Awal Ramadan 2024 akan jatuh pada 11 atau 12 Maret 2024. Mayoritas negara Islam diprediksi akan memulai puasa pada 11 Maret, sedangkan negara yang tidak dapat melihat hilal akan mengawalinya pada 12 Maret.
Perbedaan prediksi awal Ramadan 2024 tersebut disampaikan Pusat Astronomi Internasional (IAC). Seperti dilansir dalam situsnya, konjungsi geosentris akan terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 09.00 pagi GMT dan Bulan diperkirakan akan terbenam setelah Matahari terbenam di hampir seluruh wilayah dunia Islam. Mayoritas negara Islam akan memulai puasa pada Senin, 11 Maret 2024.
Sementara itu, jika mengacu pada Kalender Hijriah Universal (UHC) yang didasarkan pada visibilitas bulan sabit, negara di Wilayah Timur akan memulai puasa Ramadan 2024 pada Selasa, 12 Maret 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah Timur menurut UHC membentang dari garis bujur 180 E sampai garis bujur 20 W dan Wilayah Barat membentang dari garis bujur 20 W sampai bagian barat Benua Amerika.
Potensi perbedaan awal Ramadan 2024 kemungkinan juga terjadi di Indonesia. PP Muhammadiyah telah menetapkan ijtimak jelang Ramadan 2024 terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 dan hilal sudah wujud pada saat Matahari terbenam sehingga puasa dimulai pada Senin, 11 Maret 2024.
"Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M," bunyi Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H yang ditetapkan pada Jumat (12/1/2024) lalu.
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menetapkan awal bulan kamariah. Metode ini mengacu pada posisi geometris benda langit yang mensyaratkan terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam, dan pada saat Matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Sementara itu, Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa memprediksi 1 Ramadan 1445 H/ 2024 M jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Syaban akan berlangsung dalam 30 hari (istikmal).
"Jadi langkah ikmal/istikmal Syaban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M," ujarnya seperti diberitakan NU Online, Sabtu (24/2/2024).
Prediksi tersebut mengacu pada posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun sudut elongasinya. Kiai Sirril menyatakan melalui pengalaman atau tajribah, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Syaban 1445 H atau bertepatan dengan Minggu, 10 Maret 2024.
Menurut data perhitungan falak LF PBNU, tinggi hilal pada waktu tersebut 0 derajat 11 menit 25 detik, sementara ijtimak atau konjungsi terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 16:00:50 WIB. Titik markaz ini berlokasi di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat koordinat 6ΒΊ 11' 25" LS 106ΒΊ 50' 50" BT.
Adapun, Pemerintah RI melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menetapkan awal Ramadan 2024 setelah menggelar sidang isbat pada 29 Syaban 1445 H atau Minggu, 10 Maret 2024. Kemenag akan menggunakan metode rukyah dan hisab dan mengacu pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Tinggi hilal saat Matahari terbenam menurut kriteria MABIMS minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.
Apakah Lebaran Bisa Serentak?
Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, apabila awal puasa berbeda maka ada kemungkinan Lebaran akan serentak. Begitu pula sebaliknya, jika awal puasa serentak maka kemungkinan Lebaran akan berbeda.
PP Muhammadiyah telah menetapkan Lebaran 2024 jatuh pada 10 April 2024. Dalam hal ini, puasa akan berlangsung selama 30 hari yang berakhir pada 9 April 2024.
Meski demikian, serentak tidaknya Lebaran baru diketahui setelah pemerintah mengumumkan hasil sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 H/2024 M. Sidang isbat ini akan digelar pada 29 Ramadan.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?