Mazhab Syafi'i merupakan mazhab yang sangat terkenal dan besar di Indonesia. Ajarannya banyak dipakai oleh ulama-ulama selanjutnya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, siapakah sosok Imam Syafi'i ulama asal Palestina itu?
Dalam buku Al-Umm Jilid 1: Kitab Induk Fiqih Islam karya Imam Syafi'i sudah disebutkan secara lengkap biografi beliau. Mulai dari kelahirannya hingga ketika beliau wafat.
Berikut, detikHikmah rangkumkan secara singkat riwayat hidup sosok Imam Syafi'i, ulama asal Palestina yang ajarannya banyak dipakai oleh umat Islam seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelahiran dan Nasab Imam Syafi'i
Imam Syafi'i memiliki nama asli Muhammad bin Idris bin Abbad bin Utsman bin Syafi' bin Sa'ib bin Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim bin Muthalib bin Abdu Manaf.
Beliau dilahirkan pada bulan Rajab tahun 150 H bertepatan pada tahun 767 M, di Palestina. Tepatnya di wilayah Gaza dan Ashkelon, Palestina.
Ibunda Imam Syafi'i yang bernama Sayyidah Fathimah Umm Habibah Al-Azadiyyah memberinya nama Muhammad, namun orang-orang menjulukinya dengan Abu Abdullah.
Saat usia Imam Syafi'i menginjak dua tahun, ibunya berniat untuk membawanya ke Makkah, tempat asal almarhum ayahnya, untuk menjaga nasab anaknya agar tidak hilang. Oleh karena itu, mereka akhirnya menetap di dekat Masjidil Haram, di sebuah dusun yang bernama Syi'b Khaif.
Penampilan dan Sifat Sosok Sosok Imam Syafi'i
Imam Syafi'i memiliki postur tubuh yang tinggi, pakaiannya selalu bersih, berwibawa, dan lisannya fasih. Sifatnya yang sangat mulia serta sering membantu dan berbuat baik kepada semua orang membuatnya dicintai oleh banyak orang.
Imam Syafi'i selalu mewarnai rambutnya dengan warna merah untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW. Beliau memiliki suara yang sangat indah saat membaca Al-Qur'an, sampai-sampai para ulama Makkah menangis mendengarnya.
Padahal saat itu, Imam Syafi'i baru berusia tiga belas tahun. Para ulama Makkah kala itu akan berkumpul seraya berkata, "Ayo kita datangi bocah Muththalibiy agar dia memperdengarkan bacaan Al-Qur'an untuk membuat kita menangis."
Setelah para ulama itu sampai dan mendengarkan bacaan Imam Syafi'i, mereka pun menangis tersedu-sedu sampai membuat beberapa di antara mereka jatuh pingsan. Ketika melihat itu, Imam Syafi'i biasanya langsung menghentikan bacaannya karena merasa iba kepada mereka.
Karya-karya Imam Syafi'i
Seperti yang diketahui, Imam Syafi'i merupakan orang yang sangat cerdas. Banyak pujian datang dari ulama-ulama lain untuk Imam Syafi'i.
Al-Khatib meriwayatkan dalam Tarikh Baghdad, dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Malik, bahwa ia berkata, "Tidak seorang pun asal Quraisy yang pernah mendatangiku yang lebih dalam pemahamannya dibandingkan Syafi'i."
Abu Yusuf juga pernah memuji Imam Syafi'i dengan berkata, "Orang sepertimu layak untuk penulisan."
Kecerdasannya dan ilmunya yang luas tersebut beliau tuangkan dalam bentuk karya-karya atau kitab-kitab yang hingga kini digunakan oleh seluruh kaum muslim.
Kitab Imam Syafi'i yang terkenal pertama adalah Za'faran. Kitab ini ditulis oleh beliau ketika melaksanakan salat Maghrib di Baghdad dan seorang pemuda yang mengimami salat tersebut lupa di tengah salatnya.
Pemuda tersebut tidak tahu harus berbuat apa dan diam saja. Lalu salah saat itu Imam Syafi'i berkata kepadanya, "Engkau sudah merusak salat kita wahai anak muda."
Kemudian, Imam Syafi'i langsung menuliskan kitab Za'faran tersebut yang berisi tentang perkara lupa dalam salat. Judul itu sendiri diambil dari nama pemuda yang lupa dalam salatnya tadi.
Karya-karya Imam Syafi'i yang terkenal lainnya di antaranya adalah Ar-Risalah, Jama' Al-'Ilm, Al-Umm, Al-Ima Ash-Shaghir, Al Amali Al-Kubra, Mukhtashar Al-Muzaniy, Mukhtashar Al-Buwaithy, dan masih banyak lagi.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi