Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyerukan warga Palestina agar beramai-ramai datang ke Masjid Al Aqsa pada awal Ramadan. Seruan tersebut ditujukan untuk menyuarakan aksi protes pada Israel agar melakukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza.
"Ini adalah seruan kepada masyarakat kami di Yerusalem dan Tepi Barat untuk berbaris ke Al Aqsa sejak hari pertama Ramadan," kata Haniyeh, dilansir English Al Arabiya, Kamis (29/2/2024).
Seruan tersebut menyusul pada tanggapan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyebut kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas paling cepat disepakati pada awal Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, delegasi Israel dan Hamas di Qatar mengatakan masih menemukan jurang pemisah yang besar di antara mereka. Qatar sebagai mediator pun mengatakan belum ada terobosan baru.
Hal ini pun didukung oleh salah seorang pejabat Palestina yang enggan disebutkan namanya. Ia mengakui kepada Reuters, perundingan gencatan senjata semakin intens tetapi masih belum ada titik terangnya.
"Waktu semakin mendesak karena Ramadhan semakin dekat, para mediator sudah berupaya semaksimal mungkin," kata pejabat tersebut.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah akan ada kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi segalanya masih belum dapat disepakati," sambung dia.
Di sisi lain, Juru Bicara Pemerintah Israel Tal Heirich menyayangkan seruan Haniyeh kepada warga Palestina tersebut. Menurutnya, hal itu hanya akan melahirkan gesekan baru di antara mereka.
"Kami tentu tidak menginginkan hal itu. Kami pasti akan melakukan apa pun untuk menjaga ketenangan," katanya.
Lebih lanjut, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengklaim, tujuan Hamas dalam pernyataan tersebut pada dasarnya cara Hamas untuk mengurangi tekanan pada para pejuangnya di Gaza. Hal ini dilakukan dengan mendorong personel Israel untuk dialihkan ke Yerusalem dan Tepi Barat.
"Kita tidak bisa membiarkan hal itu. Di satu sisi kami beroperasi melawan unsur-unsur teroris dan di sisi lain merupakan kewajiban kami untuk memberikan kebebasan beribadah," ujar dia.
Masjid Al Aqsa yang terletak di Kota Tua Yerusalem adalah salah satu situs suci di dunia bagi umat Islam dan bagi orang Yahudi. Situs ini sudah lama menjadi titik rawan konflik, khususnya selama hari raya keagamaan.
Di tengah perang yang masih berkecamuk di Gaza, Israel mengatakan mereka berencana untuk menetapkan pembatasan beribadah bagi warga Palestina di Masjid Al Aqsa selama Ramadan. Banyak warga Palestina yang menolak pembatasan akses masuk pada situs tersebut.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama