Cara Mengubah Takdir yang Telah Tertulis di Lauhul Mahfudz

Cara Mengubah Takdir yang Telah Tertulis di Lauhul Mahfudz

Kristina - detikHikmah
Jumat, 13 Okt 2023 11:45 WIB
Arab man praying on mat in desert. Male is in traditional wear. He is kneeling on sand.
Ilustrasi cara mengubah takdir yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Foto: Getty Images/xavierarnau
Jakarta -

Takdir setiap makhluk telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz. Menurut suatu pendapat yang bersandar pada riwayat Ibnu Umar RA, takdir tersebut mungkin masih bisa berubah. Begini cara mengubahnya.

Lauhul Mahfudz adalah kitab yang berada di tempat yang tinggi dan terjaga dari penambahan, pengurangan, penyimpangan, dan perubahan, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir. Menurut Muqatil, Lauhul Mahfudz berada di kanan 'Arasy.

Dalam riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas RA, Lauhul Mahfudz ini terbuat dari mutiara putih yang panjangnya seperti jarak antara langit dan bumi dengan lebar sama seperti jarak antara masyriq dan magrib. Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لَوْحًا مَحْفُوظًا مِنْ دُرَّة بَيْضَاءَ، صَفَحَاتُهَا مِنْ يَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ، قَلَمه نُورٌ وَكِتَابُهُ نُورٌ، لِلَّهِ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سِتُّونَ وَثَلَاثُمِائَةُ لَحْظَةٍ، يَخْلُقُ وَيَرْزُقُ، وَيُمِيتُ وَيُحْيِي، ويُعِزُّ ويُذِلُّ، وَيَفْعَلُ مَا يَشَاءُ

Artinya: "Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya." (HR At-Thabrani)

ADVERTISEMENT

Lauhul Mahfudz juga disebut sebagai kitab catatan takdir. Allah SWT berfirman dalam surah Al Hadid ayat 22-23,

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ ٢٢ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ ٢٣

Artinya: "Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah. (Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan dalam kitab Ath-Thibbun Nabawi, takdir yang tercatat dalam Lauh Mahfudz mungkin bisa berubah. Hal ini bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Ar Ra'd ayat 39.

يَمْحُوا اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ وَيُثْبِتُ ۚوَعِنْدَهٗٓ اُمُّ الْكِتٰبِ ٣٩

Artinya: "Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Di sisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitāb (Lauh Mahfuz)."

Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat tersebut. Menurut riwayat Ibnu Abbas RA sebagaimana termuat dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah menghapuskan apa yang dikehendaki-Nya, kecuali nasib celaka, nasib bahagia, hidup, dan mati. Mujahid juga mengatakan, takdir bisa berubah kecuali hidup, mati, celaka, dan bahagia.

Sementara itu, dalam riwayat Ibnu Umar RA, ia pernah berdoa dalam tawafnya di Baitullah seraya menangis, "Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia."

Dari perbedaan pendapat tersebut, Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa takdir itu dapat dihapus oleh Allah SWT menurut kehendak-Nya dan Dia menetapkan apa yang menjadi kehendak-Nya atas takdir itu.

Cara Mengubah Takdir

Ada beberapa cara untuk mengubah takdir yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Menurut buku 30 Hari Meraih Kekuatan Zikir karya Muhammad Arifin Ilham, dua di antara cara mengubah takdir adalah dengan berdoa dan berikhtiar.

Hal tersebut bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Ar Ra'd ayat 11

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ ١١

Artinya: "Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.:

Dan dalam hadits yang termuat dalam Al-Musnad, Sunan Ibnu Majah, dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah.

لَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ

Artinya: "Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa."

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr mengatakan dalam adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah, hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menolak dengan doa atas apa yang telah Dia tetapkan atas hamba-Nya.

Para ulama menyebut, takdir yang bisa diubah dengan doa dan ikhtiar ini adalah takdir mu'allaq.

Wallahu a'lam.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads