Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mengamalkan salat gerhana ketika terjadi fenomena langit seperti gerhana matahari maupun gerhana bulan. Namun, apa yang bisa dilakukan wanita haid yang tidak bisa mengamalkan salat?
Anjuran Rasulullah SAW bagi muslim dapat melihat fenomena langit tersebut secara langsung termaktub dalam salah satu riwayat hadits. Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ ، وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا ، فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Sungguh matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengan keduanya, dan keduanya tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang dari manusia, maka jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan salat." (HR Bukhari)
Dikutip dari buku Ringkasan Shahih Al-Bukhari oleh Imam Az Zabidi, mulanya, Rasulullah SAW menganjurkan salat gerhana untuk mengaburkan keyakinan muslim yang menghubungkan fenomena gerhana dengan hari wafat putranya. Salat gerhana diharapkan dapat mengingatkan muslim pada keagungan Allah SWT atas penciptaan matahari dan bulan.
Untuk itu, amalan yang disyariatkan ketika melihat gerhana sejatinya ditujukan sebagai penghadiran rasa takut kepada Allah SWT. Belum lagi, peristiwa gerhana tersebut mengingatkan manusia pada tanda-tanda kejadian hari kiamat atau azab akibat dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Tetapi dengan gerhana ini, Allah membuat para hamba-Nya takut." (HR Bukhari)
Baca juga: Hukum Membaca Al-Qur'an di HP saat Haid |
Amalan bagi Wanita Haid saat Terjadi Gerhana
Tidak perlu khawatir bagi wanita haid yang tidak bisa mengamalkan salat gerhana. Rasulullah SAW juga menyebutkan amalan lain yang dapat dilakukan saat gerhana di luar salat karena pada dasarnya, muslim dianjurkan untuk bertaqarrub atau menghadirkan rasa takut pada Allah SWT.
Salah satunya dijelaskan dalam hadits yang diceritakan istri Rasulullah SAW yakni 'Aisyah RA,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat, dan bersedekahlah." (HR Bukhari)
Amalan yang bisa dilakukan wanita haid saat gerhana di antaranya berdoa, bersedekah, berdzikir, dan beristighfar pada Allah SWT. Dinukil dari buku Panduan Sholat Rasulullah 2 oleh Imam Abu Wafa, amalan tersebut dilakukan selama fenomena gerhana yang dijadikan acuan dapat disaksikan langsung oleh mata telanjang.
"Rasulullah SAW mengaitkan perintah dengan salat, doa, zikir, dan istigfar melalui penglihatan mata secara langsung bukan berdasarkan alat hisab atau perhitungan," demikian keterangan buku tersebut.
Ibnu Batthal dalam Syarah Shahih Bukhari juga pernah menyebutkan hal serupa. "Maka Rasulullah SAW telah menyuruh untuk berdoa pada saat terjadi keduanya, beristighfar, sebagaimana beliau juga menyuruh untuk salat," jelasnya.
Menurutnya, amalan yang dianjurkan bagi muslim pada saat gerhana tidak terkhusus hanya pada pengamalan salat. Sebaliknya, dianjurkan untuk mengerjakan amalan yang dapat mendekatkan diri pada Allah SWT seperti doa, sedekah, dzikir, istighfar, dan amalan lainnya.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Cara Praktis Buka 8 Pintu Rezeki Sesuai Ajaran Al-Qur'an