Bagaimana Cara Mandi Junub Jika Tidak Ada Air?

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 30 Nov 2023 17:00 WIB
Ilustrasi cara mandi junub jika tak ada air. Foto: istock
Jakarta -

Dalam ajaran Islam terdapat dua jenis hadats, yaitu hadats kecil dan besar, keduanya dapat dihilangkan melalui bersuci dengan air. Hadats kecil memerlukan berwudhu, sedangkan hadats besar (junub) mengharuskan mandi besar atau mandi junub.

Dalam situasi tertentu, seperti ketika tidak ada air, bagaimana cara melaksanakan mandi junub?

Jika tidak memungkinkan menggunakan air mandi untuk menghilangkan hadas besar, dapat diganti dengan tayamum. Prinsip ini diambil dari buku "Terapi Shalat Sempurna" karya Ustaz Ahmad Baei Jaafar, yang memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk tetap bersuci saat mengalami kendala dalam melakukan mandi.

Ketentuan ini diuraikan dalam beberapa hadis yang diterangkan oleh para sahabat Nabi SAW,

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا فِي قَوْلِهِ - عز وجل - { وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ } قَالَ: "إِذَا كَانَتْ بِالرَّجُلِ اَلْجِرَاحَةُ فِي سَبِيلِ اَللَّهِ وَالْقُرُوحُ, فَيُجْنِبُ, فَيَخَافُ أَنْ يَمُوتَ إِنْ اِغْتَسَلَ: تَيَمَّمَ" . رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ مَوْقُوفًا, وَرَفَعَهُ اَلْبَزَّارُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ, وَالْحَاكِم ُ

Artinya: Ibnu Abbas RA menceritakan tentang ayat Allah yang berbunyi, "Dan jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan..." Beliau menjelaskan, "Jika seseorang memiliki luka-luka dalam perjuangan di jalan Allah atau terkena penyakit kudis lalu ia junub, dan dia takut akan kematian jika mandi, maka boleh baginya untuk melakukan tayamum." (Diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dalam bentuk mawquf, dan dinyatakan sahih oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim.)

Dalam Hadis lain juga dijelaskan bahwa jika seseorang tidak dapat menggunakan air mandi untuk membersihkan hadas besar, dapat menggantinya dengan tayamum. Berikut bunyi hadisnya,

وَعَنْ عَلِيٍّ - رضي الله عنه - قَالَ: - اِنْكَسَرَتْ إِحْدَى زَنْدَيَّ فَسَأَلْتُ رَسُولَ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَأَمَرَنِي أَنْ أَمْسَحَ عَلَى اَلْجَبَائِرِ - رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه بِسَنَدٍ وَاهٍ جِدًّا

Artinya: Diceritakan Ali RA, "Salah satu dari pergelanganku retak. Lalu aku tanyakan pada Rasulullah SAW dan beliau menyuruhku agar aku mengusap di atas pembalutnya." (HR Ibnu Majah).

Mandi Junub dengan Tayamum

Tentang tayamum, baik secara etimologis maupun dalam terminologi fiqih, telah diuraikan dalam berbagai kitab, termasuk di antaranya adalah Kifayatul Akhyar. Dalam kitab tersebut, dijelaskan dasar hukum tayamum sebagai alternatif untuk mensucikan diri dari hadats kecil dan hadats besar sebagai pengganti wudhu dan mandi junub.

"Secara etimologis, 'tayamum' berarti tujuan atau maksud, contohnya dalam kalimat seperti "Yammamaka fulanun bil khairi" [jika si fulan memiliki maksud baik terhadapmu]. Dalam konteks syariat, tayamum adalah proses menyampaikan debu ke wajah dan kedua tangan dengan syarat tertentu. Dasar hukum tayamum dapat ditemukan dalam firman Allah pada Surat Al-Maidah ayat 6, yang berbunyi: "Jika kalian tidak menemukan air, maka hendaklah bertayamum dengan debu yang suci." Ibnu Abbas RA menyatakan, "Maknanya, jika kalian sakit, tayamumlah. Jika kalian sedang bersafar, tayamumlah. Dan jika kalian tidak menemukan air, tayamumlah." (Taqiyuddin Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, Beirut: Darul Fikr, 1994 M/1414 H, juz I, halaman 42).

