Konferensi ini diusung oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM). MHM adalah sebuah badan internasional independen dengan beranggotakan sejumlah cendekiawan, orang bijak, dan tokoh bangsa yang bercirikan keadilan, kebijaksanaan, moderasi, dan moderasi.
Konferensi ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki, pendiri dan anggota MHM Quraish Shihab, Sekjen MHM Mohamed Abdelsalam, Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla, Menteri Agama RI Periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, Komite Eksekutif MHM TGB Muhammad Zainul Majdi, para duta besar negara sahabat, dan para peserta muktamar.
Ulasan yang dibahas pada konferensi internasional tingkat Asia Tenggara ini menyoal tentang agama yang dipandang memiliki peran tersendiri dalam memerangi krisis dan perubahan iklim dunia.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pada dasarnya, Islam sudah mengajarkan muslim untuk menjaga lingkungan, seperti tidak menebang pohon sembarangan.
"Tadi digambarkan banyak pohon rusak, itu berarti melanggar ketentuan agama," tuturnya saat membuka konferensi Corecs 2023 tersebut.
Dengan kata lain, Jusuf Kalla menjelaskan, menjaga lingkungan sama artinya dengan menegakkan ajaran agama. Bahkan, tidak ada satu agama pun yang mengajarkan untuk merusak alam.
Jusuf Kalla kemudian menekankan, agama juga memiliki peran vital dalam isu lingkungan karena kecenderungan masyarakat. Sebab, menurut penuturannya, orang lebih takut jika melanggar aturan agama dibandingkan aturan Undang-undang (UU).
"Orang akan lebih taat apabila itu dilarang agama, kadang-kadang lebih taat daripada larangan Undang-undang," ujar Wapres ke-10 dan 12 RI tersebut.
Turut hadir, cendekiawan muslim Quraish Shihab menambahkan, ilmu yang tidak berlandaskan dengan iman hanyalah ilmu tanpa arah. Imbasnya bahkan dapat merujuk pada kerusakan lingkungan.
"Akibat ketiadaan iman dan rasa maka ilmu kita kehilangan arah, bahkan merusak lingkungan," ujar pria yang juga pendiri dan anggota Majelis Hukama Muslim (MHM) tersebut.
Menurutnya, sudah sepatutnya akal dan kalbu tidak dipisah-pisahkan. Sebab, pemisahan keduanyalah yang dapat mendorong masalah dan krisis bagi umat manusia saat ini.
Lebih lanjut, Quraish Shihab menuturkan, kemajuan ilmu pengetahuan memang membawa kenyamanan dan kemudahan. Namun, hal itu beriringan pula dengan bencana bagi lingkungan.
"Manusia dewasa ini ibarat kupu-kupu yang terbakar karena kepandaiannya sendiri saat terbang," ujarnya.
Untuk itu, Quraish Shihab mewakili Majelis Hukama Muslimin, mengajak para muslim untuk memajukan ilmu dan hikmah, akal dan kalbu, rasa dan rasio demi hidup dunia dan akhirat.
"Ilmu menciptakan alat-alat produksi dan akselerasi, sedang iman menetapkan arah yang sedang dituju," pungkasnya.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana