Sikap Tegas Arwa binti Abdul Muthalib Bela Rasulullah SAW ketika Berdakwah

Sikap Tegas Arwa binti Abdul Muthalib Bela Rasulullah SAW ketika Berdakwah

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Jumat, 26 Jan 2024 09:30 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Ilustrasi Arwa binti Abdul Muthalib. (Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets)
Jakarta -

Arwa binti Abdul Muthalib pernah dilapori Abu Jahal bahwa anaknya merupakan pendukung Rasulullah. Dirinya tidak marah, melainkan turut menyatakan keislamannya.

Arwa binti Abdul Muthalib merupakan bibi Rasulullah SAW dari ayahnya. Wanita suci dan fasih bersyair ini memiliki nama lengkap Arwa binti Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyiyyah Al-Hasyimiyyah. Dirinyalah sosok paling gigih dalam mendukung Nabi Muhammad SAW, keponakannya.

Diceritakan dalam buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam oleh Bassam Muhammad Hamami, dirinya memiliki penulisan nama yang lain, yakni Arwa binti Abdul Muththalib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arwa binti Abdul Muthalib menikah dengan Umair bin Wahab bin Abdi Manaf, kemudian memiliki putra yang bernama Thulaib bin Umair (Kulaib bin Umair). Setelah suami pertamanya meninggal, ia dinikahi oleh Artha'ah bin Syurahbil bin Hasyim dan dikaruniai putri bernama Fathimah.

Dari dakwah anaknya yang bernama Thulaib bin Umair inilah, Arwa binti Abdul Muthalib mendapat hidayah dan akhirnya masuk Islam serta menjadi pembela nomor satu Rasulullah SAW. Bagaimanakah kisahnya?

ADVERTISEMENT

Kisah Arwa binti Abdul Muthalib Bela Rasulullah SAW dan Anaknya

Anak Arwa binti Abdul Muthalib sudah lebih dahulu masuk Islam. Thulaib menyatakan keislamannya di kediaman Darul Arqam dengan Rasulullah SAW.

Dikisahkan oleh Muhammad Ibrahim Salim dalam Perempuan-Perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah, Thulaib kemudian memberitahu ibunya mengenai keislamannya dan mendakwahinya.

Ia berkata, "Wahai ibu, saya telah mengikuti (agama) Muhammad SAW dan saya telah memeluk Islam karena Allah."

Arwa binti Abdul Muthalib menjawab, "Sesungguhnya orang yang paling berhak kamu dukung dan bela adalah putra pamanmu (Muhammad SAW). Demi Allah, seandainya saya mampu sebagaimana kaum laki-laki maka saya akan selalu membelanya."

Thulaib bin Umair sendiri adalah orang yang sangat membela Islam dan Rasulullah SAW. Dalam sumber sebelumnya dikatakan, ia adalah orang pertama yang menumpahkan darah musuh Rasulullah SAW.

Peristiwa itu terjadi ketika Auf bin Shabrah As-Sahmi mengumpati Rasulullah SAW dan menyerang beliau di tengah para sahabat. Thulaib pun segera mengambil tulang unta dan memukulkannya kepada Auf sampai kepalanya berdarah.

Orang-orang Quraisy kemudian mengadukannya kepada Arwa binti Abdul Muthalib, "Tidakkah engkau lihat apa yang telah diperbuat oleh anakmu wahai putri Abdul Muthalib?"

Arwa dengan tegas menjawab, "Sesungguhnya, Thulaib hanya membela sepupunya. Ia membela rasul dengan darah dan harta."

Dalam riwayat lain disebutkan, ketika itu Thulaib memukul Abu Jahal sampai berdarah karena ia mengganggu Rasulullah SAW. Namun, Abu Jahal tidak melakukan apa pun karena Arwa adalah saudari seibunya.

Orang-orang Quraisy kemudian menemui Arwa binti Abdul Muthalib, "Tidakkah engkau lihat anakmu Thulaib, telah mengorbankan diri untuk membela Muhammad?"

Arwa menjawab, "Hari yang terbaik baginya adalah saat ia membela saudara sepupunya yang datang membawa kebenaran dari sisi Allah."

Mereka bertanya, "Apakah engkau telah menjadi pengikut Muhammad?"

Arwa dengan yakin menjawab, "Benar."

Mendengar pernyataan dari Arwa binti Abdul Muthalib, sebagian orang Quraisy melaporkannya kepada Abu Lahab. Kemudian Abu Lahab berkata,

"Sungguh suatu berita yang mengejutkan atas kamu yang telah mengikuti Muhammad SAW dan meninggalkan Abdul Muthalib."

Arwa menjawab, "Memang sudah demikian. Sekarang, berdirilah di samping putra saudaramu (Muhammad SAW) untuk menolong dan membelanya. Apabila sudah jelas perkaranya (kebenaran Muhammad SAW bagimu) maka kamu boleh memilih, kamu itu dengannya (mualaf) atau kamu tetap dalam agamamu."

Abu Lahab tetap memilih dalam kekafiran. Kemudian Arwa binti Abdul Muthalib membuat syair untuk saudaranya itu,

"Sesungguhnya Thulaib telah menolong putra pamannya. Dia menjaga Rasulullah SAW. Dalam lindungannya dan dia infakkan hartanya (untuk perjuangannya)."

Arwa juga membuat syair lainnya tentang Rasulullah SAW. Ia berkata,

"Wahai Rasulullah SAW, engkaulah harapan kami karena engkau telah berbuat baik kepada kami dan engkau tidak pernah semena-mena terhadap kami."

Demikian kisah Arwa binti Abdul Muthalib, sang bibi pembela Rasulullah SAW. Ia kemudian wafat sekitar tahun 15 H.




(lus/lus)

Hide Ads