Polisi pendudukan Israel telah membatasi akses masuk ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur untuk jemaah muslim selama empat minggu berturut-turut. Warga lokal menyebut, Masjid Al Aqsa terlihat sepi pada hari Jumat karena adanya pembatasan tersebut.
Bahkan, pada Selasa (7/11/2023) pagi pun, dilaporkan Palestinian News & Information Agency (WAFA), kompleks Masjid Al-Aqsa masih terlihat dikuasai dan dipadati oleh pemukim Israel dengan penjagaan polisi pendudukan Israel. Saksi mata setempat mengatakan, sejumlah pemukim memasuki Masjid Al-Aqsa dalam kelompok terpisah.
Sebagian dari mereka ada yang melakukan tur halaman masjid dan diberi edukasi tentang Kuil Yahudi di Masjid Al Aqsa. Sementara sebagian lainnya melakukan ritual Talmud di dekat Dome of the Rock atau Kubah Batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibatasi untuk 5 Ribu Jemaah
Israel membatasi jemaah warga Palestina yang menunaikan salat Jumat di Masjid Al Aqsa dengan penjagaan ketat di pintu masuk Yerusalem dan gerbang masjid. Minggu lalu, pada Jumat (3/11/2023) seperti dilaporkan media lokal Al Quds, hanya 5.500 jemaah Palestina yang dapat melaksanakan ibadah di dalam masjid.
Otoritas yang bertanggung jawab dengan Masjid Al Aqsa, Departemen Wakaf Islam mengatakan dalam pernyataannya, polisi Israel mencegah jemaah Palestina memasuki Masjid Al Aqsa dengan menghalangi ribuan orang untuk bisa salat. Padahal angka normal jemaah yang biasa mengikuti salat di sana mencapai 50 ribu jemaah.
Pendudukan tersebut sudah berlangsung selama empat Jumat berturut-turut. Dikutip Anadolu Agency, polisi Israel hanya mengizinkan warga yang berusia lanjut (lansia) di atas 50 tahun memasuki Masjid Al Aqsa.
"Masjid tersebut tampak kosong karena pembatasan ketat Israel," kata pejabat Departemen Wakaf Islam yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Terpaksa Salat di Jalanan-Gang
Saksi mata lain melaporkan, puluhan muslim Palestina terpaksa melakukan salat Tahajud hingga Subuh di gang menuju Masjid Al Aqsa. Hal ini dilakukan mereka karena pengusiran yang dilakukan oleh polisi Israel.
Untuk pelaksanaan salat Jumat kemarin, sebagian muslim Palestina tetap memilih untuk salat di jalanan gerbang masuk Masjid Al Aqsa meski menerima tindakan militer dari Israel. Sebagian lainnya juga memilih untuk salat Jumat di pintu masuk Yerusalem Timur hingga jalanan di wilayah Wadi Al-Joz yang berdekatan dengan kota.
Sejak Jumat (3/11/2023) dini hari, pasukan Israel telah dikerahkan secara besar-besaran di seluruh Yerusalem Timur yang diduduki mereka, khususnya di Kota Tua Yerusalem dan gerbang menuju masjid.
Diusir Gas Air Mata
Pengusiran polisi Israel kepada warga muslim Palestina di tengah perjalanan salat Jumat menuju Masjid Al Aqsa dilakukan dengan kejam. Sumber yang melaporkan ke media lokal Al-Quds menyebut bahwa mereka mengusir dengan memukuli, menembakan peluru, gas beracun, hingga gas air mata pada Jumat kemarin.
"Saksi mata melaporkan bahwa pasukan pendudukan (Israel) menembakkan peluru logam berlapis karet dan gas air mata beracun. (Mereka juga) mengejar jamaah (dan) memukuli beberapa dari mereka," demikian keterangannya.
Tidak hanya pada pelaksanaan salat Jumat kemarin, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera English, polisi Israel juga melakukan pengusiran serupa dengan gas air mata pada jemaah yang hendak memasuki Masjid Al Aqsa untuk salat Jumat pada 13 Oktober 2023 atau minggu pertama pembatasan ketat oleh polisi Israel.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!