5 Tradisi Jelang Idul Fitri di Indonesia, Nganteuran hingga Takbiran

5 Tradisi Jelang Idul Fitri di Indonesia, Nganteuran hingga Takbiran

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 08 Apr 2024 15:00 WIB
Sejumlah bocah mengikuti pawai obor dan takbir keliling di Molosifat U, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (21/4/2023). Pawai yang diikuti oleh ratusan warga tersebut dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1444 hijriah. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Ilustrasi takbir jelang Idul Fitri Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin
Jakarta -

Idul Fitri selalu disambut dengan suka cita. Masyarakat muslim Indonesia di beberapa daerah memiliki tradisi khas yang hanya dilakukan jelang Idul Fitri.

Masyarakat di beberapa daerah di Jawa Barat punya tradisi Nganteuran yakni kebiasaan mengantarkan hidangan Lebaran kepada sanak keluarga. Lain lagi bagi masyarakat di Pontianak yang punya tradisi menyalakan meriam karbit sebagai tanda suka cita menyambut Lebaran.

Tak ketinggalan, masyarakat Indonesia secara umum juga kerap menyambut datangnya 1 Syawal dengan pawai takbir keliling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua tradisi dan perayaan sambut Idul Fitri ini telah dilakukan sejak ratusan tahun dan masih lestari hingga saat ini. Tentunya semua dilakukan sebagai ungkapan syukur karena telah berhasil melewati puasa Ramadan.

Idul Fitri adalah momen kemenangan yang patut dirayakan namun tidak secara berlebihan. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menganjurkan untuk merayakan Idul Fitri.

ADVERTISEMENT

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الأَنْصَارُ فِي يَوْمِ بُعَاثٍ ‏.‏ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ ‏.‏ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَبِمَزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدِ الْفِطْرِ فَقَالَ النَّبِيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا ‏"

Artinya: Seperti diceritakan Aisyah: Abu Bakar masuk setelah aku dan ada dua gadis Ansar bersamaku sedang bernyanyi tentang Hari Bu'ath. Aisyah berkata, "Mereka bukan penyanyi." Abu Bakar kemudian berkata, "Ada alat setan di rumah Rasulullah SAW?" Saat itu adalah Idul Fitri dan Rasulullah SAW berkata, "Ya Abu Bakar, tiap orang punya festival dan ini adalah perayaan kita." (HR Ibnu Majah).

Tradisi Sambut Idul Fitri di Indonesia

1. Nganteuran, Jawa Barat

Dilansir dari detikNews, Nganteuran berasal dari bahasa Sunda yang artinya mengantar. Tradisi Nganteuran dilakukan secara turun temurun dan sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Nganteuran dilakukan satu atau dua hari sebelum datangnya Idul Fitri. Masyarakat akan saling mengantarkan makanan yang wadahnya berupa rantang susun tradisional.

Biasanya Nganteuran dilakukan oleh anak yang sudah berkeluarga kemudian mengantar makanan ke orang tuanya, kepada keluarga yang lebih tua dan kepada para tetangga.

Dalam tradisi ini, makanan yang diantarkan berupa lauk pauk yang beragam. Makna dari tradisi ini adalah silaturahmi dan saling berbagi.

2. Meriam Karbit, Pontianak

Suasana meriah di Pontianak menyambut datangnya Idul Fitri dapat dirasakan sejak penghujung Ramadan. Sejak tiga hari sebelum Idul Fitri, setiap malam akan terdengar pesta meriam karbit.

Dalam sejarahnya, meriam karbit ini dahulu dijadikan alat untuk mengganggu kuntilanak yang mengganggu Sultan Syarif saat baru membangun Kota Pontianak. Kini tradisi beralih menjadi cara untuk menyambut Idul Fitri.

Biasanya Festival Meriam Karbit akan digelar di sisi Sungai Kapuas.

Suara meriam yang menggelegar silih berganti akan disambut dengan riuh gembira masyarakat yang menyaksikan. Tradisi ini berlangsung hingga malam 1 Syawal diiringi suara takbir.

3. Nujuh Likur, Bengkulu

Merangkum dari CNN, di Bengkulu ada tradisi tak kalah unik yang dilakukan jelang Idul Fitri. Tradisi ini dikenal dengan sebutan nujuh likur yang memiliki arti dua puluh tujuh dalam bahasa Serawai.

Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilakukan di hari ke 27 Ramadan.

Untuk memainkannya, dibutuhkan tempurung kelapa yang disusun vertikal setinggi 12 meter atau lujuk menjadi kunci utama tradisi ini. Uniknya, setiap rumah wajib memiliki.

Lunjuk ini nantinya akan dibakar di pekarangan rumah warga. Pada malam ke-27 Ramadan, Kota Bengkulu tampak sangat meriah dengan nyala api.

4. Tumbilatohe, Gorontalo

Masyarakat muslim Gorontalo tak mau kalah seru. Kota di pulau Sulawesi ini punya tradisi Tumbilatohe.

Tradisi ini dilakukan tiga hari sebelum Idul Fitri.

Untuk menjalankan tradisi ini dibutuhkan lampu tradisional berbahan damar pohon. Dahulu, lampu ini dijadikan alat penerangan bagi warga yang hendak menyalurkan zakat fitrah di malam hari.

Adanya tradisi ini menjadikan kota Gorontalo terang benderang. Selain menjadi tradisi turun temurun, kegiatan ini juga memiliki makna untuk menjalin silaturahmi.

5. Takbiran Keliling

Takbiran jelang Idul Fitri merupakan perintah yang termaktub dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185,

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Di Indonesia, takbir tidak hanya berkumandang di masjid atau mushalla saja. Beberapa masyarakat di daerah kerap menggelar takbir keliling.

Dengan membawa bedug dan obor sebagai alat penerangan, kumandang takbir menggema di jalan-jalan. Tradisi takbiran keliling juga kerap di jumpai di Jakarta dan beberapa kota besar lain di Indonesia.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads