Menlu Mesir: Jalur Bantuan ke Gaza Selalu Terbuka, Israel yang Halangi

Menlu Mesir: Jalur Bantuan ke Gaza Selalu Terbuka, Israel yang Halangi

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 17 Nov 2023 18:30 WIB
Ilustrasi bendera mesir
Ilustrasi Mesir. (Foto: Dok. Anadolu Agency)
Jakarta -

Menteri Luar (Menlu) Negeri Mesir Sameh Shoukry menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menutup perbatasan Rafah sebagai jalur bantuan masuk ke Gaza, Palestina. Sebaliknya, ia meminta masyarakat dunia untuk mengecam Israel yang menghalangi bantuan masuk.

"Perlintasan Rafah terbuka di pihak kami, tetapi masuknya bantuan harus mendapat persetujuan dari pihak Israel," kata Sameh Shoukry, lapor Middle East Monitor, Jumat (17/11/2023).

Ia juga mengatakan bahwa Rafah saat ini menjadi satu-satunya jendela Gaza dengan dunia luar. Truk bantuan negara-negara Arab maupun internasional akan melalui penyeberangan Rafah setelah tiba di Bandara Internasional El-Arish, Mesir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Sameh Shoukry menekankan bahwa situasi kemanusiaan di Jalur Gaza tidak dapat ditoleransi. Ia mengatakan segala upaya untuk menggusur warga Palestina adalah pelanggaran besar terhadap hukum internasional.

Terpisah, Juru bicara Kementerian Luar (Kemenlu) Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid mengatakan bahwa penyeberangan Rafah terbuka dan belum pernah ditutup sejak awal krisis di Jalur Gaza. Sebaliknya, ia menyebut pihak Israel yang menghambat jalur masuk bantuan-bantuan ke Gaza.

ADVERTISEMENT

"Dengan prosedur yang menghalangi dan pembenaran yang tidak berdasar," demikian pernyataannya pada Senin (13/11/2023).

Dilaporkan Reuters, ia mengatakan bahwa truk-truk bantuan akan diperiksa di perbatasan Nitzana Israel sebelum melalui penyeberangan Rafah.

"Truk-truk tersebut harus diperiksa di penyeberangan Nitzana Israel sebelum menuju penyeberangan Rafah dalam perjalanan yang menempuh jarak 100 km (62 mil) sebelum benar-benar memasuki penyeberangan Rafah, yang menyebabkan hambatan yang sangat menunda datangnya bantuan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Abu Zeid juga menyebut, pernyataan ini menjadi penegas bagi sejumlah pihak yang menuduh Kairo menutup perbatasan Rafah untuk mengirim bantuan pada Gaza.

"Merujuk ke pernyataan bantuan PBB dan internasional yang menegaskan bahwa pihak Mesir memfasilitasi pengiriman bantuan dengan cara yang cepat dan berkelanjutan," bunyi keterangannya.

Agresi Israel di Jalur Gaza terus berlanjut hingga kurang lebih 40 hari berturut-turut yang menewaskan 11.470 warga Palestina sementara 29.000 orang lainnya terluka dengan lebih dari separuhnya adalah anak-anak dan perempuan. Menurut statistik resmi terbaru per Kamis (16/11/2023), malam, korban tewas tersebut termasuk 4.707 anak-anak, 3.155 wanita, dan 668 lansia.




(rah/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads