Muktamar IMSA-MISG Pererat Muslim Indonesia - Malaysia di AS, Ini Kegiatannya

Muktamar IMSA-MISG Pererat Muslim Indonesia - Malaysia di AS, Ini Kegiatannya

Anisa Febriani - detikHikmah
Senin, 25 Des 2023 10:00 WIB
Muktamar IMSA-MISG 2023
Muktamar IMSA-MISG 2023 di Austin, Texas. (Foto: Tangkapan layar Radio IMSA)
Jakarta -

Acara tahunan Muktamar Indonesian Muslim Student Association (IMSA) dan Malaysian Islamic Study Group (MISG) kembali digelar. Mengusung tema yang berbeda setiap tahunnya, pada 2023 ini acara Muktamar IMSA-MISG mengangkat tema The Blessing of Companionship in Our Journey.

Makna companionship atau persahabatan yang menjadi tema tahun ini merujuk pada refleksi dari 25 tahun IMSA yang telah menjadi teman bagi masyarakat muslim di Amerika Serikat. Muktamar IMSA-MISG 2023 diselenggarakan 23-27 Desember di Austin, Texas.

"Kita merasa bahwa persahabatan itu penting sekali dalam mengarungi kehidupan di rantau ini. InshaAllah kita terus bisa menjaga keimanan kita dan terus bisa berdakwah dan menyiarkan syiar Islam secara luas," kata Almy Malisie selaku ketua panitia kegiatan dalam keterangan tertulis, diterima detikHikmah pada Minggu (24/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Almy menjelaskan Muktamar IMSA-MISG diadakan rutin setiap tahun. Bahkan ketika Covid-19 merebak, acara tetap digelar meski secara daring.

Kegiatan Muktamar IMSA-MISG 2023

Kegiatan yang diadakan cukup beragam dan dibagi ke dalam beberapa kategori, sehingga setiap golongan usia dapat berpartisipasi. Mulai dari ceramah umum yang diselenggarakan dengan tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Malaysia dan Inggris.

ADVERTISEMENT

Kemudian ada juga program anak-anak yang dinamai Madrasah. Rentang usia anak-anak yang mengikuti program ini ialah 4-11 tahun, mereka dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Dalam acara muktamar, anak-anak ini akan disuguhi permainan, diskusi dan lain sebagainya.

Lalu ada program khusus wanita yang dinamakan Yaumunnisa. Pada program ini, kegiatan volunteer dilakukan oleh bapak-bapak, sehingga para ibu bisa mengikuti muktamar dengan leluasa.

"Volunteer yang masak, yang mengurusi madrasah, semuanya bapak-bapak," ujar Almy.

Isi dari program Yaumunnisa ini ialah ceramah umum, berbagai workshop kerajinan tangan, kecantikan, kesehatan dan masih banyak lagi. "Tahun ini kita membuka program baru untuk anak-anak yang sudah kuliah, sudah lulus dan atau sedang bekerja. Usianya antara 25-35 tahun, yang kita namakan Young Adult Program," tambah Almy.

Isi dari program tersebut mencakup sejumlah kegiatan agama, seperti qiyamul lail, salat fardhu berjamaah, diskusi grup, dan semacamnya. Selanjutnya ada program remaja atau Youth Program. Program tersebut dikoordinir oleh mereka yang sudah kuliah atau bekerja, kegiatannya berisi olahraga, permainan, dan lain-lain.

Uniknya lagi, dalam Muktamar IMSA-MISG 2023 ada yang namanya matrimonial program. Menurut penuturan Almy, peminat program ini cukup banyak dari tahun ke tahun.

"Ini adalah sebuah program yang cukup diminati akhir-akhir ini karena banyak orang tua yang menyarankan anaknya mencari jodohnya lewat sarana ini," paparnya.

Ada field trip program yang diperuntukkan untuk peserta madrasah dan youth, lalu entertainment night yang mana adalah acara malam penutupan muktamar. Biasanya acara ini diisi dengan hiburan band dari para peserta.

Sejarah Muktamar IMSA-MISG

Muktamar IMSA-MISG diadakan untuk mempererat persaudaraan komunitas muslim kedua negara. Mulanya, kegiatan tersebut dicetus oleh MISG pada 1976 di kota Peoria, Illinois.

Kala itu, salah satu aktivis MISG yang ikut menggalakkan MISG Muktamar ialah PM Anwar Ibrahim. Meski demikian, banyak keterlibatan Indonesia sejak awal, seperti salah satu dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bernama bapak Imanuddin.

"Sejak akhir 80-an sampai awal tahun 90-an, semakin banyak mahasiswa Indonesia yang hadir di muktamar dan MISG mengakomodasinya dengan baik," lanjut Almy.

MISG bahkan menghadirkan sejumlah pembicara dari Indonesia waktu itu, seperti Ustaz Hidayatullah Wahid, Ustaz Muslih dan maih banyak lagi. Hal ini terus berlanjut sampai akhir tahun 90an, bahkan beberapa mahasiswa Indonesia ikut berkecimpung di kepengurusan MISG, salah satunya Andi Amin yang pernah menjadi wakil ketua MISG.

Selanjutnya, pada tahun 1997 dan 1998 bersamaan dengan reformasi Indonesia, para mahasiswa Indonesia di US ingin berkolaborasi menyumbangkan ilmu dengan menunjukkan kontribusinya terhadap perbaikan Indonesia. Namun, di sisi lain mereka sadar bahwa mereka perlu memperbaiki diri sendiri dan keluarganya, akhirnya dimulailah dengan kegiatan pengajian.

"Bang Andi Amin Azizi mengadakan pengajian-pengajian di Urbana, IL. Banyak mahasiswa Indonesia yang mengikuti pengajian tersebut, terutama yang berasal dari Departemen Keuangan RI, dari UI, ITB, dan lain sebagainya," jelas Almy.

Seiring berjalannya waktu, para mahasiswa Indonesia semakin ingin memiliki komunitas khusus Indonesia. Akhirnya, didirikanlah IMSA ketika muktamar MISG tahun 1998.

Setelah satu tahun IMSA berdiri, pada 1999 mulailah diadakan muktamar IMSA-MISG pertama kali. Hingga kini, acara muktamar masih berupa gabungan MISG dan IMSA.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads