Apa Itu Ilmu Tasawuf? Ini Arti dan Pokok Ajarannya

Apa Itu Ilmu Tasawuf? Ini Arti dan Pokok Ajarannya

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Senin, 13 Nov 2023 11:00 WIB
Detail shot of an old and historic Islamic scientist is working in his studio writing, reading and exploring.
ilustrasi Foto: Getty Images/iStockphoto/HStocks
Jakarta -

Islam memiliki beberapa cabang Ilmu. Ilmu tasawuf adalah salah satu cabang ilmu dalam Islam. Lantas, apa arti ilmu tasawuf? Ini pengertian serta pokok ajarannya.

Pengertian Ilmu Tasawuf

Ilmu tasawuf adalah cabang keilmuan atau hasil kebudayaan Islam yang lahir setelah Rasulullah SAW wafat. Menurut buku Ilmu Tasawuf karya Samsul Munir Amin, tasawuf adalah nama yang diberikan untuk mistisisme dalam Islam.

Dari segi kebahasaan, tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban demi tujuan yang mulia. Sikap tersebut membawa seseorang berjiwa tangguh dan memiliki daya tangkal kuat dan efektif terhadap segala godaan dunia yang menyesatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ahli telah mengartikan ilmu tasawuf sebagai berikut,

Menurut Ma'ruf Al-Karkhi, ilmu tasawuf menekankan hal-hal yang mengabaikan segala yang ada pada makhluk. Barangsiapa yang belum bersungguh-sungguh dengan kefakiran, berarti belum bersungguh-sungguh dlam bertasawuf."

ADVERTISEMENT

Menurut Abu Hamzah, tanda sufi yang benar adalah berpikir setelah ia kaya, merendahkan diri setelah ia bermegah-megah, dan menyembunyikan diri setelah ia terkenal. Sedangkan tanda sufi yang palsu adalah kaya setelah ia berpikir, bermegah-megah setelah ia merendahkan diri, dan tersohor setelah ia bersembunyi.

Menurut Syaikh Islam Zakaria Al-Anshari, ilmu tasawuf adalah ilmu yang menerangkan cara-cara mencuci bersih jiwa, memperbaiki akhlak, dan membina kesejahteraan lahir serta batin untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.

Ruang Lingkup Ilmu Tasawuf

Dikutip dari buku Pengantar Ilmu Tasawuf karya Eep Sopwana Nurdin, isi dari keseluruhan ilmu tasawuf secara garis besar terbagi pada dua wilayah. Berikut ruang lingkup ilmu tasawuf:

1. Usaha (Makasib)

Dalam memasuki wilayah makasib, seseorang harus menempuh dua proses dengan konsisten di bawah bimbingan seorang Mursyid, yaitu mujahadah an-nafs (mendidik hawa nafsu), dan riyadhoh ruhiyah (melatih jiwa). Dua proses tersebut merupakan bentuk aplikasi ajaran Islam yang tertuang dalam ilmu tasawuf.

Dengan melaksanakan dua proses tersebut akan memunculkan pribadi-pribadi yang menjalankan peran khalifah di bumi. Mereka akan mampu menjalankan amanah menyebarkan rahmat dan kebaikan, sehingga Allah turunkan keberkahan di muka bumi.

2. Anugerah Ilahiyah (Mawahib)

Para ahli tasawuf mengartikan mawahib sebagai anugerah yang masuk ke dalam hati tanpa ada kasab (usaha) berupa keterbukaan rahasia-rahasia Zat dan cahaya-Nya". Hal tersebut menjelaskan bahwa mawahib adalah anugerah ke dalam hati.

Mawahib bersifat sementara, karena mawahib sebagai busyra kabar gembira ketika hamba tertimpa ujian yang berat, sehingga semangat kembali berjuang di jalan Allah SWT. Ketika mawahib tiada, maka hamba akan diuji apakah akan mengambil pengaruh dari mawahib tersebut dengan meningkat dan konsistennya kualitas maqamat atau malah menjadi lalai dan lupa diri.

Pokok-pokok Ajaran Ilmu Tasawuf

Menurut Dr. Simuh dalam Sufisme Jawa yang terdapat dalam buku Ilmu Tasawuf, pokok-pokok ajaran ilmu tasawuf untuk mencapai ma'rifah kepada Tuhan yaitu,

- Distansi

Mengambil jarak antara dirinya dengan nafsu-nafsu yang berusaha memperhamba jiwanya, serta mengambil jarak dengan ikatan dunia - segala sesuatu selain Allah SWT. Distansi menjadi syarat mutlak bagi sarana untuk menemukan kesadaran tentang "aku"-nya, sehingga benar-benar dapat berdiri sebagai khalifah.

Hanya dengan distansi inilah manusia dapat menjadi khalifah bagi pribadinya dan setelah itu memungkinkan menjadi khalifah fil ardhi yang bertugas memakmurkan bumi.

- Konsentrasi

Konsentrasi yang dimaksud adalah berdzikir kepada Allah SWT. Hal tersebut penting karena tasawuf yang notabene telah berubah menjadi mistik murni untuk mendapatkan penghayatan langsung terhadap alam ghaib yang puncaknya ma'rifah kepada Allah SWT, bahkan bersatu dengan Tuhan. Konsentrasi merupakan aspek praktis sehingga setiap orang dapat menjalankan dzikir.

- Kasyaf

Al-Ghazali menerangkan, apabila konsentrasi dzikir berhasil akan mengalami fana terhadap kesadaran indrawi dari mulai kasyaf (tersingkap tabir) terhadap penghayatan alam ghaib dan memuncak menjadi ma'rifah. Dari kasyaf, kaum sufi mengawali awal mi'raj jiwanya, sehingga dapat bertemu malaikat, roh para nabi, dan dapat memperoleh ilmu laduni bahkan dapat melihat nasib di Lauh Al-Mahfuzh. Akhirnya, penghayatan kasyaf ini dapat bertemu dengan Tuhan, bahkan bersatu dengan Tuhan.

- Insan Kamil

Ajaran tasawuf murni bertujuan untuk menjadi insan kamil dalam arti menjadi waliyullah. Waliyullah ialah orang yang dapat mencapai penghayatan ma'rifah dan setiap saat dapat berdialog langsung dengan Tuhan, karena telah menjadi kekasih-Nya.




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads