Aksi perobekan Al-Qur'an kembali terjadi di Belanda. Sejumlah negara di dunia seperti Arab Saudi dan negara-negara Teluk (GCC) serta beberapa negara mayoritas Islam lain mengecam tindakan islamofobia tersebut.
Tokoh dan kelompok islamofobia di Eropa Utara dalam beberapa bulan terakhir berulang kali melakukan pembakaran Al-Qur'an dan upaya serupa yang memicu kemarahan negara-negara Muslim dan dunia. Mereka menyebut aksi ini sebagai kebebasan berekspresi.
Pada Sabtu (23/9/2023), Edwin Wagensveld, pemimpin PEGIDA, sebuah kelompok islamofobia, merobek Al-Qur'an di depan kedutaan besar Turki, Indonesia, dan Pakistan serta di depan kedutaan Denmark di Den Haag, Belanda, lapor kantor berita Anadolu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wagensveld diketahui telah beberapa kali melakukan aksi serupa sebelumnya. Pada 18 Agustus ia merobek Al-Qur'an di depan kedutaan besar Turki di Den Haag. Al-Qur'an tersebut kemudian diserahkan kepada duta besar Turki untuk Belanda pada Jumat (22/9/2023) lalu. Sebelumnya Wagensveld melakukan aksi serupa pada Januari dan Februari 2023.
Aksi berulang tersebut menuai kecaman dari banyak negara. Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan menegaskan kembali penolakan penuh Kerajaan terhadap tindakan berulang yang mereka sebut "penuh kebencian yang tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun".
"Tindakan tersebut memicu kebencian, pengucilan, dan rasisme dan bertentangan dengan upaya internasional dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan penolakan terhadap ekstremisme," ujar kementerian dalam sebuah pertanyaan, seperti dilansir Arab News, Senin (25/9/2023).
Dalam pernyataan terpisah, GCC meminta negara-negara tempat aksi provokatif tersebut berlangsung untuk ikut andil dan mengambil tanggung jawab hukum dan moral untuk mengakhiri apa yang mereka sebut "praktik yang ditolak secara internasional".
Sekretaris Jenderal GCC Jassim Mohammed Al-Budaiwi menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah mendesak dan efektif guna menghadapi "tindakan agresif dan provokatif" tersebut.
Selain itu, Yordania juga mengutuk aksi perobekan Al-Qur'an di depan kedutaan besar beberapa negara Muslim di Den Haag tersebut. Kementerian Luar Negeri Yordania dalam sebuah pernyataannya menegaskan menolak penuh "tindakan tidak bertanggung jawab yang memprovokasi perasaan dua miliar Muslim di seluruh dunia, yang memicu kebencian dan mengancam hidup berdampingan dengan damai."
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!