Abu Bakar menyelamatkan Bilal bin Rabah dari siksaan Umayah yang kejam. Sebelum merdeka, Umayah menyiksanya dengan ditimpa batu besar di padang pasir panas.
Abu Bakar Ash Shidiq terkenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang paling setia kepada beliau. Selain setia, Abu Bakar juga merupakan orang yang sangat dermawan dan mulia meski ia memiliki banyak harta.
Dikutip dari buku Jejak Langkah Abu Bakar Ash-Shidiq oleh Ari Ghorir Atiq, karena sifat Abu Bakar yang sangat mulia ini, dirinya menjadi tidak tahan apabila ada orang-orang lemah yang ditindas dan disiksa, terutama dari kalangan budak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini mendorong Abu Bakar untuk mengeluarkan hartanya dalam memerdekakan budak-budak tersebut. Sudah banyak budak yang dimerdekakan Abu Bakar, mulai dari Fukaifah, Amir bin Fahairah hingga Labibah.
Namun, yang paling terkenal adalah kisah Abu Bakar menyelamatkan Bilal bin Rabah dari siksaan tuannya yang kejam, Umayah. Berikut kisah selengkapnya!
Dijelaskan dalam buku The Great Sahaba oleh Rizem Aizid, Bilal bin Rabah sudah memiliki ketertarikan terhadap Islam sejak lama. Hingga pada akhirnya Bilal memutuskan untuk berbaiat kepada Rasulullah SAW.
Namun masalah pun datang karena statusnya yang merupakan seorang budak dari orang kafir Quraisy bernama Umayah bin Khalaf yang sangat membenci Islam. Sehingga, ia tidak bisa menyatakan keislamannya secara terang-terangan dan harus menyembunyikannya demi keselamatan dirinya.
Pada akhirnya, berita tentang keislaman Bilal bin Rabah ini tetap saja diketahui oleh Umayah bin Khalaf. Kemudian majikannya ini menjadi marah besar dan menyeret Bilal bin Rabah di tengah padang pasir yang sangat panas dan menyengat.
Tak hanya itu, ia pun menyuruh ajudan-ajudannya yang lain untuk meletakkan batu besar di atas tubuh Bilal bin Rabah di tengah teriknya matahari Makkah. Tujuan dari penyiksaan keji ini hanya satu yaitu Bilal mau kembali menyembah sesembahan mereka.
Namun keimanan Bilal bin Rabah sangatlah kuat. Ia tidak akan pernah melepaskan tauhid dan Allah SWT hanya karena siksaan yang seperti ini saja. Bahkan selama berhari-hari disiksa, dirinya tetap teguh dalam keimanannya.
Dalam buku Biografi 60 Sahabat Nabi oleh Khalid Muhammad Khalid dijelaskan bahwa selama disiksa, Bilal bin Rabah tidak pernah menyerah dan selalu mencari kekuatan dari Allah SWT dengan mengucap "Ahad... Ahad..."
Saking kejamnya penyiksaan ini, bahkan para ajudan Umayah menaruh belas kasihan kepada Bilal. Mereka berusaha membujuk tuannya dengan berkata,
"Biarkanlah dia, wahai Umayah! Demi Lata, ia tidak akan disiksa lagi setelah hari ini. Bilal ini anak buah kita, bukankah ibunya budak kita? Ia tentu tidak akan rela bila dengan keislamannya itu nama kita menjadi ejekan dan cemoohan bangsa Quraisy!"
Bilal bin Rabah tetap tersenyum mendengar perkataan itu. Ia pun melanjutkan ucapan "Ahad... Ahad..." itu terus menerus hingga Abu Bakar Ash Shiddiq melewati mereka.
Abu Bakar berkata kepada mereka, "Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan 'Rabbku adalah Allah?'". Kemudian Abu Bakar berkata kepada Umayah, "Ambillah tebusan yang lebih besar daripada harganya dariku, lalu bebaskan ia."
Umayah yang sudah menyerah dengan keteguhan hatinya Bilal bin Rabah untuk tetap dalam Islam pun dengan senang hati menyerahkannya kepada Abu Bakar. Karena terlanjur kesal, Umayah berkata,
"Bawalah ia! Demi Lata dan Uzza, seandainya harga tebusannya tidak lebih dari satu uqiyah, pastilah ia akan kulepas juga!"
Untuk meninggikan derajat saudara seimannya, Bilal bin Rabah, Abu Bakar membalas perkataan Umayah itu seraya berkata,
"Demi Allah, seandainya kalian tidak hendak menjualnya kecuali seratus uqiyah, aku pasti akan membayarnya!"
Dengan demikian, Abu Bakar menyelamatkan Bilal bin Rabah dari siksaan Umayah bin Khalaf yang kejam itu. Dia pun menjadi seorang muslim yang sangat beriman dan menjadi muazin umat Islam pertama.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi