Pimpinan Hamas Desak Komite Arab-Islam Bertindak Cepat untuk Gaza

Pimpinan Hamas Desak Komite Arab-Islam Bertindak Cepat untuk Gaza

Rahma Harbani - detikHikmah
Senin, 20 Nov 2023 14:45 WIB
Ismail Haniyeh terpilih kembali menjadi pemimpin kelompok Hamas. Dengan demikian, Haniyeh kembali memimpin Hamas untuk empat tahun ke depan.
Ismail Haniyeh. (Foto: Abid Katib/Getty Images)
Jakarta -

Kepala biro politik pejuang Hamas, Ismail Haniyeh, mendesak Komite Arab-Islam untuk segera bertindak dalam menghentikan serangan Israel yang masih terus berlangsung di Jalur Gaza. Ia meminta mereka segera menggelar pertemuan luar biasa dari para pemimpin tersebut.

Dilaporkan Mehr News Agency (20/11/2023), seruan itu disampaikan Haniyeh melalui sambungan telepon dengan para pemimpin dan pejabat di tingkat regional maupun internasional pada Sabtu, 18 November 2023 lalu.

Selain itu, melalui percakapan telepon tersebut, Haniyeh menagih implementasi isu-isu resolusi pada KTT Gabungan Luar Biasa Islam-Arab yang beberapa waktu lalu digelar di Riyadh, Arab Saudi. Haniyeh menyoroti tentang resolusi KTT tersebut mengenai penghentian perang Israel terhadap Jalur Gaza dan menghentikan pengepungan daerah kantong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlunya bertindak cepat untuk mewajibkan Israel mematuhi resolusi internasional yang menyerukan penyetopan agresi (Israel) terhadap rakyat Palestina dan untuk melindungi rumah sakit (di Gaza)," demikian pernyataannya, dikutip Anadolu Agency.

Sebagai informasi, Komite Arab-Islam dibentuk dari KTT Gabungan Luar Biasa Arab-Islam yang diadakan di Arab Saudi pada 11 November 2023 lalu. Hal itu bertujuan untuk menindaklanjuti implementasi hasil KTT yang sudah dibahas dalam rangka mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

Agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023 sudah menewaskan 12.415 orang dan melukai sekitar 32.500 lainnya, sebagaimana dilaporkan Kementerian Kesehatan Palestina pada Minggu (19/11/2023).

Rinciannya, jumlah orang yang tewas di Jalur Gaza mencapai 12.200 orang dengan di antaranya 5.000 anak-anak, 3.250 wanita, dan 690 lansia. Jumlah korban luka lainnya mencapai hingga lebih dari 29.500 orang.

Kementerian Kesehatan di Gaza tersebut juga mengaku, pihaknya menghadapi tantangan besar dalam mengakses pembaruan data selama tujuh hari berturut-turut. Hal itu merupakan imbas dari serangan Israel yang membuat terputusnya layanan komunikasi di Gaza.

Bahkan, serangan udara Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina di Sekolah Al-Fakhoura pada Sabtu pagi. Sekolah tersebut dijalankan oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), di kamp pengungsi Jabalia, Gaza bagian utara.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, telah rusak atau hancur akibat serangan Israel yang tiada henti terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut. Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza, serta mengurangi pasokan bantuan hingga hanya sedikit.

Sampai saat ini pun, Israel menolak seruan untuk melakukan gencatan senjata sampai semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.




(rah/lus)
Duka untuk Palestina

Duka untuk Palestina

73 konten
Israel masih terus melakukan serangan di Gaza, Palestina. Total sudah 26 hari Israel menggempur wilayah itu tanpa henti. Sejak 7 Oktober hingga Selasa kemarin, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 8.525 orang tewas. Sebanyak 3.500 adalah anak-anak.

Hide Ads