Ziarah kubur adalah salah satu tradisi yang kerap dilakukan oleh umat Islam. Ziarah kubur menurut Islam merujuk pada kegiatan mengunjungi makam orang-orang yang telah meninggal dengan tujuan untuk mendoakan mereka dan memohon ampunan Allah SWT atas dosa-dosa mereka.
Ziarah kubur juga bisa menjadi pengingat, kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap manusia. Ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hidup dengan berbuat baik dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Biasanya, ziarah kubur dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti menjelang Ramadhan dan menjelang hari raya. Namun, secara umum ziarah kubur bisa dilakukan kapan saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai kegiatan ziarah kubur, terdapat pertanyaan di masyarakat muslim mengenai penggunaan celana pendek saat mengunjungi kuburan. Pasalnya, beberapa orang lebih memilih menggunakan celana pendek dalam kegiatan sehari-harinya. Lalu, apakah boleh memakai celana pendek ke kuburan?
Hukum Memakai Celana Pendek ke Kuburan
Dikutip dari buku Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita oleh Mutmainah Afra Rabbani, ketika berziarah kubur hendaknya kaum wanita tetap memakai pakaian yang menutup aurat yang sesuai aturan syar'i.
Kita harus mengikuti adab-adab yang baik dalam melakukan suatu kegiatan, termasuk berziarah kubur. Umat Islam, baik wanita maupun pria sebaiknya tidak memakai celana pendek ke kuburan untuk menerapkan adab berziarah yang baik.
Menutup aurat dan berpakaian sopan merupakan salah satu adab yang harus dipenuhi jika ingin ziarah kubur. Seorang laki-laki yang memakai celana pendek di atas lutut berarti sudah membuka auratnya. Seorang perempuan yang memakai celana pendek sudah jelas tidak menutup auratnya dan tidak diperkenankan untuk berziarah kubur.
Mengunjungi kuburan merupakan bentuk penghormatan kepada yang meninggal dan keluarganya. Sebaiknya berpakaian yang sopan dan tertutup sebagai bentuk penghormatan tersebut. Memakai celana pendek mungkin dianggap kurang sopan oleh sebagian orang.
Adab Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan kegiatan untuk mendoakan seseorang yang sudah meninggal yang tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan adab-adab yang baik. Selain menutup aurat, terdapat berbagai adab yang mesti diperhatikan. Mengutip Buku Pintar 50 Adab Islam karya Arfiani, berikut ini adalah adab ziarah kubur yang perlu diperhatikan.
1. Mendoakan Mayat
Tujuan utama ziarah kubur adalah untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia. Doa yang diucapkan seharusnya datang dari hati yang tulus dan ikhlas, memohon ampunan dan kasih sayang Allah SWT bagi mereka.
Mengucapkan doa dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih adalah kunci utama dalam berziarah kubur. Kita berharap kepada Allah SWT agar Dia mengampuni dosa-dosa mereka, memberkahi kuburan mereka, dan menerima mereka di surga-Nya.
2. Mengucapkan Salam
Ketika memasuki lokasi pemakaman, dianjurkan untuk kita menyampaikan salam kepada penghuni kubur. Tindakan ini adalah wujud penghargaan dan doa bagi mereka.
Berikut ini adalah salam yang bisa diucapkan:
Ψ£ΩΨ³ΩΨͺΩΨΊΩΩΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨΉΩΨΈΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩΨ°ΩΩ ΩΨ’ Ψ₯ΩΩΩΩΩ Ψ₯ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΨΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ£ΩΨͺΩΩΩΨ¨Ω Ψ₯ΩΩΩΩΩΩΩ
"Astaghfirullah hal 'adzim alladzi la ilahailla huwalhayyul qoyyumu wa atubu ilaihi."
Artinya: "Hamba mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepadaNya."
3. Membaca Surah Pendek
Saat berziarah kubur, kita dapat membaca surah-surah pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Membaca surat-surat pendek ini juga bermanfaat sebagai doa bagi orang yang telah meninggal dunia.
4. Tidak Menangis Berlebihan
Dalam agama Islam, disarankan untuk tidak melampaui batas dalam segala hal. Saat melakukan ziarah, sebaiknya kita tidak terlalu larut dalam tangisan yang berlebihan.
5. Tidak Duduk atau Menginjak Kuburan
Tindakan duduk atau menginjak kuburan dianggap tidak pantas dan tidak menghormati orang yang telah meninggal. Lebih baik berdiri di tempat yang telah disediakan dan mendoakannya dengan tulus.
6. Menyiramkan Air di atas Pusara
Rasulullah SAW juga melakukan praktik menyiramkan air di atas pusara kuburan. Diriwayatkan dalam hadits dari Ja'far dan ayahnya berkata bahwa, "Sesungguhnya Nabi Muhammad menyiram air di atas kuburan Ibrahim anaknya dan, ia juga meletakkan kerikil di atasnya." (HR. Baihaqi).
Wallahu a'lam.
Baca juga: Doa Setelah Baca Yasin saat Ziarah Kubur |
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!