Cerita Warga Gaza, Tulis Nama di Tubuh Keluarga Agar Dikenali jika Tewas Dibom

Cerita Warga Gaza, Tulis Nama di Tubuh Keluarga Agar Dikenali jika Tewas Dibom

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Rabu, 25 Okt 2023 15:30 WIB
Palestinians work to rescue a boy trapped in the rubble following an Israeli strike on a house in Jabalia in the northern Gaza Strip, October 19, 2023. REUTERS/Anas al-Shareef     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: REUTERS/STRINGER
Jakarta -

Selama tiga pekan terakhir, Gaza terus digempur oleh bom dan roket dari Israel. Sejak 7 Oktober lalu, peperangan ini telah menewaskan 4.650 orang dan melukai 14.245 orang di Gaza, Palestina.

Ratusan warga Palestina yang terkepung, sebagian besar adalah anak-anak. Dilansir dalam CNN (24/10), Kepala Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Martir Al Aqsa Gaza, Dr Abdul Rahman Al Masri mengatakan, situasi sekarang ini memicu keputusasaan warna Gaza. "Bahkan sebagian orang tua sampai pasrah dan menulis nama anak-anak mereka di masing-masing anggota badan mereka dengan tinta hitam," jelas Dr Abdul Rahman.

Mereka menulis nama di lengan, perut dan kaki mereka. Hal ini dilakukan kalau-kalau mereka kehilangan nyawa akibat pemboman Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah duka yang ada dalam Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Ahmed Abu Al-Saba (35 tahun) menuliskan nama di lengannya. "Kami menuliskan nama kami di tangan dan nama anak-anak kami di tangan mereka agar tubuh kami dapat diidentifikasi jika pesawat pendudukan (Israel) mengebom kami," kata Al-Saba kepada media Turki, Anadolu.

Al-Saba adalah satu dari ratusan warga Palestina, terutama anak-anak yang menandai bagian tubuh mereka dengan nama, sehingga mereka dapat diidentifikasi jika mereka kehilangan nyawa dalam konflik yang masih berlangsung hingga kini.

ADVERTISEMENT

Banyak warga Palestina yang berlari menyelamatkan diri di tengah reruntuhan rumah dan gedung-gedung. "Ada banyak syuhada, terutama anak-anak yang keluarganya sulit dijangkau. Bom ada di mana-mana," jelas Al-Saba.

Setidaknya 5.087 warga Palestina, termasuk 1.023 wanita dan 2.055 anak-anak, tewas akibat serangan Israel di Gaza, sementara15.273 lainnya terluka.

"Keluarga-keluarga tersebut menuliskan nama mereka di tangan dan kaki mereka sehingga dapat diidentifikasi setelah dibom oleh Israel, menggunakan bom maut buatan Amerika dan dipasok Amerika," tulis akademisi Palestina, Sami Al-Arian di X.

"Darah mereka yang tidak bersalah ada di tangan (Presiden AS Joe) Biden dan teman-temannya yang haus darah. Di dunia mereka, anak-anak Palestina tidak layak untuk hidup, sementara penjahat Israel dilindungi dan dipuji," sindir Al-Arian, seraya menambahkan, "Terkutuk rasisme dan kemunafikan Anda!."

Konflik di Gaza yang dibombardir dan diblokade Israel sejak 7 Oktober, dimulai ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.

Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023 lalu.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads