Kapan Mulai Puasa 2024? Ini Tanggalnya Versi Pemerintah dan Muhammadiyah

Kapan Mulai Puasa 2024? Ini Tanggalnya Versi Pemerintah dan Muhammadiyah

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Selasa, 30 Jan 2024 20:00 WIB
Greeting card Ramadan Kareem with dates, rosary, candles in brown wooden table
Ilustrasi puasa Ramadan 2024. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Muratani)
Jakarta -

Setiap muslim pasti menanti-nanti akan kedatangan puasa Ramadan setiap tahunnya. Kapan mulai puasa 2024?

Puasa Ramadan merupakan puasa wajib yang harus dikerjakan oleh seluruh umat muslim. Hal ini termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 183,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Setiap tahunnya, tiba saatnya umat Islam menanti bulan suci Ramadan untuk memulai ibadah puasa selama sebulan penuh. Namun, tanggal pasti awal puasa seringkali menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang. Berikut jadwal puasa 2024 menurut pemerintah dan Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT

Awal Puasa 2024 Menurut Pemerintah

Penentuan awal bulan puasa didasarkan pada pengamatan hilal, yaitu puncak bulan baru. Hilal menandai pergantian bulan balu dalam kalender Hijriah termasuk petunjuk bagi umat Islam untuk memulai puasa Ramadan.

Untuk menentukan kapan puasa akan dimulai, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan melakukan sidang isbat. Setelah itu, tanggal untuk mulai puasa 2024 akan diumumkan oleh pemerintah.

Meski demikian perlu diketahui, berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 susunan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, puasa 2024 dimulai pada Selasa, 12 Maret 2024 sedangkan hari raya Idul Fitri 2024 jatuh pada Rabu, 11 April 2024 dan Kamis, 12 April 2024.

Untuk mengetahui lebih lengkap tanggal-tanggal hari besar Islam Indonesia, muslim bisa mengunduh Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024. Berikut link download-nya.

https://aceh.kemenag.go.id/storage/berita_informasi/77FTdjN8o3ujGbozuX18jmTzlEyYNd-metaS0FMRU5ERVIgSElIUklBSCBJTkRPTkVTSUEgMjAyNC0xLnBkZg==-.pdf

Awal Puasa 2024 Menurut Muhammadiyah

Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 2024 atau 1 Ramadan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024. Muhammadiyah juga menetapkan Idul Fitri 1 Syawal pada 10 April 2024, Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni 2024, dan Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024.

Informasi mengenai waktu-waktu penting umat Islam tersebut disampaikan oleh Muhammad Sayuti selaku Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta pada Sabtu (20/1/2024).

Muhammad Sayuti menjelaskan, keputusan penetapan tersebut dilakukan dengan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki. Hal itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Penentuan Awal Puasa 2024

Dilansir dari buku Tuntunan Puasa Menurut Al-Qur'an dan Sunah oleh Alik Al Adhim, Rasulullah SAW telah mengajarkan dua cara untuk menentukan awal Ramadan, yaitu rukyatul hilal dan ikmal. Di Indonesia, metode penetapan awal bulan Hijriah dilakukan dengan ikmanur rukyat dan hisab wujudul hilal.

Dua metode ini berdasarkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah, "Puasalah dengan melihat bulan dan berfithr (berlebaran) dengan melihat bulan. Bila tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya'ban menjadi 30 hari." (HR Bukhari dan Muslim)

1. Metode Ikmanur Rukyat

Secara bahasa, rukyat bermakna melihat dengan mata dan hilal berarti bulan sabit. Penentuan puasa awal Ramadan dengan metode ini artinya didasarkan pada penglihatan dan pengamatan bulan secara langsung yang berbentuk sabit atau belum terlihat bulat dari bumi.

Pengamatan hilal tersebut dilakukan pada hari ke-29 atau malam ke-30, dari bulan yang sedang berjalan. Bila malam tersebut hilal sudah terlihat maka malam itu pula sudah dimulai bulan baru. Sebaliknya, jika hilal tidak terlihat, malam itu adalah tanggal 30 bulan yang sedang berjalan. Malam berikutnya dimulai tanggal satu bagi bulan baru atas dasar istikmal (digenapkan).

2. Metode Hisab Wujudul Hilal

Metode penentuan awal puasa Ramadan selanjutnya adalah hisab hakiki wujudul hilal. Metode hisab ini merupakan metode penentuan awal Ramadan melalui perhitungan astronomis.

Metode ini meyakini adanya hilal meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang selama memenuhi kriteria tertentu. Tiga syarat kriteria dalam penentuan hilal dengan metode ini di antaranya, telah terjadi ijtimak (konjungsi), ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads