Riyadhah menjadi kunci dalam melawan hawa nafsu. Riyadhah terdiri dari beberapa tingkatan dan ada beberapa tahapan untuk mencapai setiap tingkatan itu.
Pembahasan tentang riyadhah masuk dalam kajian ilmu tasawuf. Riyadhah ini menjadi jalan para sufi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengertian Riyadhah
Dijelaskan dalam buku Ilmu Tasawuf karya Samsul Munir Amin, riyadhah adalah latihan-latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang mengotori jiwanya. Riyadhah juga diartikan sebagai proses internalisasi kejiwaan dengan sifat-sifat terpuji dan melatih diri meninggalkan sifat-sifat tercela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para sufi memasukkan riyadhah sebagai latihan jiwa untuk meninggalkan sifat-sifat buruk. Hal ini juga meliputi pendidikan akhlak dan metode pengobatan penyakit hati.
Riyadhah ini harus diikuti dengan mujahadah atau kesungguhan untuk meninggalkan sifat buruk, seperti dijelaskan dalam buku Pendidikan Akhlaqul Karimah Perspektif Ilmu Tasawuf karya Hefdon Assawqi.
Tingkatan Riyadhah
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Madarijus Salikin yang diterjemahkan Kathur Suhardi, membagi riyadhah ke dalam tiga tingkatan. Berikut di antaranya.
1. Riyadhah-nya Orang Awam
Tingkatan riyadhah yang pertama adalah riyadhah-nya orang awam. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, riyadhah ini berupa mendidik akhlak dengan ilmu, membersihkan amal dengan keikhlasan, dan memperbanyak hak dalam muamalah.
Mendidik akhlak dengan ilmu maksudnya menata dan membersihkan akhlak sesuai dengan pranata ilmu, sehingga semua perbuatan sesuai dengan syariat.
Adapun, membersihkan amal dengan keikhlasan artinya membebaskan semua amal dari hal-hal yang mengotori untuk kepentingan selain Allah SWT, sedangkan memperbanyak hak dalam muamalah adalah memberikan hak Allah SWT dan hak hamba secara sempurna sebagaimana yang telah diperintahkan.
Apabila tiga perkara tersebut terasa berat, kata Ibnu Qayyim al-Jauziyah, maka itu merupakan riyadhah. Apabila sudah terbiasa maka hal tersebut akan menjadi akhlak dan perilaku.
Orang-orang yang tergolong riyadhah tingkatan ini berusaha menyambung hatinya kepada Allah SWT. Mereka juga menilai pahala atau imbalan adalah hal penting karena memotivasinya dalam beribadah.
2. Riyadhah-nya Orang Khusus
Tingkatan riyadhah yang kedua adalah riyadhah-nya orang khusus, yakni mencegah perpisahan dan tidak menoleh ke tahapan yang telah dilaluinya serta membiarkan ilmu terus mengalir.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, mencegah perpisahan maksudnya menghilangkan sesuatu yang memisahkan hati dari Allah SWT secara keseluruhan, menghadap kepada-Nya secara utuh, dan hadir bersama-Nya dengan segenap hati serta tidak berpaling dari-Nya.
Adapun, tidak menoleh ke tahapan yang telah dilalui artinya tidak menganggap ilmu yang dimiliki sudah cukup dan baik, melainkan tetap mencari tambahan ilmu dan merasa khawatir jika kedudukannya justru menjadi penghambat untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Orang-orang yang masuk dalam tingkatan riyadhah jenis ini hatinya senantiasa terikat kepada Allah SWT.
3. Riyadhah-nya Orang Istimewa
Tingkatan riyadhah yang paling tinggi adalah riyadhah-nya orang-orang lebih khusus dari orang-orang khusus atau dapat dikatakan riyadhah-nya orang istimewa. Tingkatan riyadhah ini berupa membebaskan kesaksian, naik ke tingkat penyatuan, dan menolak penentangan dan memutuskan segala bentuk penukaran (muamalah).
Maksud membebaskan kesaksian adalah membebaskan diri dari segala hal agar tidak menoleh ke yang lain (selain Allah SWT) dan membebaskannya agar tidak perlu melihatnya (perkara itu). Sedangkan naik ke tingkat penyatuan maksudnya meninggalkan perpisahan lalu beralih ke penyatuan dzat.
Sementara itu, menolak penentangan artinya menolak perkara-perkara yang bertentangan dengan salah satu kehendaknya atau kehendak Allah SWT.
Orang-orang yang tergolong tingkatan riyadhah ini tidak pernah mengharapkan pahala dari ibadahnya. Apa pun yang ia lakukan semata-mata mendapatkan ridha Allah SWT.
Tahapan Riyadhah untuk Hancurkan Syahwat Nafsu
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin menyebutkan empat jalan dalam riyadhah. Empat jalan itu antara lain:
- Sedikit makan dan minum
- Sedikit tidur
- Membatasi bicara yang tidak penting
- Menelan pahitnya tindakan tidak menyenangkan dari orang lain
Berikut kata Imam al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin dengan terjemahan dilansir dari NU Online.
ΩΨ§ΩΨ±ΩΨ§ΨΆΨ© ΨΉΩΩ Ψ£Ψ±Ψ¨ΨΉ Ψ£ΩΨ¬Ω Ψ§ΩΩΩΨͺ Ω Ω Ψ§ΩΨ·ΨΉΨ§Ω ΩΨ§ΩΨΊΩ ΨΆ Ω Ω Ψ§ΩΩ ΩΨ§Ω ΩΨ§ΩΨΨ§Ψ¬Ψ© Ω Ω Ψ§ΩΩΩΨ§Ω ΩΨΩ Ω Ψ§ΩΨ£Ψ°Ω Ω Ω Ψ¬Ω ΩΨΉ Ψ§ΩΨ£ΩΨ§Ω ΩΩΨͺΩΩΨ― Ω Ω ΩΩΨ© Ψ§ΩΨ·ΨΉΨ§Ω Ω ΩΨͺ Ψ§ΩΨ΄ΩΩΨ§Ψͺ ΩΩ Ω ΩΩΨ© Ψ§ΩΩ ΩΨ§Ω Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΨ₯Ψ±Ψ§Ψ―Ψ§Ψͺ ΩΩ Ω ΩΩΨ© Ψ§ΩΩΩΨ§Ω Ψ§ΩΨ³ΩΨ§Ω Ψ© Ω Ω Ψ§ΩΨ’ΩΨ§Ψͺ ΩΩ Ω Ψ§ΨΨͺΩ Ψ§Ω Ψ§ΩΨ£Ψ°Ω Ψ§ΩΨ¨ΩΩΨΊ Ψ₯ΩΩ Ψ§ΩΨΊΨ§ΩΨ§Ψͺ
Artinya: "Riyadhah ditempuh dengan empat jalan, yaitu (memenuhi) makanan pokok, memejamkan mata dari tidur, dan menelan pahit perilaku menyakitkan dari orang lain. Sedikit makan meredam gejolak syahwat. Sedikit minum dapat menyucikan kehendak dan pikiran. Sedikit bicara membawa keselamatan dari bencana dan kecelakaan. Menelan pahit perilaku menyakitkan dari orang lain (yang tidak masuk pidana) dapat menyampaikan kita pada tujuan-tujuan spiritual."
Dalam Mukhtashar Ihya' Ulumuddin yang diterjemahkan Muhammad Ahsan bin Usman, Imam al-Ghazali juga menjelaskan tentang cara riyadhah untuk menghancurkan syahwat nafsu. Penjelasan ini termuat dalam bab Cara Menghancurkan Dua Syahwat dan Penjelasan Bahaya Lisan.
Syahwat nafsu yang dicontohkan Imam al-Ghazali ini adalah keinginan untuk memenuhi isi perut. Menurutnya, ada empat tahapan yang bisa dilakukan seseorang untuk menghilangkan nafsu tersebut. Berikut di antaranya.
1. Mengurangi secara Bertahap
Dalam hal makanan, seseorang bisa mengurangi sedikit demi sedikit dengan cara mengira-ira secukupnya. Contohnya apabila setiap hari makan tiga roti besar, maka ia bisa mengurangi sepersepuluh roti tersebut, sehingga jika dalam satu bulan ia makan 30 roti maka harus mengurangi 1 dari 30 potong roti tersebut. Kemudian, pada bulan berikutnya bisa mengurangi 2 potong roti, begitu seterusnya.
2. Latihan Setiap Hari
Tahapan yang kedua adalah kembali melatih diri setiap hari dan malam sampai makan setengah mud, yakni satu roti ditambah sesuatu yang membuatnya berselera makan. Hal ini mirip kebiasaan Umar RA, ia makan hanya dengan tujuh atau sembilan kali suapan.
3. Kembali Mengukur Ukuran
Tahapan yang ketiga adalah hendaknya mengukur kembali ukuran satu mud, yakni dua setengah roti, dan ini sudah melebihi sepertiga perut.
4. Menambah sampai Dirasa Baik
Riyadhah keempat untuk menghancurkan syahwat nafsu makan ini adalah dengan menambah tiap satu mud itu sampai dirasa baik bagi dirinya. Inilah yang kata Imam al-Ghazali disebut puncak dari semuanya dan selaras dengan firman Allah SWT,
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ§Ψ΄ΩΨ±ΩΨ¨ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨ§ ΨͺΩΨ³ΩΨ±ΩΩΩΩΩΨ§Ϋ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ ΩΩΨΩΨ¨ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ±ΩΩΩΩΩΩΩ ΰ£ Ω£Ω‘
Artinya: "dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS Al A'raf: 31)
Kunci Sukses Riyadhah
Ada beberapa kunci sukses dalam riyadhah. Dijelaskan dalam buku Pengantar Ilmu Tasawuf karya Badrudin, kunci sukses dari riyadhah adalah pasrah, menerima dengan ikhlas dan lapang dada atas semua pemberian Allah SWT. Berkaitan dengan itu, ada tiga hal yang menjadi kunci sukses riyadhah.
1. Takhalli
Takhalli yang dimaksud di sini adalah takhalli minal akhlaaqil madzmuumah yang artinya lepaskan dirimu dari perbuatan tercela. Dalam hal ini, seseorang harus memiliki sifat menghayati dan bertobat dengan cara istikamah dan ikhlas.
2. Tahalli
Tahalli di sini adalah tahalli nafsaka bil akhlaaqil mahmuudah atau isilah jiwamu dengan akhlak terpuji. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengisi akhlak terpuji antara lain berzikir dan melakukan salat-salat sunnah.
3. Tajalli
Tajalli maksudnya Allah SWT tampak jelas di hadapan hamba dan jelas dalam dzhahir kehidupan jiwa.
Baca juga: Ciri-Ciri Orang Zuhud dan Tingkatannya |
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah