Kucing, seperti makhluk lain ciptaan Allah SWT, wajib diperlakukan dengan baik. Setiap amal perbuatan manusia akan dihitung dan diberi balasan sesuai dengan kehendak Allah. Manusia yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya akan mendapatkan pahala berupa surga.
Namun, nasib hewan tidaklah sama dengan manusia. Hewan tidak memiliki hak dan kewajiban seperti manusia, dan kehidupan mereka juga berbeda.
Oleh karena itu, pertanggungjawaban atas perbuatan hewan di akhirat tidak dihitung seperti halnya manusia. Lalu, benarkah kucing tidak masuk surga? Berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa kucing tidak masuk surga?
Dilansir dari situs Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan, Jabatan Perdana Menteri Malaysia, jawaban dari pertanyaan tersebut terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Hadits ini terdapat dalam kitab Tafsir Al Thabari,
إن الله يحشر الخلق كلهم، كل دابة وطائر وإنسان، يقول للبهائم والطير كونوا ترابًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua makhluk pada hari kiamat, baik hewan, burung, maupun manusia. Lalu Allah berkata kepada hewan dan burung, 'Jadilah kamu tanah.'"
Hadits ini menjelaskan bahwa nasib hewan di akhirat berbeda dengan manusia. Hewan tidak menerima ganjaran atau hukuman atas perbuatannya, sehingga kucing tidak bisa masuk surga seperti manusia yang bertakwa.
Meski kucing tidak masuk surga, ini tidak berarti pemiliknya tidak bisa bersama hewan peliharaannya di akhirat, terutama jika pemiliknya masuk surga dengan izin Allah SWT karena ketaatannya. Penghuni surga dijanjikan banyak kenikmatan, termasuk kesempatan bersama hewan kesayangan, seperti yang disebutkan dalam hadits:
يا رسول الله إني أحبّ الإبلَ فهل في الجنة إبل فقال يا أعرابيّ إنْ يُدْخِلْكَ اللهُ الجَنَّةَ إنْ شاءَ اللهُ فَفِيها ما اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنَاك
Artinya: "Wahai Rasulullah, aku menyukai unta. Apakah di surga ada unta?" Nabi SAW menjawab, "Jika Allah memasukkanmu ke dalam surga, maka di sana terdapat segala sesuatu yang kamu inginkan dan memuaskan pandanganmu."
Berbagai hewan, termasuk kucing, bisa menjadi sumber amal kebaikan bagi seorang muslim. Namun sebaliknya, hewan peliharaan juga bisa menjadi sebab seseorang mendapat hukuman. Sebagaimana hadits berikut:
ذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا، حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ ـ قَالَ فَقَالَ وَاللَّهُ أَعْلَمُ ـ لاَ أَنْتِ أَطْعَمْتِهَا وَلاَ سَقَيْتِهَا حِينَ حَبَسْتِيهَا، وَلاَ أَنْتِ أَرْسَلْتِيهَا فَأَكَلَتْ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ
Artinya: "Seorang perempuan diazab karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati kelaparan. Maka perempuan itu masuk neraka karenanya." (HR Bukhari).
Berdasarkan penjelasan di atas, semoga setiap muslim bisa senantiasa berbuat baik terhadap hewan dan makhluk lain ciptaan Allah SWT, terlepas dari alasan mengapa kucing atau hewan lainnya tidak masuk surga. Semoga bermanfaat, ya!
(mjy/mjy)