Data dari otoritas Turki yang menaungi diskriminasi menunjukkan adanya peningkatan aksi teror yang menargetkan masjid-masjid di Jerman. Peningkatan signifikan tersebut ditandai sejak Israel melancarkan serangannya ke Palestina pada 7 Oktober 2023 lalu.
Dikutip Anadolu Agency, Jumat (19/1/2024), data tersebut didapat dari Persatuan Islam-Turki (DITIB) yang berbasis di kota utara Cologne, Jerman. Pihaknya menyebutkan banyak surat dan email berisi penghinaan dan teror yang dilayangkan pada masjid-masjid di Jerman.
Masjid Pusat KΓΆln di Kota Cologne bahkan menerima 17 email dan surat berisikan ancaman. Baru-baru ini, dilaporkan Masjid DITIB Selimiye di kota utara Dinslaken turut menjadi sasaran serangan teror.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan latar belakang ini, komunitas muslim di Jerman semakin khawatir," kata DITIB dalam keterangannya.
Masjid-masjid di Jerman sebelumnya sudah melaporkan peningkatan teror yang diterimanya sepanjang tahun 2023. Terutama, ada salah satu masjid pusat kota Duisburg menerima surat dan paket yang ditandatangani dengan neo-Nazi alias NSU 2.0.
NSU 2.0 mengacu pada National Socialist Underground, sebuah kelompok teroris neo-Nazi sejak 2011. Dilaporkan mereka sudah membunuh 10 orang dan melakukan serangan bom dengan menargetkan imigran Turki dan muslim.
Dilansir Daily Sabah, DITIB melaporkan kejadian serupa pada akhir Oktober 2023. Tiga masjid di Jerman menerima paket berisi pesan-pesan rasis, potongan halaman Al-Qur'an yang terbakar, daging babi, hingga kotoran.
Menurut data statistik, ada 124 serangan terhadap umat Islam di Jerman pada tiga bulan pertama 2023, termasuk serangan verbal dan fisik, surat ancaman, dan ancaman pembakaran yang menargetkan masjid.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman tercatat mengalami peningkatan rasisme dan Islamofobia. Hal ini dipicu oleh propaganda kelompok neo-Nazi dan partai sayap kanan alternatif untuk Jerman (AfD) yang berupaya menanamkan rasa takut terhadap imigran.
Serangan Islamofobia di Jerman sudah tercatat dari tahun ke tahun. Pada 2018, terdapat 910 kasus Islamofobia yang mencakup 48 serangan terhadap masjid. Angka tersebut sedikit lebih rendah dari kasus pada 2017 yang mencapai 1.095 kejahatan.
Pada 2019, ada 871 serangan Islamofobia yang menargetkan komunitas muslim di Jerman.
Kemudian, pada 2020, dilaporkan ekstremis sayap kanan Tobias Rathjen menyerang dua kafe di kota Hanau. Aksi tersebut menewaskan sembilan anak muda dan melukai lima lainnya. Seluruh korban berlatar belakang migran dan empat di antaranya berkewarganegaraan Turki.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 84 juta jiwa, Jerman adalah negara dengan populasi muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis. Total penduduk muslimnya hampir mencapai 5,3 juta orang dengan 3 juta diantaranya adalah keturunan Turki.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal