Kisah Nabi Ibrahim Menanti Keturunan selama Puluhan Tahun

Kisah Nabi Ibrahim Menanti Keturunan selama Puluhan Tahun

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Rabu, 08 Nov 2023 05:00 WIB
Nabi Ibrahim
Ilustrasi kisah Nabi Ibrahim menanti keturunan selama puluhan tahun. Foto: llustrasi: Mindra Purnomo
Jakarta -

Nabi Ibrahim AS tak kunjung memiliki keturunan hingga ia menginjak usia senja. Ia telah menantikan keturunan selama puluhan tahun dari istrinya yang pertama, Sarah.

Nabi Ibrahim AS memiliki julukan sebagai "bapak para nabi" karena dari keturunannyalah terlahir nabi-nabi untuk umat manusia. Namun demikian, Nabi Ibrahim AS pernah dibuat khawatir dan cemas sebab setelah sekian lama menikah dengan istrinya, Sarah, ia tidak juga dikaruniai keturunan oleh Allah SWT.

Kisah Nabi Ibrahim Menanti Keturunan

Dikisahkan dalam buku cerita nabi berjudul Kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam: Ayahanda Para Nabi karya Abu Haafizh Abdurrahman, saat itu Nabi Ibrahim AS sudah menikah dengan seorang perempuan bernama Sarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarah adalah seorang wanita yang beriman kepada ajaran yang dibawanya dan turut mendukung perjuangan Nabi Ibrahim AS suaminya dalam menyebarkan kebenaran.

Ketika Nabi Ibrahim AS melarikan diri dari kejaran Raja Namrud, Sarah dengan setia mengikuti ke mana pun suaminya pergi. Keduanya hidup dengan berpindah-pindah tempat sambil terus mengajak manusia kembali kepada ajaran Allah SWT dan meninggalkan kemusyrikan.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya, Nabi Ibrahim AS dan Sarah menetap di Palestina atau daerah Baitul Maqdis. Keduanya tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama sampai usia yang sudah lanjut.

Walaupun keadaan sudah lebih aman, namun ada sebuah pikiran yang terus mengganggu Nabi Ibrahim AS. Dirinya belum pernah dikaruniai satu keturunan pun dari istrinya, Sarah.

Nabi Ibrahim AS belum juga diberikan keturunan oleh Allah SWT meskipun ia terus berusaha dan berdoa. Tak ada satu tanda pun yang menunjukkan bahwa Sarah hamil.

Nabi Ibrahim AS Dikaruniai Keturunan Melalui Hajar

Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Qashashul Anbiya menceritakan penantian panjang Nabi Ibrahim AS dan Sarah di daerah Baitul Maqdis itu berlangsung selama 20 tahun lamanya.

Hingga pada akhirnya Sarah berkata kepada Nabi Ibrahim AS, "Sungguh, Rabb tidak memberiku anak. Silakan kau gauli budak milikku ini, mudah-mudahan Allah memberiku seorang anak darinya."

Atas seizin istrinya dan Allah SWT, Nabi Ibrahim AS pun menikahi budak milik Sarah yang bernama Hajar. Benar saja, Allah SWT mengaruniai Nabi Ibrahim AS dengan seorang anak melalui istrinya yang kedua tersebut.

Melihat mantan budaknya yang berhasil memberikan keturunan kepada Nabi Ibrahim AS, Sarah menjadi cemburu. Sarah kemudian meminta Hajar untuk pergi dari hadapannya sehingga ia tidak lagi melihat wajahnya.

Dengan hati yang amat berat, Nabi Ibrahim AS pun membawa Hajar bersama anaknya yang sudah lahir, Ismail, ke sebuah tempat sunyi dan terpencil. Ia meninggalkan anak dan istrinya di tempat itu sendirian.

Saat Nabi Ibrahim AS beranjak pergi, Hajar membuntutinya dan mencengkram bajunya. Hajar berkata, "Hai Ibrahim! Hendak ke mana kau pergi dan meninggalkan kami di lembah tanpa teman atau apa pun di sini?"

Hajar terus mengucapkan itu beberapa kali, namun Nabi Ibrahim AS tak juga menoleh maupun menjawab. Kemudian Hajar bertanya, "Allah kah yang menyuruhmu untuk melakukan hal ini?"

"Ya", jawab Ibrahim. Hajar akhirnya mengatakan, "Kalau begitu, Ia tidak akan menelantarkan kami."

Akhirnya Hajar melepaskan suaminya pergi untuk ditinggal sendirian bersama anaknya di tempat sunyi tersebut. Di tempat itulah yang kelak menjadi sebuah tempat bernama Makkah.

Nabi Ibrahim AS pergi meninggalkan keduanya bukan dengan hati yang tenang. Sebaliknya, ia justru sedih dan khawatir. Anak yang telah lama dinantikannya dan istrinya itu malah harus ditinggalkan di tempat tanpa manusia dan tanpa tanaman. Namun jika Allah SWT sudah menghendaki sesuatu, maka Nabi Ibrahim AS akan selalu menaati-Nya.

Setibanya di bukit Tsaniyah, tempat di mana Hajar dan Ismail sudah tidak melihatnya, Ibrahim AS memanjatkan doa dengan mengangkat kedua tangannya,

"Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS Ibrahim: 38)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads