9 Puisi Tentang Maulid Nabi yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna

9 Puisi Tentang Maulid Nabi yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Senin, 25 Sep 2023 21:15 WIB
Ilustrasi puisi
Foto: Getty Images/iStockphoto/mizar_21984
Jakarta -

Puisi merupakan karya sastra yang tersusun dari bahasa indah dan mengandung makna yang padat. Berbagai topik bisa menjadi tema dari sebuah puisi, salah satunya seperti Maulid Nabi SAW atau hari kelahiran Rasulullah SAW.

Biasanya, puisi tentang Maulid Nabi mengandung kekaguman terhadap Rasul SAW, rasa syukur atas kehadiran beliau di dunia, pujian akan kedudukannya yang mulia. Semua makna ini diungkap dalam puisi lewat untaian kata-kata yang elok nan bersajak

Agar kita bisa turut mengagumi, menyanjung, serta mengagungkan Rasulullah SAW lewat puisi, simak deretan puisi tentang Maulid Nabi pada uraian di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puisi Tentang Maulid Nabi SAW

Berikut beberapa puisi mengandung makna tentang Maulid Nabi SAW yang detikHikmah rangkum dari berbagai sumber:

1. Puisi tentang Maulid Nabi Pertama

Karya: Syekh al-Bushairi

ADVERTISEMENT

Kelahiran sang Nabi merebakkan aroma-aroma yang menebarkan wangi
Aduhai, dikau, wewangian ketika mekar dan kuncup

Saat sang Nabi lahir, wajah-wajah Persia kusam-muram
Mereka melihat petaka datang mengancam

Ketika mentari menjelang malam
Singgasana Kisra hancur berantakan
Sekutu-sekutu mereka terbelah

Api unggun yang dituhankan padam legam
Sungai-sungai menjadi kering-kerontang

(Dikutip dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).

2. Puisi tentang Maulid Nabi Kedua

Karya: Majdudin al-Baghdadi

Berkat cahaya sang Nabi
Dunia berpendar cahaya
Di bawah sinar itu
Semua pulang dan pergi
Tuhan menciptakannya
Sebagai sang pembawa Kasih
Manusia di bumi menari-nari

Keagungan Muhammad telah tercipta sebelum Adam
Nama-namanya tertulis di singgasana Tuhan
Sebelum ditulis dalam kitab-kitab suci

(Dinukil dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).

3. Puisi tentang Maulid Nabi Ketiga

Karya: Syekh an-Nabhani

Al-Mustafa telah datang, telah datang
Ialah sang nabi dan utusan Tuhan
Para nabi telah sampaikan kabar gembira itu
Tuhan mengutusnya untuk seluruh manusia
Meski lahir akhir, dialah yang pertama
Tuhan menyebut dia bagai matahari
Makkah, tempat dia lahir,
memancarkan cahaya
ke seluruh bumi manusia
Dunia berpendar cahaya
Andai dia tak lahir
Bumi tak mungkin bersinar terang

(Dikutip dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).

4. Puisi tentang Maulid Nabi Keempat

Karya: Ahmad Syauqi Beik

Telah lahir Sang Pembawa Lentera
Alam raya pun berpendar cahaya
Zaman tak henti-hentinya menebar senyum
Dan puja-puji dan kekaguman kepadanya

Jibril dan para malaikat mengelilinginya
Dunia hari ini dan masa depan kemanusiaan bersuka-cita
Singgasana Kerajaan Tuhan ('Arsy) berdiri begitu megah
Puncak alam semesta (Sidratul-Muntaha)
Mutiara memancarkan cahaya bening, bernyanyi riang

(Dikutip dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).

5. Puisi tentang Maulid Nabi Kelima

Karya: Muhammad Iqbal

Sinarilah dunia, yang terlalu lama dalam kegelapan
dengan nama Muhammad yang cemerlang

Sejuta shalawat dan salam untukmu
Oh nabi yang agung, nabi yang mulia
Nabi yang awal dan yang akhir

(Dinukil dari buku Islam oleh Husein Muhammad).

6. Simbol Maulid

Karya: Etta Adil

Satu ember unik tergelar di hadapan
Ada banyak telur di warna merah menghiasinya
Di dalamnya ada beras ketan, ayam goreng, dan rupa-rupa lauk pauk
Simbol khas yang disatukan dalam upacara adat
Ini adalah perayaan Maulid Nabi

Perayaan tentang sosok manusia maha mulia
Sosok al-Amin yang diberi tugas kenabian untuk seluruh umat manusia
Tak pernah ada cacat cela dalam hidupnya.
Sejarah hidupnya adalah keteladanan
Shalawat dan salam untuknya selalu

Aku tak tahu, mengapa ayam selalu menjadi simbol budaya
Dari upacara adat kelahiran sampai kematian.
Dan bahkan kini, Maulid yang kita sebut perayaan agama juga dimasuki simbol budaya

Ataukah ini asimilasi dalam sejarah masuknya Islam
Ataukah jejak kekayaan berpikir dalam mengatasi persoalan adat dan agama

Dan ingatkah kita, betapa simbol adat menjadi pemicu konflik dan perang dua kerajaan adikuasa.
Lewat massaung manu', sabung ayam antara MangkauE ri Bone dan Sombayya ri Gowa, antara Manu Bakkana Bone dengan Jangang Ejana Gowa

Sejarah pada akhirnya harus menjadi cermin dan pelajaran
Budaya dalam perjalanan sejarah pada akhirnya harus menjadi tempat menimba kebijaksanaan
Sebagaimana sejarah nabi mewariskan keteladanan,
Sejarah daerah juga selayaknya mewariskan kearifan lokal dalam berpikir dan bertindak

(Dikutip dari buku Menjawab Waktu (Antologi Puisi) oleh Etta Adil).

7. Maulid Nabi

Karya: Muthi' Ahmad

Gelapnya malam yang begitu mencekam
Seakan membuat lentera menjadi padam
Hati yang tidak karuan..
Ingin sekali mendapati sebuah siraman
Siraman rohani....
Membuat hati ini menjadi suci
Bagaikan gelas guci...
Yang penuh dengan intan yang murni
Perbedaan adalah suatu rahmat
Di balik itu terdapat beribu nikmat
Tanpa mengedepankan sikap sok taat
Dengan hujaah yang diplomat
Maulid Nabi Muhammad...
Adalah merupakan implementasi kemantapan i'tiqad
Atas diberikannya limpahan rahmat
Bukannya kok dianggap sesat...

(Dinukil dari buku Tarian Pena (Antologi Puisi) oleh Muthi' Ahmad).

8. Maulid Nabi

Karya: Ahmad M. Sewang

Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nurin
Engkau bagai mentari
Menyinari semesta alam
Engkau bagai purnama
di tengah kedipan jutaan bintang
Marwahmu bagai magnet
Yang mempesona sejak 14 abad silam
Engkau cahaya di atas cahaya
Membawa terang di malam kelam
Menuntun manusia ke alam terang

Engkau manusia paripurna
Menjadi teladan dengan akhlak karimah
Menjadi sumber mata air kebaikan
Laksana embun penyejuk hati
Tatkala manusia dalam kekeringan rohani
Pengaruhmu meluas di planet bumi
Milyaran manusia jadi saksi
Menyebut namamu sembilan kali sehari-semalam
Engkau selalu terasa hadir dalam hati
Engkau jadi model sepanjang masa
Dari bangun tidur hingga ke tempat tidur

Ya Rabbi salli ala Muhammad
Ya Rabbi salli alaihi wa sallim
Ya Rabbi ballighul wasilah
Ya Rabbi khussahu bil fadilah

Kedatanganmu ditunggu dan dirindukan
Kelahiranmu disambut penuh suka cita
Maulidmu diperingati sebagai wujud rasa cinta
Nasihat dan ajaranmu didengar dan ditaati
Sebagai harapan akan syafaatmu di Padang Mahsyar
Kami berkumpul di sini di tempat ini
Sebagai tanda rindu tak tertahankan padamu ya Nabi

(Dinukil dari buku Selalu Ada Jalan Keluar (SAJAK) oleh Ahmad M. Sewang).

9. Muhammad SAW

Karya Bilqis Nur Sakilatul Mawaddah

Muhammad sang peneduh jiwa
Terdengar tangisan bahagia
Angin yang berhembus selembut sutra
Terasa hangat pelukan bahagia sang Ibunda
Menyambut lahirnya seorang bayi istimewa
Bagai butir mutiara penyejuk jiwa

Sang Muhammad bin Abdullah
Dengan kekurangannya yang tak bisa menulis
dan membaca
Menuntunnya dalam takdir Allah SWT

Ketika dalam kesunyiannya di Gua Hira,
mendapatkan wahyu pertamanya
Dakwah yang sulit diterima masyarakat
Godaan-godaan dan siksaan tak bisa dihindarkan
Ketika perang tanpa henti membela islam
Yang harus diteladani umatnya hingga sekarang
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad

Kini engkau telah tiada, meninggalkan cahaya imanmu
untuk selalu dikenang umatmu
hingga hari akhir nanti tiba
Wahai Rasulku, Nabiku, dan Junjunganku
Selamatkanlah kami hambamu yang hina ini dengan syafaatmu
Wahai sang peneduh jiwaku....

(Dikutip dari buku Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta oleh siswa-siswi SMA An-Nuriyyah Bumiayu tahun 2021-2022).

Itulah deretan puisi tentang Maulid Nabi SAW yang menyentuh hati, penuh makna, dan menginspirasi.




(fds/fds)

Hide Ads