Data BMKG: Tinggi Hilal 10 Maret 2024 Belum Penuhi Kriteria MABIMS

Data BMKG: Tinggi Hilal 10 Maret 2024 Belum Penuhi Kriteria MABIMS

Kristina - detikHikmah
Rabu, 06 Mar 2024 14:01 WIB
Ilustrasi Rukyat Hilal
Ilustrasi pengamatan tinggi hilal. Foto: Getty Images/JasonDoiy
Jakarta -

Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat awal Ramadan pada 10 Maret 2024. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tinggi hilal saat Matahari terbenam pada tanggal itu belum memenuhi kriteria MABIMS yang menjadi acuan Kemenag.

Kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) terbaru mensyaratkan hilal dapat teramati apabila mencapai ketinggian 3Β° dengan sudut elongasi 6,4Β°. Menurut ketentuan tersebut, tinggi hilal pada 10 Maret 2024 berdasarkan data hisab BMKG masih di bawah kriteria MABIMS dan baru memenuhi kriteria pada 11 Maret 2024.

"Ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33Β° di Jayapura, Papua sampai dengan 0,87Β° di Tua Pejat, Sumatera Barat," tulis BMKG dalam laporan bertajuk Informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H seperti dilihat, Rabu (6/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024 menurut data hisab BMKG berkisar antara 1,64Β° di Denpasar, Bali sampai dengan 2,08Β° di Jayapura, Papua.

Sementara itu, tinggi hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024 berkisar antara 10,75Β° di Merauke, Papua sampai dengan 13,62Β° di Sabang, Aceh. Adapun, elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal itu berkisar antara 13,24Β° di Jayapura, Papua sampai dengan 14,95Β° di Banda Aceh, Aceh.

ADVERTISEMENT

Umur bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024 berkisar antara -0,15 jam di Waris, Papua sampai dengan 2,84 jam di Banda Aceh, Aceh. Adapun umur pada 11 Maret 2024, berkisar antara 23,84 jam di Waris, Papua sampai dengan 26,84 jam di Banda Aceh, Aceh.

Hasil hisab BMKG menunjukkan pada 10 Maret 2024 bulan terbenam lebih dulu dari matahari terbenam, sehingga objek astronomis lainnya tidak diperlukan lagi. Adapun, pada 11 Maret 2024, sejak matahari terbenam hingga bulan terbenam ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil 5Β° daripada bulan, yakni Merkurius.

Diketahui, Kemenag akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 2024 pada 29 Syaban yang bertepatan dengan 10 Maret 2024. Menurut amanat Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah penetapan awal Ramadan menggunakan metode rukyah dan hisab dan berlaku secara nasional.

Menag Minta Jaga Toleransi terkait Potensi Beda Awal Puasa 2024

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta umat Islam untuk tetap menjaga toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan awal puasa Ramadan 2024.

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/ 2024 Masehi," jelas Menag melalui Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 H/ 2024 Masehi.

Diketahui, PP Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan 2024 jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Ijtimak jelang Ramadan 2024 terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 dan hilal sudah wujud pada saat Matahari terbenam pada tanggal itu.

"Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M," bunyi Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H yang ditetapkan pada Jumat (12/1/2024) lalu.

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menetapkan awal bulan kamariah. Metode ini mengacu pada posisi geometris benda langit yang mensyaratkan terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.




(kri/lus)

Hide Ads