Anak-anak yang Wafat Akan Diasuh Nabi Ibrahim hingga Kiamat, Begini Ceritanya

Anak-anak yang Wafat Akan Diasuh Nabi Ibrahim hingga Kiamat, Begini Ceritanya

Rahma Harbani - detikHikmah
Kamis, 09 Nov 2023 07:15 WIB
Ilustrasi Hari Anak Nasional 2023.
Ilustrasi anak-anak. (Foto: Istimewa/Unsplash.com)
Jakarta -

Rasulullah SAW disebutkan dalam sejumlah hadits beberapa kali pernah menjelaskan bahwa anak-anak yang masih kecil dan wafat mendahului kedua orang tuanya akan berada di bawah penjagaan Nabi Ibrahim AS beserta istrinya, Sarah. Pengasuhan tersebut akan berlangsung hingga hari kiamat tiba.

Hal itu, salah satu bersumber dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, suatu ketika Rasulullah SAW bermimpi. Di dalam mimpinya, Rasulullah SAW melihat seorang lelaki tinggi yang dikelilingi oleh anak-anak. Rasulullah SAW bersabda,

وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صلى الله عليه وسلم وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ ‏

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Adapun lelaki tinggi di dalam Raudhah itu adalah Ibrahim AS dan sekeliling baginda itu ialah wildan (anak yang meninggal dunia pada waktu kecil). Mereka semua yang dilahirkan pada waktu kecil itu mati di atas fitrah (yakni Islam dan dimasukkan ke dalam surga)." (HR Bukhari). Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa hal itu diketahui saat Rasulullah SAW dibawa oleh malaikat dan diperlihatkan suasana di surga.

Keterangan serupa juga didasarkan dari hadits dalam Kitab Akhbar Ashbahan oleh Abu Nu'aim menambahkan, anak-anak kecil tersebut akan diasuh oleh Nabi Ibrahim AS dan Sarah hingga diserahkan kepada kedua orang tua mereka pada hari kiamat.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, bayi dan anak-anak kecil yang meninggal mendahului ayah atau ibunya akan menarik kedua orang tuanya masuk surga sehingga menjadi syafaat keduanya. Sesuai dengan riwayat Abu Hurairah RA dalam Kitab Silsiah al Hadits ash Shahihah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Salah seorang anak-anak itu akan menemui ayahnya atau orang tuanya lalu memegang pakaiannya atau tangannya seperti aku sedang memegang bajumu, dan ia tidak akan melepaskannya sebelum Allah memasukkan orang tuanya ke surga." (HR Muslim dan Ahmad)

Dikutip dari laman Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, dalam riwayat lainnya disebutkan saat Abu Hassan RA bertanya kepada Abu Hurairah RA tentang keadaan dua anaknya yang sudah meninggal dunia. Berikut bunyi hadits tersebut selengkapnya,

عن أبي حسان قال : قلتُ لأَبِي هُرَيْرَةَ : إنَّه قَدْ مَاتَ لِي ابنانِ ، فَمَا أَنْتَ مُحَدِّثِي عَنْ رَسُولِ اللهِ بِحَدِيْثٍ تُطَيِّبُ بِهِ أَنْفُسَنَا عَنْ مَوْتَانَا ؟ قالَ : نَعَمْ ، صِغَارُهُم دَعَامِيْصُ الجَنَّةِ ، يَتَلَقَّى أَحَدُهُم أَبَاهُ - أَوْ قَالَ أَبَوَيْهِ - فَيَأْخُذُ بِثَوْبِهِ ، - أَوْ قَالَ بِيَدِهِ - كَمَا آخُذُ أَنَا بِصَنَفَةِ ثَوْبِكَ هذا ، فَلا يَتَنَاهَى حتى يُدخِلَه اللهُ وَأَبَاهُ الجَنَّةَ

Artinya: Aku bertanya kepada Abu Hurairah tentang keadaan dua anakku kecilku yang telah meninggal dunia, "Bisakah engkau sampaikan kepadaku satu hadits dari Rasulullah SAW yang menenangkan jiwa karena kematian ini?"

Abu Hurairah menjawab, "Anak-anak tersebut adalah da'amis surga. Salah seorang daripada mereka menemui ayah atau ibu mereka, lalu menarik bajunya atau menarik tangannya, seperti aku menarik ujung jahitan bajumu ini. Anak itu tidak akan melepaskannya sehingga Allah memasukkannya dan ibu-bapaknya ke surga." (HR Muslim)

Dilansir dari Kitab Syarh Muslim oleh Imam Nawawi, da'amis surga yang dimaksud oleh Abu Hurairah RA dalam hadits di atas adalah jentik-jentik di surga atau ahli surga yang kecil. Kata da'amis berasal dari kata du'mus dalam bahasa Arab yang berarti hewan-hewan kecil yang tidak bisa hidup di luar air.

Hal serupa dengan da'amis surga. Dengan kata lain, dikutip dari Adabul Mufrad oleh Imam Al-Bukhari, bayi-bayi yang meninggal dunia mendahului kedua orang tuanya tidak akan berpisah dari surga.

Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT pernah berfirman dalam surah Ath Thur ayat 21 sebagai berikut,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۗ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."

Ibn al-Athir dalam Kitab al-Nihayah fi Gharib al-Hadith wa al-Athar menambahkan, anak-anak kecil tersebut diberi kebebasan di dalam surga. Tidak ada yang menghalangi mereka satu pun untuk berlarian ke sana kemari.

"Seperti halnya perilaku anak-anak di dunia, tidak ada yang bisa menghalangi mereka untuk memasuki tempat yang haram (yakni wilayah privasi suatu keluarga). Tidak ada yang harus berhijab (menutup aurat) saat bersama mereka," jelasnya.




(rah/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads