Zaid bin Haritsah, Anak Angkat Rasulullah dari Golongan Hamba Sahaya

Zaid bin Haritsah, Anak Angkat Rasulullah dari Golongan Hamba Sahaya

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Sabtu, 17 Feb 2024 06:00 WIB
Ilustrasi sahabat nabi yang paling miskin tapi bahagia.
Ilustrasi Zaid bin Haritsah. Foto: Getty Images/iStockphoto/Mahfud2015
Jakarta -

Zaid bin Haritsah RA adalah anak angkat Rasulullah SAW yang awalnya merupakan seorang hamba sahaya. Kemudian beliau memerdekakannya dan mengangkatnya menjadi anak.

Zaid bin Haritsah RA adalah seorang pemuda yang gagah berani dalam membela agama Islam. Dirinya bersama dengan Abdurrahman bin Auf RA, Zubair bin Awwam RA, dan Amr bin Ash RA termasuk dalam jajaran panglima perang kaum muslim.

Disebutkan dalam buku Perempuan Madinah: Romantika Cinta, Iman, & Heroisme Para Perempuan Mulia karya Munawir Husni, Zaid bin Haritsah RA adalah seorang sahabat yang amat disayangi Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zaid bin Haritsah RA dikenal sebagai pemuda yang baik, saleh, dan memiliki akhlak terpuji. Dirinya termasuk dalam sahabat yang amat mulia. Bahkan, Rasulullah SAW sampai mengangkatnya sebagai anaknya.

Kisah Pengangkatan Zaid bin Haritsah sebagai Anak Rasulullah SAW

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam yang diterjemahkan Fadli Bahri, Zaid bin Haritsah RA memiliki nama lengkap Zaid bin Haritsah bin Syurahbil bin Ka'ab bin Abdil Uzza. Ia merupakan seorang budak yang dihadiahkan kepada Khadijah, istri Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

Suatu hari, Hakim bin Hizam bin Khuwailid datang dari negeri Syam dengan membawa beberapa budak. Salah satu budak itu adalah Zaid bin Haritsah RA yang masih anak-anak.

Hakim bin Khuwailid sendiri merupakan keponakan dari Khadijah. Ia datang jauh-jauh dari Syam lalu berkunjung menemui bibinya itu. Saat itu Khadijah sudah menjadi ummul mukminin.

Hakim bin Hizam berkata kepada Khadijah, "Bibi, pilihlah budak mana yang kamu sukai. Ia menjadi milikmu."

Khadijah kemudian memilih Zaid bin Haritsah RA. Ketika melihatnya, Rasulullah SAW meminta istrinya itu untuk meminta agar Zaid bin Haritsah RA untuk beliau saja. Ia pun mengiyakan permintaan suaminya tersebut.

Tak berselang lama, Rasulullah SAW memerdekakan Zaid bin Haritsah RA, disusul dengan mengangkatnya sebagai anak angkat. Peristiwa ini terjadi sebelum beliau diangkat menjadi rasul.

Mereka pun hidup damai sentosa bersama-sama. Sampai suatu hari, ayah kandung Zaid bin Haritsah RA menemuinya dan meminta ia kembali.

Penolakan Zaid bin Haritsah terhadap Ayah Kandungnya

Ayah Zaid RA, Haritsah, sangat sedih karena anak laki-lakinya hilang. Dirinya pun mencari ke sana dan ke mari agar bisa bertemu anaknya tersebut. Hingga akhirnya ia mendapat kabar di mana lokasi putranya itu.

Tanpa berlama-lama, Haritsah langsung mendatangi Rasulullah SAW. Ketika sampai, ternyata memang benar putranya berada di samping Nabi Muhammad SAW.

Mengetahui tujuan kedatangan Haritsah di rumah beliau adalah untuk menebus anak kandungnya, Rasulullah SAW lalu berkata, "Engkau bebas memilih, tetap tinggal bersamaku atau pergi bersama ayahmu."

Zaid bin Haritsah RA lalu menjawab dengan mantab, "Aku tetap tinggal bersamamu (Rasulullah SAW)."

Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam Sirah Nabawiyah-nya yang diterjemahkan Faesal Saleh dkk mengatakan bahwa Haritsah kemudian merasa kecewa. Zaid kemudian menambahkan, "Aku di sini bukanlah untuk memilih salah seorang di antara kalian. Ketahuilah (wahai Rasulullah), bagiku engkau adalah ayah dan sekaligus paman."

Haritsah kemudian mengungkapkan kekecewaannya seraya berkata, "Celaka engkau! Mengapa engkau lebih memilih perbudakan daripada kemerdekaan. Mengapa engkau lebih suka meninggalkan ayahmu, pamanmu, dan keluargamu?"

Zaid bin Haritsah RA menjawab dengan tegas, "Ya, memang benar. Sungguh aku melihat sesuatu yang membuat aku tidak mempunyai pilihan lagi kepada seorang pun kecuali mengikutinya untuk selamanya."




(kri/kri)

Hide Ads