Gambaran As-Sirat, Jembatan di Atas Neraka Jahannam

Gambaran As-Sirat, Jembatan di Atas Neraka Jahannam

Alia Yassinta Echa Putri - detikHikmah
Sabtu, 30 Des 2023 20:00 WIB
surga
Ilustasi. Foto: iStock
Jakarta - Ketika di akhirat, setiap manusia akan melewati As-Sirat. Oleh karena itu, setiap umat Muslim wajib mengetahui apa itu As-Sirat.

Kata Sirat memiliki arti jembatan. Dalam terminologi, As-Sirat adalah jembatan di atas neraka jahanam yang dilewati manusia untuk menuju surga.

Lantas, bagaimana gambaran As-Sirat? Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian As-Sirat

Dikutip dari skripsi yang ditulis oleh Achmad Yasir Arrojab dalam Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kata sirat berarti jalan atau lorong. Sedangkan menurut istilah syar'i, sirat adalah jembatan yang dibentangkan di atas neraka jahannam yang akan dilewati umat manusia menuju surga sesuai dengan amal perbuatan mereka.

Gambaran As-Sirat

Dikutip dari buku yang berjudul Al-Futuhat Al-Makiyyah Jilid 4: Risalah tentang Ma'rifah Rahasia-rahasia Sang Raja dan Kerajaan-Nya yang diterjemahkan oleh Harun Nur Rosyid, As-Sirat digambarkan lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang.

Dalam hadistnya, Rasulullah memberikan gambaran tentang As-Sirat.

بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَ أَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ

Artinya: "Aku diberitahu bahwa jembatan tersebut lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang." (HR Muslim).

Gambaran lain tentang As Sirat juga disebutkan dalam hadits,

وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري

Artinya: Dan dibentangkanlah jembatan di atas permukaan Jahanam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: "Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah." Pada sirat itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa'dan. "Pernahkah kalian melihatnya?" Para sahabat menjawab: "Pernah wahai Rasulullah." Maka ia seperti duri pohon Sa'dan, tidak ada yang mengetahui ukurannya kecuali Allah SWT. Ia menempatkan manusia sesuai dengan amalan mereka. (HR Bukhari).

Manusia digambarkan melewati jembatan ini sesuai dengan amalannya ketika di dunia. Sebagian manusia dapat melewati jembatan ini dengan ringan dan cepat. Namun, ada juga yang melewati jembatan dengan lambat dan penuh luka, Sebagian juga tidak mampu melintasi hingga ke ujung jembatan. Orang pertama yang melewati As-Sirat adalah Nabi Muhammad SAW.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ))، قَالَ : قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ ؟ قَالَ: أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا قَالَ وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ.

Artinya: Rasulullah SAW: "Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri kanan sirat tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat". Aku bertanya: "Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?" Rasulullah menjawab: "Tidakkah kalian pernah melihat kilat, bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas sirat sambil berkata: "Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang amalannya lemah, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak". Beliau menuturkan: "Di kedua belah pinggir sirat terdapat besi pengait yang bergatungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat serta ada pula yang terjungkir ke dalam neraka. (HR Muslim).


(row/row)

Hide Ads