15 Tradisi Menyambut Ramadhan di Indonesia, Ada Mandi Air Jeruk

15 Tradisi Menyambut Ramadhan di Indonesia, Ada Mandi Air Jeruk

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Rabu, 06 Mar 2024 12:30 WIB
Sejumlah warga mengikuti tradisi Padusan di Sungai Cisadane, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (3/3/2024). Tradisi Padusan dengan menggunakan air kembang dari Sungai Cisadane tersebut merupakan tradisi masyarakat setempat untuk membersihkan diri jelang bulan Ramadhan. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/YU
Jelang Ramadan, warga Tangsel mandi air kembang di Sungai Cisadane. Foto: ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN
Jakarta -

Bulan Ramadhan akan segera tiba. Bulan yang penuh kemuliaan ini disambut dengan sukacita oleh seluruh umat Islam di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan, ada beberapa daerah yang memiliki tradisi menyambut Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak sekali keutamaan, salah satunya yaitu bulan ketika pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Hal tersebut diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila bulan Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka (Jahim), dan dibelenggulah setan-setan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadits tersebut terdapat dalam Sunan an-Nasa'i dan dinilai shahih.

Berikut beberapa tradisi menyambut Ramadhan di beberapa daerah Indonesia seperti dirangkum dari buku All About Ramadhan: Teman Setia Menikmati Ramadhan karya Rosidin, 100 Tradisi Unik di Indonesia karya Fatiharifah, dan Tradisi-tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia dan Dunia karya Yeti Nurmayati serta arsip detikcom.

ADVERTISEMENT

Tradisi Menyambut Ramadhan

1. Meugang (Aceh)

Tradisi Meugang sudah ada sejak 1.400 Masehi. Meugang dilakukan dengan cara makan daging kambing atau kerbau. Apabila ada warga yang tidak mampu melakukannya maka warga lain akan membantunya agar bisa merayakan bersama.

Meugang juga dilakukan masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam saat Idul Fitri dan Idul Adha.

2. Jalur Pacu (Riau)

Tradisi ini disebut "Jalur Pacu" karena digelar di sungai-sungai kawasan Riau dengan memakai perahu tradisional sehingga hampir mirip lomba dayung perahu. "Pacu" adalah sebutan untuk orang yang mengendarai perahu tradisional tersebut, sedangkan "jalur" adalah perahu tradisional yang dibuat dari sebatang pohon bonio atau kulim kuyian.

Masyarakat Riau sangat antusias dalam berpartisipasi ataupun menjadi penonton dalam tradisi ini.

3. Balimau Kasai (Riau)

Selain Jalur Pacu, masyarakat Riau juga menyambut bulan Ramadhan dengan tradisi Balimau Kasai. "Balimau" artinya mandi menggunakan air yang dicampur jeruk khusus yaitu jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. "Kasai" artinya wangi-wangian yang dipakai saat keramas.

Balimau Kasai banyak dilakukan masyarakat Riau di pinggir Sungai Kampar. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan Ramadhan, sekaligus simbol penyucian dan pembersihan diri.

4. Nyorog (Betawi)

Tradisi Nyorog dilakukan dengan cara membagikan bingkisan makanan kepada sanak saudara yang lebih tua seperti kakek-nenek, ayah-ibu, paman-bibi, kakak, dan sebagainya.

Tradisi Nyorog bertujuan untuk saling mengingatkan bahwa bulan suci Ramadhan telah datang. Tradisi ini sekaligus menjadi pengikat tali silaturahmi antar sesama.

5. Dugderan (Semarang)

Dugderan berasal dari kata "Dug" dan "Der". "Dug" mengacu pada suara tabuhan bedug yang dibunyikan berkali-kali sebagai tanda awal bulan Ramadhan, sedangkan "Der" mengacu pada suara dentuman meriam atau petasan yang bersamaan dengan bunyi tabuhan bedug.

Tradisi ini masih eksis di Semarang dan biasa digelar satu sampai dua minggu sebelum bulan Ramadhan tiba.

6. Megengan (Jawa Timur)

Tradisi Megengan dilakukan dengan makan apem, yaitu jajanan yang berbentuk serabi tebal. Apem dibuat dari tepung beras dan rasanya tawar.

Apem menjadi simbol permohonan maaf kepada sanak keluarga, saudara, tetangga, hingga teman. Hal itu karena nama "apem" berasal dari bahasa Arab "afwun" yang berarti maaf. Sebelum memakan apem, diselenggarakan doa bersama dan tahlilan terlebih dahulu.

7. Munggahan (Jawa Barat)

Masyarakat Jawa Barat melakukan tradisi Munggahan dengan berkumpul bersama orang terkasih dan makan bersama (botram). Tujuan dari tradisi Munggahan adalah untuk bersilaturahmi menjelang bulan Ramadhan agar ibadah yang dilakukan lancar dan diterima Allah SWT.

8. Megibung (Karangasem, Bali)

Tradisi Megibung sudah ada sejak 1692 Masehi. Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tradisi Megibung dilakukan dengan makan bersama dalam satu wadah (sela).

9. Suro' Baca (Sulawesi Selatan)

Suro' Baca adalah tradisi dari Bugis, Makassar. Pada tradisi ini, masyarakat Makassar berdoa bersama untuk keluarga yang telah meninggal dan kumpul bersama menyantap hidangan

10. Padusan (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Tradisi yang banyak dilakukan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam menyambut Ramadhan adalah Padusan. Padusan sendiri adalah berduyun-duyun membasuh atau mandi di sumur atau sumber mata air.

11. Nyadran (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur)

Nyadran adalah tradisi menyambut Ramadhan yang dilakukan masyarakat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pada tradisi ini, masyarakat melakukan ziarah kubur pada bulan Syaban. Mereka juga membersihkan makam, memanjatkan doa, dan menabur bunga sebagai simbol penghormatan dan terima kasih.

12. Bebantai (Jambi)

Tradisi Bebantai yang dilakukan masyarakat Jambi adalah memotong hewan seperti kerbau dan sapi dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan. Pelaksanaan bebantai dikenal sangat beragam. Tradisi ini bisa dilakukan oleh lembaga keagamaan, perkumpulan masyarakat, dan perseorangan.

13. Belangiran (Lampung)

Belangiran adalah suatu tradisi masyarakat Lampung dalam menyambut Ramadan yang dilakukan dengan cara mandi suci. Masyarakat Lampung yang melaksanakan belangiran akan mandi dengan syarat air langir, bunga tujuh rupa, setanggi, dan daun pandan.

14. Ziarah Kubro (Sumatera Selatan)

Tradisi ziarah kubro merupakan kegiatan zirah yang dilakukan secara massal ke makam-makam para ulama dan pendiri kesultanan Palembang Darussalam, atau kerap juga disebut 'waliyullah'. Ziarah kubro hanya dilakukan laki-laki masyarakat Sumatera Selatan. Nantinya, para laki-laki yang berziarah akan beramai-ramai menuju makam ulama yang telah ditentukan.

15. Malamang (Sumatera Barat)

Malamang adalah tradisi masyarakat Sumatera Barat dalam menyambut Ramadhan dengan membuat lemang. Tradisi ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bahan masakan, seperti ketan, santan, daun pisang dan bambu. Seluruh bahan tersebut kemudian dimasak.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads