Puisi merupakan karya sastra yang tersusun dari bahasa indah dan mengandung makna yang padat. Berbagai topik bisa menjadi tema dari sebuah puisi, salah satunya seperti Maulid Nabi SAW atau hari kelahiran Rasulullah SAW.
Biasanya, puisi tentang Maulid Nabi mengandung kekaguman terhadap Rasul SAW, rasa syukur atas kehadiran beliau di dunia, pujian akan kedudukannya yang mulia. Semua makna ini diungkap dalam puisi lewat untaian kata-kata yang elok nan bersajak
Agar kita bisa turut mengagumi, menyanjung, serta mengagungkan Rasulullah SAW lewat puisi, simak deretan puisi tentang Maulid Nabi pada uraian di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puisi Tentang Maulid Nabi SAW
Berikut beberapa puisi mengandung makna tentang Maulid Nabi SAW yang detikHikmah rangkum dari berbagai sumber:
1. Puisi tentang Maulid Nabi Pertama
Karya: Syekh al-Bushairi
Kelahiran sang Nabi merebakkan aroma-aroma yang menebarkan wangi
Aduhai, dikau, wewangian ketika mekar dan kuncup
Saat sang Nabi lahir, wajah-wajah Persia kusam-muram
Mereka melihat petaka datang mengancam
Ketika mentari menjelang malam
Singgasana Kisra hancur berantakan
Sekutu-sekutu mereka terbelah
Api unggun yang dituhankan padam legam
Sungai-sungai menjadi kering-kerontang
(Dikutip dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).
2. Puisi tentang Maulid Nabi Kedua
Karya: Majdudin al-Baghdadi
Berkat cahaya sang Nabi
Dunia berpendar cahaya
Di bawah sinar itu
Semua pulang dan pergi
Tuhan menciptakannya
Sebagai sang pembawa Kasih
Manusia di bumi menari-nari
Keagungan Muhammad telah tercipta sebelum Adam
Nama-namanya tertulis di singgasana Tuhan
Sebelum ditulis dalam kitab-kitab suci
(Dinukil dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).
3. Puisi tentang Maulid Nabi Ketiga
Karya: Syekh an-Nabhani
Al-Mustafa telah datang, telah datang
Ialah sang nabi dan utusan Tuhan
Para nabi telah sampaikan kabar gembira itu
Tuhan mengutusnya untuk seluruh manusia
Meski lahir akhir, dialah yang pertama
Tuhan menyebut dia bagai matahari
Makkah, tempat dia lahir,
memancarkan cahaya
ke seluruh bumi manusia
Dunia berpendar cahaya
Andai dia tak lahir
Bumi tak mungkin bersinar terang
(Dikutip dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).
4. Puisi tentang Maulid Nabi Keempat
Karya: Ahmad Syauqi Beik
Telah lahir Sang Pembawa Lentera
Alam raya pun berpendar cahaya
Zaman tak henti-hentinya menebar senyum
Dan puja-puji dan kekaguman kepadanya
Jibril dan para malaikat mengelilinginya
Dunia hari ini dan masa depan kemanusiaan bersuka-cita
Singgasana Kerajaan Tuhan ('Arsy) berdiri begitu megah
Puncak alam semesta (Sidratul-Muntaha)
Mutiara memancarkan cahaya bening, bernyanyi riang
(Dikutip dari buku Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Husein Muhammad).
5. Puisi tentang Maulid Nabi Kelima
Karya: Muhammad Iqbal
Sinarilah dunia, yang terlalu lama dalam kegelapan
dengan nama Muhammad yang cemerlang
Sejuta shalawat dan salam untukmu
Oh nabi yang agung, nabi yang mulia
Nabi yang awal dan yang akhir
(Dinukil dari buku Islam oleh Husein Muhammad).
6. Simbol Maulid
Karya: Etta Adil
Satu ember unik tergelar di hadapan
Ada banyak telur di warna merah menghiasinya
Di dalamnya ada beras ketan, ayam goreng, dan rupa-rupa lauk pauk
Simbol khas yang disatukan dalam upacara adat
Ini adalah perayaan Maulid Nabi
Perayaan tentang sosok manusia maha mulia
Sosok al-Amin yang diberi tugas kenabian untuk seluruh umat manusia
Tak pernah ada cacat cela dalam hidupnya.
Sejarah hidupnya adalah keteladanan
Shalawat dan salam untuknya selalu
Aku tak tahu, mengapa ayam selalu menjadi simbol budaya
Dari upacara adat kelahiran sampai kematian.
Dan bahkan kini, Maulid yang kita sebut perayaan agama juga dimasuki simbol budaya
Ataukah ini asimilasi dalam sejarah masuknya Islam
Ataukah jejak kekayaan berpikir dalam mengatasi persoalan adat dan agama
Dan ingatkah kita, betapa simbol adat menjadi pemicu konflik dan perang dua kerajaan adikuasa.
Lewat massaung manu', sabung ayam antara MangkauE ri Bone dan Sombayya ri Gowa, antara Manu Bakkana Bone dengan Jangang Ejana Gowa
Sejarah pada akhirnya harus menjadi cermin dan pelajaran
Budaya dalam perjalanan sejarah pada akhirnya harus menjadi tempat menimba kebijaksanaan
Sebagaimana sejarah nabi mewariskan keteladanan,
Sejarah daerah juga selayaknya mewariskan kearifan lokal dalam berpikir dan bertindak
(Dikutip dari buku Menjawab Waktu (Antologi Puisi) oleh Etta Adil).
7. Maulid Nabi
Karya: Muthi' Ahmad
Gelapnya malam yang begitu mencekam
Seakan membuat lentera menjadi padam
Hati yang tidak karuan..
Ingin sekali mendapati sebuah siraman
Siraman rohani....
Membuat hati ini menjadi suci
Bagaikan gelas guci...
Yang penuh dengan intan yang murni
Perbedaan adalah suatu rahmat
Di balik itu terdapat beribu nikmat
Tanpa mengedepankan sikap sok taat
Dengan hujaah yang diplomat
Maulid Nabi Muhammad...
Adalah merupakan implementasi kemantapan i'tiqad
Atas diberikannya limpahan rahmat
Bukannya kok dianggap sesat...
(Dinukil dari buku Tarian Pena (Antologi Puisi) oleh Muthi' Ahmad).
8. Maulid Nabi
Karya: Ahmad M. Sewang
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nurin
Engkau bagai mentari
Menyinari semesta alam
Engkau bagai purnama
di tengah kedipan jutaan bintang
Marwahmu bagai magnet
Yang mempesona sejak 14 abad silam
Engkau cahaya di atas cahaya
Membawa terang di malam kelam
Menuntun manusia ke alam terang
Engkau manusia paripurna
Menjadi teladan dengan akhlak karimah
Menjadi sumber mata air kebaikan
Laksana embun penyejuk hati
Tatkala manusia dalam kekeringan rohani
Pengaruhmu meluas di planet bumi
Milyaran manusia jadi saksi
Menyebut namamu sembilan kali sehari-semalam
Engkau selalu terasa hadir dalam hati
Engkau jadi model sepanjang masa
Dari bangun tidur hingga ke tempat tidur
Ya Rabbi salli ala Muhammad
Ya Rabbi salli alaihi wa sallim
Ya Rabbi ballighul wasilah
Ya Rabbi khussahu bil fadilah
Kedatanganmu ditunggu dan dirindukan
Kelahiranmu disambut penuh suka cita
Maulidmu diperingati sebagai wujud rasa cinta
Nasihat dan ajaranmu didengar dan ditaati
Sebagai harapan akan syafaatmu di Padang Mahsyar
Kami berkumpul di sini di tempat ini
Sebagai tanda rindu tak tertahankan padamu ya Nabi
(Dinukil dari buku Selalu Ada Jalan Keluar (SAJAK) oleh Ahmad M. Sewang).
9. Muhammad SAW
Karya Bilqis Nur Sakilatul Mawaddah
Muhammad sang peneduh jiwa
Terdengar tangisan bahagia
Angin yang berhembus selembut sutra
Terasa hangat pelukan bahagia sang Ibunda
Menyambut lahirnya seorang bayi istimewa
Bagai butir mutiara penyejuk jiwa
Sang Muhammad bin Abdullah
Dengan kekurangannya yang tak bisa menulis
dan membaca
Menuntunnya dalam takdir Allah SWT
Ketika dalam kesunyiannya di Gua Hira,
mendapatkan wahyu pertamanya
Dakwah yang sulit diterima masyarakat
Godaan-godaan dan siksaan tak bisa dihindarkan
Ketika perang tanpa henti membela islam
Yang harus diteladani umatnya hingga sekarang
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad
Kini engkau telah tiada, meninggalkan cahaya imanmu
untuk selalu dikenang umatmu
hingga hari akhir nanti tiba
Wahai Rasulku, Nabiku, dan Junjunganku
Selamatkanlah kami hambamu yang hina ini dengan syafaatmu
Wahai sang peneduh jiwaku....
(Dikutip dari buku Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta oleh siswa-siswi SMA An-Nuriyyah Bumiayu tahun 2021-2022).
Itulah deretan puisi tentang Maulid Nabi SAW yang menyentuh hati, penuh makna, dan menginspirasi.
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?