4 Perkara yang Dapat Merusak Amal Saleh, Muslim Catat Ya!

4 Perkara yang Dapat Merusak Amal Saleh, Muslim Catat Ya!

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Senin, 27 Nov 2023 08:00 WIB
ghibah
Ilustrasi ghibah (Foto: Getty Images/Aang Permana)
Jakarta -

Amalan saleh kerap dikerjakan oleh kaum muslimin agar mendapat pahala dan kebaikan dari Allah SWT. Meski demikian, setiap muslim harus berhati-hati dalam bertindak karena ada sejumlah perkara yang justru dapat merusak amal salehnya.

Dr Majdi Al-Hilali melalui karyanya yang bertajuk Adakah Berhala pada Diri Kita menyebut bahwa ada beberapa yang dapat menimbulkan kerusakan pada amal perbuatan yang telah dikerjakan oleh manusia. Bahkan perkara tersebut dapat menjerumuskan ke dalam kemusyrikan yang terselubung atau kerap disebut syirik khafi.

Lantas, apa saja perkara-perkara tersebut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkara yang Dapat Merusak Amal Saleh

1. Perbuatan Zalim

Zalim adalah akhlak tercela yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT. Merujuk pada sumber yang sama, apabila seseorang berbuat zalim maka ia sedang berada pada kondisi di mana Allah SWT akan mengabulkan doa-doa orang yang ia zalimi.

Tak sampai di situ, pelaku zalim bahkan diganjar dosa dan tidak akan diterima setiap amal ibadahnya. Pada hari kiamat kelak, orang-orang yang zalim ini gugur amal kebaikannya. Nabi Muhammad SAW bersabda,

ADVERTISEMENT

"Orang yang bangkrut di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala salat, puasa, dan zakat. Akan tetapi, dia juga telah mencela orang ini, memakan harta orang itu, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang itu.

Lantas, orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya untuk orang yang dizalimi yang ini, diberikan pula kepada korban kezaliman yang lain. Hingga apabila kebaikannya telah habis sedangkan kezalimannya belum semua terbayar maka sebagian dosa-dosa orang-orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka." (HR Muslim)

2. Bergunjing

Bergunjing atau ghibah juga termasuk ke dalam perkara yang dapat merusak amal saleh kaum muslimin. Menukil buku Ghibah: Sumber Segala Keburukan yang ditulis oleh Shakil Ahmad Khan dan Wasim Ahmad, ketika melakukan ghibah maka orang yang digunjingkan tidak hadir dan terlibat dalam perbincangan sehingga berujung yang dibicarakan tidak bisa membela diri.

Dalam buku tersebut dikatakan, Ustaz Adi Hidayat menuturkan, pahala amal saleh dari pelaku ghibah akan dipindahkan untuk orang yang ia gunjingkan. Ghibah yang dilakukan pada kemudian hari akan digantikan dengan keburukan dari orang yang digunjingkannya.

3. Hasad

Hasad atau dengki merupakan perasaan tidak senang atas kebahagiaan dan nikmat yang Allah SWT berikan pada orang lain. Baik itu, sahabat, kerabat, tetangga, keluarga, maupun saudaranya.

Dalam Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyyah mengatakan hasad adalah sikap benci dan tidak senang terhadap apa yang dilihatnya berupa baiknya keadaan orang yang tidak disukainya.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang berbunyi,

"Hindarilah kamu daripada hasad, karena hasad itu memakan segala amal kebajikan, bagaikan api memakan kayu bakar." (HR Abu Daud)

4. Marah

Marah dan emosi merupakan sikap negatif yang harus dijauhi oleh kaum muslimin. Sebab, marah dapat mengakibatkan gugurnya amalan-amalan saleh yang dilakukan.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 133-134,

۞ ΩˆΩŽΨ³ΩŽΨ§Ψ±ΩΨΉΩΩˆΩ’Ω“Ψ§ اِلٰى Ω…ΩŽΨΊΩ’ΩΩΨ±ΩŽΨ©Ω مِّنْ Ψ±Ω‘ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩƒΩΩ…Ω’ ΩˆΩŽΨ¬ΩŽΩ†Ω‘ΩŽΨ©Ω ΨΉΩŽΨ±Ω’ΨΆΩΩ‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ…Ω°ΩˆΩ°Ψͺُ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’Ψ§ΩŽΨ±Ω’ΨΆΫ™Ω Ψ§ΩΨΉΩΨ―Ω‘ΩŽΨͺΩ’ لِلْمُΨͺΩ‘ΩŽΩ‚ΩΩŠΩ’Ω†Ϋ™ΩŽ Ω‘Ω£Ω£ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ ΩŠΩΩ†Ω’ΩΩΩ‚ΩΩˆΩ’Ω†ΩŽ فِى Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΨ±Ω‘ΩŽΫ€Ψ§Ψ‘Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„ΨΆΩ‘ΩŽΨ±Ω‘ΩŽΫ€Ψ§Ψ‘Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’ΩƒΩ°ΨΈΩΩ…ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩŽΩŠΩ’ΨΈΩŽ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΨ§ΩΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ ΨΉΩŽΩ†Ω Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ§Ψ³ΩΫ— ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω„Ω‘Ω°Ω‡Ω ΩŠΩΨ­ΩΨ¨Ω‘Ω Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩΨ­Ω’Ψ³ΩΩ†ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽΫš Ω‘Ω£Ω€

Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."




(aeb/kri)

Hide Ads