Pembatasan ibadah di Masjid Al Aqsa masih akan tetap berlangsung selama bulan suci Ramadan. Hal ini disebutkan dalam pernyataan Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kepada umat Islam di Palestina.
"Perdana Menteri (Netanyahu) membuat keputusan yang seimbang dengan mengizinkan kebebasan beribadah dalam koridor keamanan yang ditentukan oleh profesional," demikian pernyataannya pada Senin (19/2/2024).
Meski demikian, dikutip Reuters, Selasa (20/2/2024), pihak Kantor Perdana Menteri Israel tersebut enggan memberikan rincian lebih lanjut walaupun pembatasan akses masuk ke situs suci tersebut sudah lama menimbulkan konflik dengan umat Islam di Palestina, terutama menjelang Ramadan yang dimulai sekitar 11 Maret 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netanyahu berada di bawah tekanan kedua kubu sayap kanan dalam koalisinya yang menginginkan pembatasan lebih ketat termasuk pada negara-negara di kawasan yang berupaya mempertahankan status quo.
Senada dengan itu, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir berpendapat masuknya ribuan jemaah dari kalangan umat Islam ke Masjid Al Aqsa yang disebutnya pembenci Israel menjadi ancaman bagi keamanan.
"Masuknya puluhan ribu pembenci dalam perayaan kemenangan (Ramadan) di Temple Mount merupakan ancaman keamanan bagi Israel," kata Ben Gvir.
Berkenaan dengan pernyataan pembatasan Masjid Al Aqsa yang dikeluarkan Israel, pejuang Hamas di Palestina mengecam rencana tersebut. Hamas dalam pernyataannya menyebutkan, pembatasan ibadah di Masjid Al Aqsa oleh Israel merupakan "kelanjutan dari kriminalitas Zionis" hingga disebutnya sebagai perang agama.
"Perang agama yang dipimpin oleh kelompok pemukim ekstremis dalam pemerintahan pendudukan teroris terhadap rakyat Palestina," bunyi pernyataannya.
Pihaknya pun mendesak warga Palestina untuk melakukan mobilisasi melawan pembatasan tempat ibadah mereka. Mereka meminta khususnya pada warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki untuk mulai bergerak.
"Menolak keputusan kriminal ini, melawan arogansi dan kekurangajaran pendudukan, dan melakukan mobilisasi untuk berdiri teguh dan teguh di Masjid Al-Aqsa," tegas Hamas.
Seruan dari Hamas ini digaungkan bersamaan ketika Israel memberi peringatan terkait rencananya yang akan melanjutkan serangan ke Gaza selama Ramadhan, termasuk di daerah Rafah yang padat penduduk di selatan.
Israel sudah lama menetapkan aturan untuk membatasi jumlah jemaah di Masjid Al Aqsa dengan alasan alasan keamanan dan mencegah kekerasan. Pasukan Israel bahkan sudah pernah melakukan serangan di lokasi tersebut pada bulan Ramadan sebelumnya.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026