Benarkah Penghuni di Surga Tidak Akan BAB dan BAK?

Benarkah Penghuni di Surga Tidak Akan BAB dan BAK?

Rahma Harbani - detikHikmah
Selasa, 24 Okt 2023 17:00 WIB
Ilustrasi Surga Darussalam yang disiapkan untuk orang-orang beriman dan bertakwa.
Ilustrasi surga. (Foto: Getty Images/iStockphoto/NiseriN)
Jakarta - Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh penghuni surga tidak menjadi kotoran seperti, air kencing, tinja, ingus, ludah, dan lain sebagainya sebagaimana makanan dan minuman yang dikonsumsi di dunia.

Penghuni surga disucikan dari segala kotoran penduduk dunia. Hal ini dijelaskan dalam riwayat dari Abu Hurairah RA yang dinukil dari Kitab Bad' al Khalq dan Kitab al Jannah,

أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوْرَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، لَا يَبْصُقُوْنَ فِيهَا وَلَا يَمْتَخِطُوْنَ وَلَا يَبْزَقُونَ

Artinya: "Rombongan pertama yang masuk surga memiliki rupa seperti bulan purnama. Mereka tidak pernah membuang dahak, ingus, atau pun ludah." (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lainnya menyebutkan bahwa, keadaan tersebut tidak hanya terkhusus pada kelompok pertama yang masuk surga. Sebaliknya, keadaan yang dijelaskan tersebut mencakup semua orang yang masuk surga.

"Kelompok pertama yang masuk surga memiliki rupa seperti bulan purnama. Rombongan berikutnya seperti bintang paling terang di langit. Kemudian setelah itu, mereka bertingkat-tingkat. Mereka tidak buang air besar (BAB), tidak buang air kecil (BAK), tidak buang ingus, dan tidak meludah." (HR Muslim)

Alih-alih, makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh penghuni surga dijadikan keringat yang marum bak minyak kesturi. Ada pula yang menyebut berubah menjadi sendawa yang beraroma sedap dan harum mewangi.

Para sahabat bertanya, "Lalu bagaimana dengan makanan di perut mereka?"

Rasulullah SAW menjawab, "Menjadi sendawa yang beraroma minyak kesturi." (HR Muslim dalam Shahih Muslim)

Riwayat lainnya disebutkan dalam al-Musnad dan Sunan an-Nasa'i. Zaid ibn Arqam berkata, ada seorang Ahli Kitab menemui Rasulullah SAW yang bertanya, "Wahai Abul Qasim, apakah engkau mengira penghuni surga makan dan minum?"

Beliau SAW menjawab, "Benar, demi Zat yang diriku berada dalam genggaman-Nya, sungguh, seorang dari kalian pasti diberi kekuatan seratus orang pria dalam urusan makan, minum, dan berhubungan intim."

Orang itu kembali bertanya, "Bukankah orang yang makan dan minum harus buang hajat, padahal di surga tidak ada kotoran."

Rasulullah SAW berkata, "Buang hajat mereka dalam bentuk keringat yang keluar melalui pori-pori kulit yang baunya seperti wangi kesturi." (HR Ahmad dan an Nasa'i)

Kondisi penghuni surga tetap makan dan minum dijelaskan dalam surah Al Mursalat ayat 41-44. Allah SWT berfirman,

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ ظِلٰلٍ وَّعُيُوْنٍۙ
وَّفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُوْنَۗ
كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـًٔا ۢبِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (ada di sekitar) mata air serta buah-buahan yang mereka sukai. (Dikatakan kepada mereka,) "Makan dan minumlah dengan nikmat karena apa yang selalu kamu kerjakan." Sesungguhnya demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Bahkan dijelaskan keterangan hadits yang disebutkan Rasulullah SAW, makanan pertama yang dihidangkan pada penghuni surga adalah hati paus. Dari Tsauban RA menceritakan, ada seorang Yahudi bertanya pada Rasulullah SAW, "Apa yang dihidangkan kepada mereka saat memasuki surga?"

Rasulullah SAW menjawab, "Hati ikan paus,"

Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa makanan mereka setelah itu?"

Rasulullah SAW menjawab, "Mereka disembelihkan lembu jantan surga yang dimakan dari bagian-bagian ujungnya,"

Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa minuman mereka?"

Rasulullah SAW menjawab, "Dari mata air yang disebut dengan salsabil." (HR Muslim)

Selain diberi suguhan daging hati paus, makanan lain yang disajikan pada penghuni surga adalah daging burung. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surah Al Waqiah ayat 21,

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ

Artinya: "Dan daging burung yang mereka sukai."


(rah/lus)

Hide Ads