Khalifah yang paling terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Khalifah Harun ar-Rasyid. Ia disebut-sebut sangat berjasa dalam membawa masa keemasan Islam.
Mengutip dari Ad-Daulah Al-Abbasiyyah karya Syaikh Muhammad al-Khudari, Khalifah Harun ar-Rasyid bin Muhammad al-Mahdi bin Al-Manshur Al-Abbasi Abu Ja'far merupakan khalifah kelima dari Dinasti Abbasiyah di Irak dan yang paling terkenal.
Harun ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 145 H saat ayahnya, Al-Mahdi, menjabat sebagai walikota di Khurasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayahnya mempersiapkan dirinya sebagai khalifah oleh karena itu ia diberikan tanggung jawab sebagai komandan militer Ash-Sha'ifah pada 163 dan 165 H.
Pada tahun 164 H, Al-Mahdi mengangkatnya sebagai walikota di wilayah Barat secara keseluruhan mulai dari Anbar hingga seluruh perbatasan Afrika.
Hingga akhirnya, pada tahun 166 H Al-Mahdi mengangkatnya sebagai putra mahkota. Namun, Harun ar-Rasyid baru diangkat secara resmi sebagai khalifah saat saudaranya, Al-Hadi, wafat.
Tepatnya pada 14 Rabiul Awwal tahun 170/14 September 786 M dalam usia 25 tahun. Periode pemerintahan Harun ar-Rasyid merupakan kekhalifahan yang mencapai puncak kejayaannya.
Puncak kejayaannya itu baik dari bidang kekuataan militer, ekonomi, kekayaan, ilmu pengetahuan, maupun dalam bidang sastra.
Pada masa pemerintahan ini, rakyat mengalami peningkatan kemakmuran baik di pusat ibukota maupun di daerah.
Tepatnya di Baghdad, dari segi arsitektur ia melebihi semua peradaban yang dikenal pada masanya.
Di sana dibangun istana-istana megah, di mana pembangunan sebagian dari istana-istana menghabiskan ratusan ribu dinar.
Para arsitektur yang mendesain bangunan tersebut juga sangat teliti, mulai dari pembangunan tiang pancangnya dan pengaturan segala sesuatunya hingga tampak megah dan kokoh.
Bahkan, jalan-jalan ketika itu tampak aman dan nyaman sehingga orang-orang yang berjalan dan bepergian tampak tenang.
Dari segi kekayaan negara, banyak pajak hasil bumi dari pemerintahan daerah Islam yang berdatangan ke Baghdad. Sebagian pakar sejarah menaksir kekayaan kekhalifahan Abbasiyah mencapai 400 juta dirham.
Semua kekayaan tersebut dimasukkan ke dalam Baitul Mal yang digunakan untuk gaji dan didistribusikan untuk keperluan lainnya.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Baghdad merupakan pusat bagi para pelajar dari seluruh negeri. Di sana terdapat para pakar dan tokoh-tokoh terkemuka dalam bidang hadits, fikih, ahli baca Al-Qur'an, pakar bahasa Arab, dan gramatikanya.
Meskipun begitu, pemerintahan Harun ar-Rasyid ini tidak lepas dari adanya pemberontakan. Misalnya saja munculnya kaum Khawarij yang kuat dan berhasil mengalahkan pasukannya.
Harun ar-Rasyid yang melihat hal tersebut langsung mengangkat Yazid bin Mazid Asy-Syaibani yang berhasil memenggal kepala al-Walid dan mengirimkannya kepada Harun ar-Rasyid disertai dengan surat kemenangan.
Khalifah Harun ar-Rasyid merupakan seorang pemimpin yang peduli dan menjaga syariat serta hukum-hukum Allah SWT.
Mengenai salatnya, ia terbiasa mengerjakan salat sunnah seratus rakaat setiap harinya hingga ia meninggal, kecuali sedang menderita sakit.
Ia juga dikenal sebagai khalifah yang bermurah hati, ia senang memberikan bantuan dan hadiah kepada orang yang membutuhkan dan orang yang berprestasi dari harta pribadinya setiap hari sebanyak 1000 dirham.
Mengenai ibadah haji, ia juga tidak pernah ketinggalan untuk menunaikannya kecuali jika sibuk berperang.
Setiap tahunnya, Khalifah Harun ar-Rasyid selalu disibukkan dengan menunaikan ibadah haji dan berperang. Terhitung ia telah 9 kali memimpin ibadah haji selama masa pemerintahannya.
Salman Rusydie Anwar dalam buku Harun ar-Rasyid: Kejayaan Raja Teragung di Dunia menjelaskan bahwa perbandingan kemajuan yang telah dicapai antara masa Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin, pemerintah Dinasti Umayyah, dan kekuasaan Dinasti Abbasiyah cukup signifikan.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, kemajuan Islam yang dicapai terutama dalam bidang agama dan politik. Pada masa Khulafaur Rasyidin, kemajuan yang dicapai Islam terutama di bidang politik dan militer.
Ketika Dinasti Umayyah berkuasa kemajuan Islam dicapai terutama di bidang politik, ekonomi, dan militer. Sedangkan pada masa Dinasti Abbasiyah pencapaian Islam meliputi bidang politik, militer, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan peradaban.
Dikatakan bahwa ketika menjabat sebagai khalifah, Harun ar-Rasyid biasa turun ke jalan pada malam hari. Ia menyamar dengan berpakaian sebagai orang biasa sehingga tidak banyak yang mengira bahwa ia adalah khalifah.
Tujuannya untuk mengetahui secara langsung kondisi masyarakat yang sebenarnya, ia akan mengetahui dengan mata kepalanya sendiri mana dari umatnya yang masih menderita.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi