Imam Muslim adalah seorang ulama hadits yang namanya mahsyur di kalangan umat muslim. Imam Muslim ternyata telah mencintai hadits sejak ia masih usia belia.
Imam Muslim lahir di Neshabur atau Nishapur, sebuah kota di Iran bagian utara pada tahun 206 H. Ayahnya adalah seorang ulama keturunan Arab dari kabilah Qusyairi bernama Al-Hajjaj. Imam Muslim memiliki nama lengkap Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi.
Mengutip buku Imam Muslim
Biografi Lengkap Imam Para Ahli Hadits oleh M. Kamalul Fikri, S.Th.I., M. Kamalul Fikri. S. Th I., M.A disebutkan Neshapur, kota kelahiran Imam Muslim dikenal oleh para sejarawan sebagai kota yang menghasilkan banyak ulama dalam bidang hadits atau riwayat. Dalam hal ini bahkan Adz Dzahabi bahkan memberikan julukan untuk kota Nishapur sebagai Dar as Sunnah wa al-Awali, karena banyak tokoh ahli hadits dan jalur sanad di kota tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini Imam Muslim dikenal sebagai seorang tokoh terbesar dalam sejarah perkembangan Islam.
Tahun Kelahiran dan Masa Kecil Imam Muslim
Mengenai tahun kelahiran Imam Muslim, para sejarawan berselisih paham tentang hal ini. Menurut Ibnu Khalikan, tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan tanggal dan tahun kelahiran Imam Muslim, bahkan tidak ditemukan pula catatan yang menunjukkan umurnya hingga ia meninggal.
Setidaknya ada empat pendapat mengenai tahun kelahiran Imam Muslim. Pertama, Imam Muslim lahir pada tahun 201 H/816 M, dengan merujuk pada pendapat Adz-Dzahabi. Dijelaskan bahwa Imam Muslim meninggal ketika ia berusia 60 tahun.
Kedua, ada pula sejarawan yang meyakini bahwa Imam Muslim lahir pada tahun 202 H/817 M. Pendapat ini dikemukakan oleh orientalis ahli sejarah dan sastra Arab Carl Brokelman serta Fuat Sezgin yang juga ahli di bidang sejarah Arab-Islam.
Ketiga, terdapat pendapat lain yang menjelaskan bahwa Imam Muslim lahir pada 204 H/819 M. Hal ini sebagaimana terekam dalam tulisan Adz-Dzahabi.
Mengenai pendapat ini, beberapa tokoh yang menguatkannya ialah Ibnu Katsir, Ibnu Hajar, dan As-Suyuthi, bahwa pada tahun 205 H/820 M, Imam Muslim diyakini telah berusia satu tahun. Pendapat ini juga didukung oleh sejarawan Ibnu Taghribirdi. Jika merujuk pendapat ini, berarti Imam Muslim lahir bertepatan dengan tahun
wafatnya Imam Syafii.
Keempat, Imam Muslim diyakini lahir pada 206 H/821 M. Pendapat ini dinyatakan oleh Al-Hakim berdasarkan informasi dari Ibnu al-Akhram bahwa Imam Muslim meninggal pada petang hari Ahad dan dimakamkan pada hari Senin, yakni pada bulan Rajab 261 H/875 M, dan ia pada waktu itu berusia 55 tahun. Dengan demikian, bila tahun wafat Imam Muslim dikurangi usianya ketika meninggal, ditemukan tahun 206 H/820 M sebagai tahun kelahirannya, sebagaimana pendapat Al-Hakim.
Agaknya, pendapat yang paling kuat dari keempat pendapat mengenai tahun kelahiran Imam Muslim ialah pendapat yang bersumber dari Ibnu al-Akhram. Pendapat ini berasal dari orang yang terbilang cukup dekat masa hidupnya dengan Imam Muslim dan merupakan sosok yang menyusun Al-Mustakhraj Ala Shahih Muslim.
Adapun mengenai tahun wafatnya Imam Muslim, seluruh sejarawan dapat dibilang bersepakat bahwa sang tokoh ahli hadits itu meninggal pada 261 H/875 M.
Di masa kecilnya, Imam Muslim dikenal diketahui banyak menghabiskan umurnya di lingkungan yang diwarnai keilmuan dan prestasi. Apalagi sang ayah dikenal sebagai ulama ternama.
Melalui sang ayah, Imam Muslim dikenalkan dengan pendidikan Al-Qur'an dan keilmuan bahasa Arab. Bahkan, bila merujuk tradisi umat Islam pada masa itu, Imam Muslim kecil diperkirakan mulai menghafalkan Al-Qur'an di bawah asuhan sang ayah.
Menurut catatan Adz-Dzahabi, Muslim bin Al-Hajjaj sudah mengumpulkan riwayat hadits sejak umur 12 tahun.
Ibnu ash Shalah menjelaskan bahwa setelah Imam Muslim selesai mengumpulkan riwayat hadits dari negaranya, lantas ia memutuskan untuk mengembara mencari hadits di daerah lain.
Ketekunan Imam Muslim dalam mengumpulkan hadits membawanya pergi untuk pertama kalinya ke Hijaz pada 220 H, yakni ketika ia memasuki usia 14 tahun.
Pada perjalanannya yang pertama ini, sebenarnya tujuan awal Imam Muslim ialah untuk menunaikan haji. Namun, ternyata pada perjalanannya tersebut, ia pun juga mendapatkan beberapa hadits.
Perjalanan Imam Muslim dalam berburu hadits ini juga membawanya singgah ke beberapa daerah seperti Makkah, Madinah, Basrah, Kufah, Baghdad, Balkh, Rayy, Mesir dan Syam.
Kitab Karya Imam Muslim
Mengutip buku Biografi Singkat Imam Muslim dan Al-Hafidz Al-Mundziri: Seri Mukhtashar Shahih Muslim oleh Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj al Qusyairi An-Naisaburi dijelaskan bahwa Imam Muslim memiliki jumlah karya yang cukup penting dan banyak. Namun yang paling utama adalah karyanya, Shahih Muslim.
Dibanding kitab-kitab hadits shahih lainnya, kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, di mana Imam Muslim banyak memberikan perhatian pada ekstraksi yang resmi. Beliau bahkan tidak mencantumkan judul-judul setiap akhir dari satu pokok bahasan. Di samping itu, perhatiannya lebih diarahkan pada mutaba'at dan syawahid. Walaupun dia memiliki nilai beda dalam metode penyusunan kitab hadits, Imam Muslim sekali-kali tidak bermaksud mengungkap fiqih hadits, namun mengemukakan ilmu-ilmu yang bersanad.
Karena beliau meriwayatkan setiap hadits di tempat yang paling layak dengan menghimpun jalur-jalur sanadnya di tempat tersebut. Sementara al-Bukhari memotong-motong suatu hadits di beberapa tempat dan pada setiap tempat beliau sebutkan lagi sanadnya.
Sebagai murid yang shalih, beliau sangat menghormati gurunya itu, sehingga beliau menghindari orang-orang yang berselisih pendapat dengan al-Bukhari.
Kitab Shahih Muslim memang dinilai kalangan muhaditsun berada setingkat di bawah al-Bukhari. Namun ada sejumlah ulama yang menilai bahwa kitab Imam Muslim lebih unggul ketimbang kitabnya al-Bukhari.
Melansir laman NU Online (7/9) Imam Muslim bin Al-Hajjaj juga dikenal sebagai seorang pedagang pakaian. Bagi Imam Muslim, berdagang bukanlah sesuatu yang dapat menghalangi kinerja keilmuannya, bahkan di toko tempat ia berdagang, ia masih sempat mengajar.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
10 Negara yang Warganya Paling Rajin Berdoa, Indonesia Teratas