Sosok Abdullah As Saffah, Pendiri Daulah Abbasiyah Abad ke-8

Sosok Abdullah As Saffah, Pendiri Daulah Abbasiyah Abad ke-8

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Minggu, 22 Okt 2023 19:03 WIB
dinasti abbasiyah
Ilustrasi Daulah Abbasiyah. Foto: Getty Images/iStockphoto/Everett Atlas
Jakarta -

Daulah Abbasiyah adalah salah satu dinasti penting dalam sejarah Islam yang berkuasa selama berabad-abad. Daulah yang berpusat di Baghdad ini didirikan oleh sebuah keluarga yang memiliki ambisi besar untuk menggantikan Daulah Umayyah yang telah berkuasa.

Disebutkan dalam buku Sejarah Peradaban Islam karya Suyuthi Pulungan, nama Daulah Abbasiyah berasal dari nama salah satu paman Nabi Muhammad SAW, Al Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Orang Abbasiyah merasa lebih berhak atas kekhalifahan daripada Umayyah karena secara nasab mereka lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

Sosok Pendiri Daulah Abbasiyah

Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Ia biasa dipanggil Abdullah As Saffah atau Abu Al Abbas Al Saffah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Al-Mawsu'ah al-Muyassarah fi al-Tarikh al-Islami karya Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Abdullah As Saffah lahir dan tumbuh di Humayyah. Ia ikut keluarganya pindah ke Kufah ketika saudaranya yang bernama Ibrahim ditangkap Marwan, Khalifah Umayyah terakhir.

Abdullah As Saffah satu garis keturunan dengan Abdullah bin Al-Abbas. Dikutip dari buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Abbasiyah karya Syaikh Muhammad Al-Khudari, Abdullah bin Al-Abbas termasuk orang yang paling memahami ayat-ayat Al-Qur'an dan menafsirkannya, serta hukum-hukum agama dengan kelancaran berbicara, kefasihan berbahasa, dan mendalami materi yang dibicarakannya.

ADVERTISEMENT

Abdullah bin Al-Abbas menurunkan Daulah Abbasiyah karena saudara-saudaranya tidak memiliki keturunan yang masih bertahan hidup. Keturunan Abdullah bin Al-Abbas yang menjadi cikal bakal berdirinya Daulah Abbasiyah berasal dari putranya yang bernama Ali bin Abdullah bin Al-Abbas.

Peran Abdullah bin Al-Abbas

Mengutip dari sumber yang sama, Abdullah bin Al-Abbas memiliki beberapa peranan penting, yaitu:

  • Merupakan Amirul Hajj (Pemimpin Haji). Khalifah Utsman bin Affan RA mengangkatnya sebagai Amirul Haji pada tahun 35 Hijriyah.
  • Ketika Ali bin Abi Thalib diangkat sebagai khalifah, Abdullah bin Al-Abbas merupakan pendukung utama dan mengambil peran penting dalam berbagai peperangannya.
  • Diangkat sebagai gubernur Bashrah dan sekitarnya yang berada di bawah naungan Ali bin Abi Thalib.

Faktor Berdirinya Daulah Abbasiyah

Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Abu Achmadi dan Sungarso, beberapa faktor yang menyebabkan berdirinya Daulah Abbasiyah yaitu:

  • Bani Abbasiyah merasa bahwa mereka lebih berhak daripada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam karena mereka keturunan Bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
  • Sistem pemerintahan Dinasti Umayyah semakin menyimpang jauh dari nilai-nilai agama Islam.
  • Mereka adalah kalangan orang-orang yang tersingkir dari kekuasaan Dinasti Umayyah, kemudian melakukan pemberontakan.

Kemudian, keturunan Bani Abbasiyah mengadakan gerakan pemberontakan terhadap Dinasti Umayyah. Pemberontakan tersebut mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak yang berhasil membangun jaringan oposisi yang cukup luas yaitu dengan pemimpin keturunan paman Nabi Muhammad SAW.

Keturunan paman Nabi Muhammad SAW yang memimpin pemberontakan tersebut adalah Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abdullah, dan Muhammad bin Ali.

Periode Daulah Abbasiyah

Syamsuri dalam buku Ekonomi Pembangunan Islam: Sebuah Prinsip, Konsep dan Asas Falsafahnya mengatakan bahwa Daulah Abbasiyah merupakan perwakilan dari kekhalifahan Islam terbesar dan terpanjang dalam sejarah Islam klasik.

Daulah Abbasiyah berkuasa lebih dari lima abad, yaitu sejak tahun 132-656 H/ 750-1258 M.

Penerapan pola pemerintahan Daulah Abbasiyah berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berikut beberapa periode Daulah Abbasiyah:

  • Periode pertama berlangsung dari tahun 132-232 H/ 750-847 M. Pada periode ini, kekuasaan berada di tangan para khalifah secara penuh.
  • Periode kedua berlangsung dari tahun 232-590 H. Pada periode ini, kekuasaan politik berpindah dari tangan khalifah kepada golongan Turki (232-334 H), Bani Buwaih (334-447 H), dan Bani Saljuq (447-590 H).
  • Periode ketiga berlangsung dari tahun 590 H-656 H. Pada periode ini, kekuasaan berada kembali di tangan khalifah namun hanya di Baghdad dan sekitarnya.




(kri/kri)

Hide Ads