Mengutip laman Kemenag, KH Afifuddin Muhajir dalam Fathul Mujibil Qarib, menjelaskan tata cara mandi junub dengan tayamum. Ia mengatakan,

"Langkah kedua dan ketiga melibatkan mengusap wajah dan kedua tangan hingga siku. Usapan pada wajah dan kedua tangan dilakukan dengan dua tepukan, di mana tepukan pertama untuk wajah dan tepukan kedua untuk kedua tangan. Keempat, tertib tepukan yang dilakukan pada wajah dan kedua tangan. Tidak ada perbedaan dalam hal ini, baik tayamum digunakan sebagai pengganti wudhu, pengganti mandi wajib, atau pengganti basuhan anggota wudhu."

Tata Cara Tayamum

Menukil kitab 'Bidayatul Hidayah' karya Imam Al-Ghazali, berikut tata cara tayamum yang baik dan benar.

  1. Persiapkan tanah yang mengandung debu atau debu yang bersih. Contohnya seperti debu yang ada di tembok, kaca atau tempat lainnya.
  2. Disunnahkan untuk menghadap kiblat, kemudian letakkan kedua telapak tangan pada debu, dengan jari-jari kedua telapak tangan dirapatkan.
  3. Dengan tangan masih berada di tembok atau debu, ucapkan basmallah dan niatkan untuk mandi junub atau membersihkan hadats besar.
  4. Setelah itu, usapkan kedua telapak tangan ke seluruh wajah. Berbeda dengan wudhu, dalam tayamum, tidak diwajibkan mengusapkan debu pada bagian-bagian yang berada di bawah rambut atau bulu wajah, baik yang tipis maupun yang tebal. Disarankan untuk berupaya meratakan debu ke seluruh bagian wajah, dan hal ini sudah mencukupi dengan satu kali menyentuh debu. Ini karena pada dasarnya lebar wajah tidak melebihi lebar dua telapak tangan. Oleh karena itu, "meratakan debu" di wajah bisa diandalkan pada keyakinan yang kuat (ghalibuzhan).
  5. Berikutnya, fokuskan pada bagian tangan. Saat melakukannya, lepaskan cincin jika ada di jari, kemudian letakkan kembali telapak tangan pada debu. Pada langkah ini, rentangkan jari-jari tangan. Setelah itu, angkat kedua telapak tangan dengan posisi telapak tangan kanan di atas tangan kiri. Rapatkan jari-jari tangan, dan usahakan agar ujung jari kanan tidak keluar dari telunjuk jari kiri, atau telunjuk kanan bersentuhan dengan telunjuk kiri.
  6. Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga mencapai siku. Selanjutnya, putar tangan kanan untuk mengusap bagian sisi lengan kanan yang belum terkena, sementara telapak tangan bergerak dari siku hingga bertemu dengan jempol kiri, mengusap jempol kanan. Ulangi langkah yang sama pada tangan kiri seperti sebelumnya.
  7. Terakhir, satukan kedua telapak tangan dan gosok-gosokkan di antara jari-jarinya.

Doa Setelah Tayamum

Setelah melakukan tayamum, disarankan untuk membaca doa. Doa ini sama dengan doa setelah berwudhu dengan menggunakan air. Berikut bacaannya.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Bacaan latin: Asyhadualla ilaha illallah, wahdahula syarikalah, wa asyhadu annamuhammadan 'abduhu wa rasuluh. Allahummaj 'alniy minattawwabina, waj 'alniy minal mutathoh-hirina waj 'alniy min 'ibadikash-sholihin. Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, yang tidak memiliki sekutu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku seorang yang bertaubat, sucikanlah hatiku, dan bentuklah aku menjadi seorang hamba yang saleh. Engkau Maha Suci, ya Allah, dengan segala kebaikan-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, dan dengan segala kemuliaan-Mu, aku memohon ampun dan bertaubat pada-Mu."



Simak Video "Video: Doa atau Niat Mandi Junub"

(hnh/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork