Surat Yusuf ayat 54 membahas tentang kisah Nabi Yusuf AS. Sebagaimana yang kita ketahui, beliau merupakan salah satu nabi dan rasul yang wajib diimani.
Surat Yusuf sendiri merupakan surat ke-12 dan terdiri atas 111 ayat. Surat ini diturunkan di Makkah yang mana tergolong sebagai surat Makkiyah.
Surat Yusuf Ayat 54: Bacaan dan Tafsirnya
وَقَالَ ٱلْمَلِكُ ٱئْتُونِى بِهِۦٓ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِى ۖ فَلَمَّا كَلَّمَهُۥ قَالَ إِنَّكَ ٱلْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami."
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surat Yusuf ayat 54 mengisahkan keadaan Nabi Yusuf AS setelah menafsirkan mimpi dari Raja Mesir. Seperit yang diketahui, Yusuf AS diberi mukjizat menafsirkan mimpi.
Sang Raja berkata, "Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku dan aku angkat menjadi penasihat dalam pemerintahan,"
Sebelumnya Nabi Yusuf AS dijebloskan ke penjara karena fitnah Zulaikha. Namun, ia segera dibebaskan setelah menafsirkan mimpi Raja Mesir.
Raja semakin tertarik dengan kemampuan Nabi Yusuf AS. Ia langsung diangkat menjadi seseorang dengan kedudukan tinggi di kerajaan tersebut.
Yusuf AS menerima tawaran raja dan berkata, "Jadikanlah aku sebagai bendaharawan negeri Mesir ini; karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga amanat dan berpengatahuan luas tentang kebendaharaan,"
Sementara itu, dalam Tafsir Al-Azhar oleh Buya Hamka dijelaskan bahwa sang raja bahkan menanggalkan cincin cap raja dari jari dan melekatkannya ke jari Nabi Yusuf AS di hadapan orang-orang besar yang jumlahnya tidak sedikit. Kemudian, Yusuf AS juga dipakaikan kalung kebesaran dari emas pada lehernya, disediakan kendaraan yang layak dipakai, diberi baju yang sesuai dengan jabatannya, serta diarak-arak keliling negeri Mesir.
Nabi Yusuf AS juga dinikahkan dengan seorang putri dari orang besar kerajaan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, usianya saat itu 30 tahun.
Meski demikian, karunia yang dilimpahkan kepada Nabi Yusuf AS tidak membuatnya berpaling dari Allah SWT.
"Yusuf pun menunjukkan keinsafan bahwa kehormatan tertinggi ini bukanlah semata-mata perhiasan hidup, tetapi tanggung jawab. Dia tidak mau hanya menerima harta berlimpah-limpah, pakaian keemasan, kendaraan yang mewah, kalau semua tidak seimbang dengan tanggung jawab. Sebab itu berdatang sembahlah dia kepada raja," tulis Buya Hamka menafsirkan surat Yusuf ayat 54.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana