฎุฐูุชู‡ ุจุญุตุงุฉ ููู‚ุฃุช ุนูŠู†ู‡ ู„ู… ูŠูƒู† ุนู„ูŠูƒ ุฌู†ุงุญ

Artinya: "Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu." (HR. Bukhari Kitabul Isti'dzan)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒ ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ุงุทูŽู‘ู„ูŽุนูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุถู ุญูุฌูŽุฑู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุจูู…ูุดู’ู‚ูŽุตู ุฃูŽูˆู’ ุจูู…ูŽุดูŽุงู‚ูุตูŽ ููŽูƒูŽุฃูŽู†ูู‘ูŠ ุฃูŽู†ู’ุธูุฑู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูŠูŽุฎู’ุชูู„ู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ูŽ ู„ููŠูŽุทู’ุนูู†ูŽู‡ู

"Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi SAW, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu." (HR. Bukhari Kitabul Isti'dzan)

5. Jangan Bertamu Terlalu Lama

Sebagai bagian dari adab bertamu, seseorang sebaiknya mengetahui batasan waktu saat berkunjung. Jangan terlalu lama berkunjung karena dikhawatirkan akan mengganggu tuan rumah.

Rasulullah SAW bersabda,

ุงู„ุถูู‘ูŠูŽุงููŽุฉู ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ูˆูŽุฌูŽุงุฆูุฒูŽุชูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ูˆูŽู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุญูู„ูู‘ ู„ูุฑูŽุฌูู„ู ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูู‚ูŠู’ู…ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุฃูŽุฎููŠู’ู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูุคู’ุซูู…ูŽู‡ู ู‚ุงูŽู„ููˆู’ุง ูŠูŽุงุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽูƒูŽูŠู’ููŽ ูŠูุคู’ุซูู…ูŽู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ :ูŠูู‚ููŠู’ู…ู ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุดูŽูŠู’ุฆูŽ ู„ูŽู‡ู ูŠู‚ู’ุฑููŠู’ู‡ู ุจูู‡ู

Artinya: "Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?" Rasulullah SAW berkata, "Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya." (HR Baihaqi)

6. Membawa Buah Tangan

Saat bertamu ke rumah keluarga atau kerabat, sebaiknya membawa hadiah untuk tuan rumah. Hal ini menjadi anjuran Rasulullah SAW.

"Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari)

7. Menjaga Sopan Santun

Menjaga sopan santun menjadi anjuran bagi tuan rumah dan juga tamu yang berkunjung. Salah satu caranya yakni dengan menunjukkan wajah bahagia, berbicara santun dan segera menyuguhkan makanan serta minuman.

Adapun di antara adab bertamu adalah tidak menyusahkan orang yang dikunjunginya dan tidak mengganggunya, di antara bentuk menyulitkan adalah dia bertamu lebih dari tiga hari, atau tamu itu diam tanpa ada sebab bertamu.

Dalam sebuah hadits dari Abu Syuraih, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak boleh seorang muslim diam (bertamu) di rumah saudaranya sehingga ia menyulitkannya, mereka bertanya: "Wahai Rasulullah bagaimana ia menyulitkannya? Beliau menjawab: "Dia tinggal pada saudaranya dan tidak ada sesuatu baginya untuk diberikan padanya." (HR Muslim)




(dvs/lus)

Hide Ads