5 Nilai Inti Keluarga Nurhayati Subakat yang Sukses dengan Bisnis Kosmetik Halal

5 Nilai Inti Keluarga Nurhayati Subakat yang Sukses dengan Bisnis Kosmetik Halal

Kristina - detikHikmah
Jumat, 22 Sep 2023 14:01 WIB
Nurhayati Subakat, sosok pendiri Paragon Innovation and Technology di balik beasiswa Paragon.
Nurhayati Subakat, pebisnis wanita yang sukses dengan kosmetik halal. Foto: Dok. Nurhayati Subakat
Jakarta -

Perjumpaan empat hari rasanya terlalu singkat untuk menelisik lebih jauh nilai-nilai yang tertanam dalam keluarga Nurhayati Subakat. Sosok di balik pelopor brand kosmetik halal di Indonesia ini telah memberikan lapangan pekerjaan kepada lebih dari 12 ribu orang dengan tetap rendah hati.

"Didikan keluarga membuat saya terbiasa hidup sederhana dan peduli dengan keadaan orang lain di sekitar saya." - Nurhayati Subakat dalam sebuah biografi ringkasnya yang ditulis oleh Yudhistira ANM Massardi.

Ucapan yang syarat akan makna tersebut kiranya tepat untuk mengupas filosofi hidup dalam keluarga Nurhayati. Pekan kedua di bulan kelahiran Nabi SAW ini rasanya juga selaras untuk belajar nilai-nilai kedisiplinan, kerja keras, kesederhanaan, dan kerendahan hati dari umat beliau SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iman dan Takwa

Nurhayati dibesarkan dengan bekal iman dan takwa. Bekal ini kemudian ia wariskan kepada ketiga anaknya, Harman Subakat (Group CEO Paragon Corp), Salman Subakat (CEO NSEI Part of Paragon Corp), dan dr. Sari Chairunnisa (VP Research and Development, Paragon Corp).

"Pendidikan agama, menurut saya, harus tertanam dari kecil, sehingga itu akhirnya menjadi karakter. Kalau sudah menjadi karakter, itu sudah menjadi kebiasaan yang mudah-mudahan tidak akan berubah," ujar Nurhayati dalam biografinya.

ADVERTISEMENT

Meski belum berkesempatan bertemu dengan Nurhayati secara langsung, bekal iman dan takwa tersebut terlihat dari pribadi anak-anaknya, Harman dan Salman. Kebetulan dr. Sari sedang ada tugas di luar negeri.

Hal ini tampak dari keramahtamahan dan kerendahan hati generasi penerus Nurhayati tersebut saat menyambut para guru yang tergabung dalam Wardah Inspiring Teacher dan para awak media yang tergabung dalam Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP)--dua program corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang didirikan Nurhayati.

Kerendahan Hati

Siang itu langit Jakarta sedikit biru namun tidak begitu tegas karena diselimuti "kabut tipis abu-abu" alias polusi. Indeks kualitas udara dan tingkat polusi di ibu kota akhir-akhir ini sedang tidak sehat, menurut pantauan IQ Air.

Salman dengan aura positifnya menyambut kedatangan para guru dan awak media di lobi gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Kontras sekali dengan kondisi udara di Jakarta pada 16 September 2023 itu.

Sejak hari pertama pertemuan langsung dengan Harman dan Salman, tak terlihat keduanya berjalan membusungkan dada. Semuanya bersikap tawadhu, layaknya seorang murid bertemu gurunya. Hal tersebut merupakan buah didikan kakek-nenek Harman, Salman, dan Sari kepada Nurhayati yang kemudian diteruskan pada ketiganya.

Salman Subakat saat memberikan sambutan gala dinner Alumni Fellowship Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) di Jakarta, Minggu (17/9/2023).Salman Subakat saat memberikan sambutan gala dinner Alumni Fellowship Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) di Jakarta, Minggu (17/9/2023). Foto: Kristina/detikcom

Kedisiplinan

Selain rendah hati, budaya disiplin juga tertanam dalam keluarga Nurhayati. Wanita kelahiran 1950 ini adalah sosok yang dikenal rajin sejak kecil. Di Padang Panjang, tanah kelahirannya, udara pagi terasa sangat dingin. Meski demikian, Nurhayati tidak pernah terlambat datang ke sekolah yang dimulai jam 7 pagi itu. Ia selalu datang awal dan baru sedikit murid lain yang sudah sampai.

"Ibunda saya, Ibu Nurjanah, sosok ibu tunggal yang berjuang membesarkan putra-putrinya sejak Bapak, Abdul Muin Saidi, berpulang ketika saya berusia 16 tahun. Sosok yang menanamkan mental kerja keras kepada putra-putrinya melalui keteladanan," kenang wanita yang masuk 100 tokoh wanita paling berpengaruh dalam sepanjang sejarah Indonesia itu.

Peduli Lingkungan dan Sesama

Keluarga Nurhayati juga memegang prinsip peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Menurut penuturan Nurhayati dalam biografinya, sejak kecil orang tuanya sudah mengajak anak-anaknya untuk berbagi, bergotong-royong, dan bekerja sama.

"Meskipun kondisi ekonomi orang tua cukup bagus, saya tidak mau berpakaian lebih bagus dari teman-teman. Saya memilih untuk berbaur setara dengan mereka," tuturnya.

Nurhayati membawa nilai kepedulian tersebut ke dalam perusahaan yang ia dirikan. Pada hari Minggu, 17 September 2023, sebanyak 120 Paragonian--sebutan karyawan Paragon Corp--menanam 10.000 bibit mangrove di pesisir Tangerang yang abrasinya cukup parah, tepatnya di Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk. Sebab, menurut saksi hidup dari warga lokal, wilayah penanaman bibit mangrove tersebut pada tahun 1980-an adalah lahan yang subur yang jadi andalan sektor pertanian.

Penanaman mangrove oleh Paragonian di pesisir Tangerang, Minggu (17/9/2023).Lokasi penanaman mangrove di Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang yang kini tergenang air, Minggu (17/9/2023). Foto: Kristina/detikcom

Lima Nilai Inti Perusahaan Nurhayati

Nurhayati menyarikan lima nilai dari apa yang ditanamkan dalam keluarganya yang kemudian menjadi pondasi perusahaan yang ia dirikan. Kelima nilai tersebut adalah ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi.

Wanita Indonesia yang masuk ke dalam daftar 25 Pebisnis Wanita yang memiliki dampak besar di dunia bisnis Asia versi Majalah Forbes 2018 ini menyebut, karakter inovasi dan kerendahan hati yang bertumpu pada keyakinan akan kekuasaan dan kebesaran kasih sayang Allah SWT akan menuntut seseorang untuk peduli.

"Pengalaman-pengalaman yang saya rasakan, baik secara pribadi sejak kecil, maupun ujian dan tantangan yang dihadapi perusahaan, menumbuhkan kesadaran pada diri saya betapa kasih sayang Allah begitu luas," ujarnya.

"Jadi, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa, pada hakikatnya, karakter ketuhanan, peduli, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi merupakan semacam lingkaran energi yang bergerak dan saling menggerakkan dalam mesin kehidupan," imbuhnya.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads