Agama terdiri dari tiga tingkatan. Tingkatan paling tinggi berkaitan dengan akhlak manusia.
Mengutip buku Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam karya Muhammad Husain Mahasnah, tingkatan agama terendah adalah yang mengaku dirinya adalah Islam, sedangkan tingkatan kedua setelah Islam adalah iman.
Rasulullah SAW bersabda, "Islam itu secara terang-terangan, sedangkan iman itu letaknya di dalam hati." Artinya, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat secara terang-terangan sudah cukup menjadikan seseorang sebagai seorang muslim. Namun, dirinya belum tentu beriman sebab tidak ada yang mengetahui apa yang ada di dalam hatinya kecuali dirinya dan Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Islam dan iman, tingkatan agama yang paling tinggi adalah ihsan. Orang-orang yang memiliki sifat ihsan disebut sebagai muhsinin. Mereka yaitu hamba-hamba Allah SWT yang saleh, sebagaimana dijelaskan dalam buku Tangisan Malammu Dapat Mengubah Takdir karya Muhammad Khatib.
Para ulama menjelaskan, apabila ihsan sudah terwujud, berarti iman dan Islam juga sudah terwujud pada diri seorang hamba. Tidak semua muslim itu mukmin, dan tidak setiap mukmin itu muhsin. Oleh karena itu, Allah SWT menyebutkan ha-hak mereka dalam surah An-Nahl ayat 128 yang berbunyi,
اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُوْنَ ࣖ
Artinya: "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan yang berbuat kebaikan."
Dijelaskan lebih lanjut dalam buku Cara Meng-Upgrade Diri dengan Metode EnSQ Entrepreneur Spiritual Question karya Bahrudin, bahwa ihsan adalah tingkatan akhlak mulia yang sangat istimewa.
Ihsan artinya seseorang selalu menghadirkan Allah SWT dalam segala aspek dan aktivitasnya, yang membuat dirinya selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga ia akan selalu berusaha untuk melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan pahala dari Tuhannya.
Kata al-ihsan dalam Al-Qur'an berasal dari kata "ahsana"-"yuhsinu"-"ahsin" dan "ihsanan." Kata-kata ini merujuk kepada perbuatan baik dan lainnya, kebaikan yang lebih daripada yang sepatutnya atau yang sama maksudnya. Lawan kata dari ihsan adalah bakhil.
Allah SWT menyebutkan beberapa perbuatan ihsan dalam firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 83 yang berbunyi,
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Artinya: (Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, "Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat." Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.
Ihsan kepada sesama manusia dibagi menjadi dua, yakni wajib dan sunah. Ihsan wajib dilakukan dalam hal berbakti kepada kedua orang tua atau dalam hal adil saat berdagang, sedangkan ihsan sunah dilakukan ketika berkaitan dengan membantu seseorang di luar kemampuannya.
Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai ihsan. "Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu?" lalu beliau menjawab, "Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka sesungguhnya Ia melihatmu."
Lebih lanjut dijelaskan, sebagai tingkatan agama yang paling tinggi, Allah SWT tentu menyukai hamba-Nya yang berbuat ihsan. Jika Allah SWT sudah suka dan cinta kepada seseorang, maka tentu saja rahmat dan berkah-Nya akan selalu menyertai orang tersebut.
Baca juga: 4 Golongan Manusia yang Ditakuti Setan |
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!